Mohon tunggu...
Nuhla Mufidah
Nuhla Mufidah Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Mahasiswa yang mencari keberkahan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sistem Pembelajaran Beberapa Instansi di Sekitar Kecamatan Tonjong

26 November 2020   21:13 Diperbarui: 26 November 2020   21:38 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam beberapa bulan ini, Indonesia mengalami pandemic virus Covid-19 yang sangat mempengaruhi segala aspek kehidupan di Indonesia. Banyak dampak kurang baik yang dialami oleh masyarakat Indonesia dikarenakan adanya pandemic ini. Masyarakat diimbau agar tetap berdiam diri di rumah, bekerja dari rumah, dilarang berkerumun dan tidak boleh melakukan kegiatan di luar rumah tanpa adanya kepentingan tertentu demi memutus mata rantaipenyebaran virus Covid-19.Perkembangan ekonomi adalah salah satu aspek yang terkena dampak pandemic ini, selain itu aspek yang paling terkena dampak adalah Pendidikan.

Dalam masa seperti ini semua orang harus tetap di rumah demi memutus mata rantai penyebaran virus. Maka pemerintah mengimbau agar melaksanakan Pendidikan atau pembelajaran secara daring dari rumah masing-masing. Setiap instansi atau Lembaga pendidikan memiliki sistem pembelajaran masing-masing, bahkan saat ini ada yang sudah melakukan pembelajaran tatap muka dan ada pula yang melakukan percobaan pembelajaran tatap muka. 

Akan tetapi, lebih banyak instansi yang masih melakukan pembelajaran secara daring. Sangat miris Ketika anak-anak menganggap sekolah daring ini adalah libur sekolah, jadi mereka tidak belajar tetapi bermain. Dalam artikel ini, akan membahas sistem pembelajaran beberapa Lembaga Pendidikan yang ada di daerah Kecamatan Tonjong yang merupakan bagian dari Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah.

Dalam artikel ini, ada lima Lembaga Pendidikan yang telah diteliti dan akan dibahas mulai dari jenjang sekolah dasar. Yang pertama adalah SD N 01 Karangjongkeng, sekolah ini sudah menggunakan pembelajaran secara tatap muka, akan tetapi belum sepenuhnya. Pakaian yang dikenakan adalah bebas sopan. 

Selama satu minggu siswa dijadwal untuk melakukan pembelajaran di sekolah dua minggu sekali secara bergantian atau per kelas, jadi siswa tidak datang setiap hari, tetapi bergantian dengan siswa lainnya, dengan jadwal setiap hari ada dua kelas yang melakukan pembelajaran secara tatap muka. 

Meskipun demikian, sekolah ini tetap mematuhi protokol Kesehatan. Banyak siswa yang mengeluh dengan adanya pembelajaran yang dilakukan di masa ini, karena mereka diberikan banyak tugas dari guru tetapi tidak memahami apa yang telah diajarkan gurunya. Pelaksanaan pembelajaran ini diperbolehkan oleh Pemerintah Kabupaten

Selanjutnya adalah MI Tarbiyatul Athfal Karangjongkeng. Sistem pembelajaran yang dilakukan oleh MI berbeda dengan pembelajaran di SD. Sistem pembelajaran yang dilakukan Madrasah ini yaitu para siswa melakukan pembelajaran dengan datang ke rumah guru pengampunya. Akan tetapi satu kelas dibagi menjadi dua kelompok dan setiap kelompok belajar tatap muka dengan gurunya seminggu tiga kali dengan cara selang seling, contohnya kelompok I hari senin kelompok II hari selasa dan seterusnya.  

Alasan satu kelas dibagi dua adalah demi menghindari kerumunan dan meskipun melaksanakan pembelajaran secara Offline atau tatap muka mereka tetap mematuhi protokol kesehatan dan pelaksanaan pembelajaran ini telah diperbolehkan oleh Pemerintah Kabupaten. Pakaian yang digunakan bebas sopan. Namun, para siswa tetap mengeluh karena mereka tetap kesulitan dalam belajar dan mengeluh karena selalu diberi tugas oleh gurunya.

Berikutnya adalah SMP Nuruddin Tonjong. SMP ini telah melakukan pembelajaran secara tatap muka dan sudah diperbolehkan oleh Pemerintah Kabupaten. Mereka sudah melaksanakan sekolah setiap hari, akan tetapi memakai pakaian bebas sopan dan tetap mematuhi protokol Kesehatan. Mereka tetap menghindari adanya kerumunan dan satu kelas hanya berisi 21 siswa saja. Siswa SMP tidak mengeluh karena sudah Kembali seperti sebelumnya walaupun belum efektif.

Selanjutnya adalah SMK N 1 Tonjong. Sistem pembelajaran yang dilakukan yaitu daring dan tatap muka. Mereka hanya melakukan pembelajaran secara tatap muka satu minggu sekali hanya pada mata pelajaran kejuruan selain mata pelajaran itu pembelajaran dilakukan secara daring. Ketika tatap muka mereka juga tetap mematuhi protokol Kesehatan dan memakai seragam sekolah, namun ketika daring mereka melakukan pembelajaran via Google Classrom dan juga WA. Meskipun demikian, para siswa mengeluh karena seringkali diberi tugas tetapi mereka belum diajari materi oleh gurunya.

Terakhir adalah SMK Yaspia Tonjong. Sekolah ini juga melakukan pembelajaran secara daring dan tatap muka. Pembelajaran yang dilakukan ketika daring satu mata pelajaran memakan waktu yang sangat singkat hanya 30 menit. Jika pembelajaran secara tatap muka guru hanya memberikan materi untuk siswa agar ditulis di buku masing-masing. Ketika tatap muka mereka menggunakan seragam sekolah dan tetap mematuhi protokol Kesehatan. Siswa merasa bosan dengan adanya pembelajaran seperti ini dan mereka lebih mengerti jika melakukan pembelajaran secara tatap muka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun