Mohon tunggu...
Agustian Deny Ardiansyah
Agustian Deny Ardiansyah Mohon Tunggu... Guru - Guru yang tinggal di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Setiap tulisan yang saya tulis dan memiliki nilai manfaat pada blog kompasiana ini, pahalanya saya berikan kepada Alm. Ayah saya (Bapak Salamun)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cara Masyarakat di Kampung Kami Memaknai Kemerdekaan

12 Agustus 2023   19:41 Diperbarui: 20 Agustus 2023   22:36 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lomba panjat pinang saat 17 Agustus. Sumber Shutterstock/Jekahelu via kompas.com

Bulan agustus selalu dikenang sebagai bulan kemerdekaan, hal itu karena tepat pada tanggal 17 Agustus 1945 sang proklamator Ir. Soekarno membacakan teks proklamasi kemerdekaan atas nama bangsa Indonesia.

Merdeka, Merdeka, Merdeka, bergema di seantero negeri menyambut proklamasi kemerdekaan tersebut.

Tua, muda dan anak-anak bersukacita menyambut moment proklamasi kemerdekaan tersebut.

Karena momen proklamasi itu merupakan momen pernyataan dan legitimasi bangsa kita untuk lepas dari belenggu penjajahan dan langkah awal dalam menentukan nasibnya sendiri.

Oleh karena itu setiap bulan agustus akan diwarnai dengan berbagai kemeriahan dan perlombaan yang diadakan oleh setiap elemen masyarakat Indonesia tak terkecuali masyarakat di kampung kami (Dusun Suka Maju, Rias, Toboali, Bangka Selatan).

Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat di kampung kami dalam memaknai kemerdekaan Indonesia yang telah menginjak ke 78 tahun ini adalah seabagai berikut.


1. Memasang Bendera dan Umbul-Umbul

Dalam rangka menyambut bulan agustus atau kemerdekaan, masyarakat di kampung kami secara serentang memasang bendera merah putih dan memasang berbagi bentuk umbul-umbul (bendera berwarna-warni) di depan rumah sedangkan perangkat kampung memasang berbagai pernak-pernik kemerdekaan di sepanjang jalan di kampung kami.

Hal itu dilakukan selain sebagi bentuk rasa syukur atas kemerdekaan yang telah diraih melalui perjuangan para pahalawan bangsa kita juga sebagai wujud rasa nasionalisme pada masyarakat.

2. Mengadakan Tirakatan (Doa Bersama)

Pada malam tanggal 16 Agustus biasanya masyarakat di kampung kami akan melakukan tirakat (doa bersama) yang dipimpin oleh pemuka agama atau tokoh kampung dengan berkumpul di masjid atau mushola.

Dalam kegiatan itu biasanya masyarakat membawa aneka makanan dan kue untuk kemudian di santap bersama-sama, selain itu biasanya dalam kegiatan tersebut juga diselingi dengan ceramah agama dengan tema "kemerdekaan" dan ulasan pencapaian kampung kami baik dalam hal pembangunan atau kemajuan lainnya dari kepala kampung (kadus) kepada masyarakat.

Hal itu dilakukan sebagai bentuk refleksi dan intropeksi atas berbagai pencapaian yang telah didapat dengan adanya kemerdekaan yang telah diraih sehingga masyarakat terus terpacu untuk melakukan hal-hal baik dalam rangka mengisi kemerdekaan.

3. Mengadakan Upacara Bendera Memperingati 17 Agustus

Paginya pada tanggal 17 Agustus, masyarakat di kampung kami akan  melakukan kegiatan upacara bendera yang diikuti oleh semua warga dengan dipimpin oleh kepala kampung (kadus) kadang juga bisa ketua pemuda atau pak kades.

Upacara tersebut dilakukan sesuai dengan kegiatan upacara bendera 17 agustus pada umumnya, dengan adanya detik-detik proklamsi, pembacaan teks proklamasi, pengibaran bendera merah putih, amanat pemimpin dan menyanyikan lagu nasional (17 agustus dan bagimu negri atau lainnya).

Uniknya masyarakat mengenakan pakaian keseharian dalam bekerja seperti petani, pedagang, pegawai negri, pegawai swasta, polisi, bidan, dokter, tentara dan lainnya sesuai dengan pekerjaan yang dijalani atau juga memakai baju kedaerahan masing-masing (karena kami di daerah trasmigrasi).

Hal itu dilakukan selain untuk memupuk kecintaan pada bangsa dan negara juga menunjukan kesyukuran karena adanya kemerdekaan yang telah diraih sehigga bisa menjadi bangsa yang merdeka dan meraih cita-cita yang tidak mungkin bisa diraih ketika adanya penjajahan.

4. Mengadakan Berbagai Perlombaan

Setelah melakukan upacara, biasanya panitia kegiatan dalam hal ini (muda-mudi) akan megadakan berbagai jenis perlombaan baik untuk anak-anak, pemuda dan orangtua.

Biasanya yang paling sering adalah balap karung, makan kerupuk, tarik tambang, kempit balon, membawa kelereng dengan sendok untuk anak muda dan orangtua biasanya lomba sepak bola antar RT, Panjat Pinang dan tarik tambang ada juga lomba untuk ibu-ibu seperti merias wajah, voly bola plastik dan menggiring bola dengan terong.

Hal itu dilakukan seabagai bentuk suka cita warga kampung atas kemerdekaan yang diraih oleh bangsa kita sehingga dilakukan perayaan kemerdekaan dengan mengadakan berbagai lomba yang diikuti oleh seluruh warga kampung.

5. Menampilkan Pentas Seni Dan Budaya

Selain melakukan lomba, biasanya masyarakat di kampung kami juga menampilkan pentas seni dan budaya diacara puncak pembagian hadiah bagi pemenang lomba seperti Jaranan, Kuda Lumping atau singa barong.

Bahkan di kampung kami juga pernah menggelar pentas wayang semalam suntuk dengan mendatangkan dalang dari Pulau Jawa untuk memperingati hari kemerdekaan republik Indonesia.

Hal itu dilakukan selain sebagai rasa syukur akan kemerdekaan yang diraih juga sebagai wujud melestarikan dan mengenalkan budaya yang ada di masyarakat kepada khalayak ramai terutama anak muda sehingga tidak mudah tergerus oleh budaya dari luar negeri.

Salam merdeka, Salam Memaknai Kemerdekaan.

Merdeka, Merdeka, Merdeeeeka.

Bangka Selatan, 11 Agustus 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun