Oleh karena itu agar perpustakaan terus dapat diminati dan dikunjungi perpustakaan harus dapat bertrasformasi untuk menyesuaikan dirinya dengan generasi saat ini. Hal itu dapat dilakukan dengan cara.
1. Membuat Pojok NGOPIÂ
Pojok NGOPI (Ngobrol Penuh Inspirasi) dapat diwujudkan perpustakaan dalam bentuk siniar (podcast). Agenda siniar (podcast) tersebut dapat dilakukan mingguan atau bulanan dengan memperbincangkan berbagai pokok bahasan.
Harapannya melalui pojok NGOPI bisa menjadi sarana untuk menebar virus literasi dan mengenalkan perpustakaan kepada generasi sekarang.
Lebih-lebih melalui pojok NGOPI juga dapat memberikan kesempatan bagi penggiat dan komunitas literasi untuk bersuara dan mengungkapkan harapannya tentang iklim literasi di daerahnya.
2. Membuat Ruang Komunitas
Tak kalah penting yang harus diagendakan perpustakaan untuk menjadi perpustakaan hebat adalah dengan membuat ruang komunitas. Ruang komunitas tersebut dapat diwujudkan perpustakaan dengan merangkul komunitas-komunitas di daerah (baik komunitas literasi atau non literasi) untuk bersama-sama merancang agenda untuk menghidupkan perpustakaan.
Agenda tersebut dibuat secara tersetruktur dalam bentuk program selama satu tahun sehingga selalu ada kegiatan di perpustakaan. Baik itu seminar, pelatihan menulis, bedah buku, kenal penulis, launcing buku, cetak buku, pameran buku, gebyar literasi, rak penulis lokal, perlombaan atau lainnya sehingga perpustakaan terus dapat berdenyut.
3. Perpustakaan Harus Istagramebel
Penataan perpustakaan tidak harus dingin atau mati rasa. Penataan perpustakaan harus kekinian, diding-dindingnya harus bicara dan tidak kaku.
Intinya perpustakaan harus bisa mempermak dirinya menjadi istagramebel sehingga bisa menarik pengunjung utamnaya Gen Z dan Alpa untuk datang.