Mohon tunggu...
Nuni KaniaSari
Nuni KaniaSari Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Beberapa Tuntutan Pengembangan Budidaya Hortikultura di Indonesia

21 Januari 2019   10:04 Diperbarui: 21 Januari 2019   10:13 2063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : simonebarretoseguros.com

                                                                                                                            Budidaya tanaman hortikultura.

Permintaan hasil budidaya hortikultura di Indonesia semakin hari semakin tinggi. Bahkan kegiatan menanam tanaman hortikultura alias tanaman kebun kini menjadi tren dan kian digemari. Bahkan, dilansir dari Republika.co.id besar nilai ekspor dari produk hasil tani budidaya hortikultura di tahun ini mencapai Rp 2.8 triliun. Produk-produk hortikultura tersebut terdiri dari produk segar dan olahan. 

Berdasarkan penuturan Prof. Dr. Sobir, selaku peneliti utama Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB), dalam rangka meminimalisir impor serta seiring kebutuhan masyarakat yang kian meningkat, pemerintah mulai memprioritaskan hortikutura. Bahkan, hortikultura disebut-sebut akan menjadi solusi pertanian masa depan. 

Berbicara tentang perkembangan budidaya hortikultura di negara kita, tentunya menyadarkan kita bahwa selalu ada tantangan yang akan dihadapi di setiap prosesnya. Salah satu contohnya adalah perubahan cara pandang dan gaya hidup masyarakat Indonesia terhadap pangan di masa depan. 

Karakter konsumen di masa depan adalah meningkatnya tuntutan akan nilai gizi, keamanan, cita rasa dan ketersediaan pangan dari komoditas horikultura. Bahkan peningkatan ini terjadi secara pesat.

Kondisi seperti ini bisa memicu terjadinya kompetisi antara produk hortikultura lokal dengan produk impor (yang seringkali lebih berkualitas bahkan lebih murah). Oleh karena itu, mau tidak mau kondisi ini juga akan mempengaruhi manajemen produksi tanaman. Selain itu, terdapat beberapa tuntutan dari konsumen hortikultura di masa depan, di antaranya:

1. Produk hortikultura harus terbukti aman, bebas dari pestisida, cemaran racun dan mikroba berbahaya yang berakibat buruk bagi tubuh. Maximum Reside Limit (MRL) atau aturan batas maksimum residu di masa depan akan semakin ketat, sehingga dapat mempengaruhi pengelolaan perlindungan tanaman. 

Diharapkan pula tidak terjadi lagi kasus keracunan sianiada dari singkong dan Pb dari kangkung, sehingga produk hortikultura harus benar-benar aman dari berbagai kandungan zat berbahaya seperti loham berat dan racun. Produk juga harus terbebas dari bahan pengawet dan pewarna. Produk dengan formalin tidak akan digunakan sama sekali. 

2. Produk hortikultura dituntut memiliki kandungan zat berkhasiat untuk kesehatan dan nilai gizi yang tinggi. Informasi mengenai kandungan fitokimia dalam produk harus tersampaikan secara jelas pada konsumen. Maka dari itu, pelakasanaan penelitian mengenai manfaat sayur dan buah harus difokuskan agar dapat dibuktikan secara ilmiah dan diketahui kandungan fitokimia apa yang terkandung dalam produk.

3. Tidak hanya rasa yang enak, produk hortikultura juga harus memiliki kualitas yang tinggi. Kualitas atau mutu bisa merupakan keistimewaan dari suatu produk atau kecocokan produk dengan tujuan dari produksi. Standar kualitas di sini bisa merupakan tampilan produk seperti kebebasan dari cacat, keutuhan, tingkat kematangan, kesegaran, kebersihan dan lain sebagainya.

4. Produksi produk hortikultura harus memperhatikan mutu lingkungan. Seiring dengan tekanan populasi terhadap sumber daya lahan yang semakin kuat, tuntutan kelestarian lingkungan pun akan semakin ketat. Oleh karena itu, para ilmuwan Indonesia perlu memikirkan cara untuk dapat memproduksi pangan yang memenuhi tuntutan masyarakat namun tetap menjaga kelestarian lingkungan, mencegah erosi, pencemaran air dan tanah dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun