Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Baju Bau Miskin?": Menelisik Krisis Empati dan Nilai Dalam Pola Asuh Anak

14 Maret 2025   15:00 Diperbarui: 14 Maret 2025   16:30 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dampak Ucapan Kasar pada Perkembangan Anak

Ketika seorang anak menghina orang lain, itu bukan hanya masalah etika. Jika dibiarkan, perilaku ini bisa berkembang menjadi kebiasaan buruk, seperti:

  • Kesulitan membangun hubungan sosial yang sehat.
  • Kurangnya rasa tanggung jawab terhadap perasaan orang lain.
  • Munculnya pola pikir diskriminatif sejak dini.

Di sisi lain, anak yang menjadi korban hinaan juga bisa mengalami dampak psikologis, seperti rendahnya rasa percaya diri dan munculnya rasa tidak nyaman dalam lingkungan sosialnya.

Akademik Saja tak Cukup, Pendidikan Karakter Juga Penting

Banyak orang tua fokus pada nilai akademik, tetapi lupa bahwa karakter juga menentukan masa depan anak. Anak yang cerdas tapi tidak punya empati dan sopan santun bisa kesulitan di dunia nyata.

Mengapa karakter penting?

  • Membentuk pribadi yang kuat. Anak belajar menghargai orang lain dan mengendalikan emosi.
  • Menentukan kesuksesan. Dunia kerja butuh orang dengan sikap baik, bukan hanya pintar.
  • Mencegah sikap sombong. Anak yang hanya diajarkan soal akademik bisa tumbuh egois dan sulit beradaptasi.

Karakter yang baik harus dibangun sejak dini, dimulai dari rumah dan lingkungan sekitar. Jadi, jangan hanya ajarkan anak jadi pintar, tapi juga jadi baik.

Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua dan Guru?

Mengatasi perilaku seperti ini membutuhkan pendekatan yang bijak dan tidak reaktif. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan:

  1. Menegur dengan Tenang dan Tegas
    Jika anak mengeluarkan kata-kata menghina, hindari membalas dengan kemarahan. Alihkan dengan pertanyaan seperti, “Menurutmu, bagaimana perasaan seseorang jika mendengar kata-kata seperti itu?”

  2. Mengajarkan Empati Sejak Dini
    Biasakan anak untuk memahami perasaan orang lain melalui cerita, diskusi, atau kegiatan sosial seperti berbagi dengan sesama.

  3. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun