Banyak faktor memengaruhi tingkat sosial energi, di antaranya:
- Jenis kebutuhan khusus (misalnya autisme, ADHD, hambatan intelektual)
- Pola asuh dan pengalaman sosial sebelumnya
- Stimuli lingkungan seperti kebisingan atau tekanan sosial
- Kondisi emosional dan kesehatan anak
Seorang anak dengan spektrum autisme misalnya, mungkin terlihat nyaman bermain sendiri karena dunia sosial bisa menjadi medan yang melelahkan.
Tanda-Tanda Anak Perlu Istirahat Sosial
Sebagai orang dewasa di sekitar mereka, kita perlu peka terhadap tanda-tanda kelelahan sosial, seperti:
- Tiba-tiba diam atau menjauh dari kelompok
- Menutup telinga atau terlihat cemas di tempat ramai
- Menolak kontak mata atau enggan bicara
- Emosi meledak tanpa sebab yang jelas
Alih-alih memaksanya untuk "tetap ikut bermain," beri ruang aman dan waktu untuk tenang.
Strategi Menghormati dan Mendukung Sosial Energi ABK
- Sediakan ruang tenang atau area cool-down di sekolah dan rumah
- Gunakan jadwal visual dan kode isyarat untuk memberi waktu jeda
- Jangan paksa anak terus bersosialisasi saat ia menunjukkan tanda kelelahan
- Libatkan teman sebaya untuk memahami bahwa setiap anak punya cara unik dalam bersosialisasi
- Beri transisi waktu saat berpindah dari aktivitas sosial ke aktivitas individu
Peran Kita Semua: Orang Tua, Guru, dan Masyarakat
Orang tua adalah pengamat paling jeli dan pendamping utama dalam mengenali pola sosial energi anak. Guru perlu menciptakan kelas inklusif yang memberi ruang fleksibel dan tidak memaksakan interaksi.
Masyarakat umum harus menghentikan budaya menghakimi dan mulai belajar memahami. Tidak semua anak bisa langsung menyapa, tersenyum, atau membaur dan itu tidak apa-apa.
Empati Adalah Kunci
Memahami sosial energi anak berkebutuhan khusus bukan soal mencari kelemahan, tetapi tentang merayakan keunikan mereka. Tidak semua anak dilahirkan dengan kapasitas sosial yang sama, namun semua anak berhak dihargai dan dicintai sebagaimana adanya.