Do'a apa yang pertama kali kamu hafalkan sewaktu kecil? do'a makan!
Momen paling krusial bagi manusia adalah makan. Kamu boleh saja tidak punya rumah, tidak punya handphone, tidak punya kendaraan. Tapi jika masih punya sesuatu untuk dimakan, maka kamu masih aman. Kebutuhan pokok nomor satu adalah makan.
Dari bayi, dilanjut hingga anak-anak, remaja, dewasa sampai tua kita selalu butuh makan, bahkan sampai tiga kali sehari. Jadi tidak heran jika do'a yang pertama kali ibu ajarkan kepada anaknya adalah do'a makan. Yang menurut saya begitu indah.
Singkirkan dulu perdebatan redaksinya perihal do'a makan, bukan bagian saya untuk membahasnya. Tapi yang jamak kita ketahui memang  "Allahumma barik lana fima razaqtana waqina adzabannar".
Diambil dari riwayat Abdullah bin 'Amru radhiallahu 'anhu yang menceritakan:
"Dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: bahwa ketika makanan didekatkan kepadanya, beliau biasa mengucapkan "Allahumma barik lana fima razaqtana waqina adzabannar".Â
[HR. Thabrani dalam ad Du'aa 814, Ibnu Suni dalam 'Amalul Yaum wa al Lailah 456]Â
"Ya Allah berkahilah rizki yang telah Engaku berikan kepada kami ...."
Makan, momen yang umumnya kita lakukan tiga kali sehari ini mempunyai do'a yang begitu indah.
Kenapa bisa begitu indah?
Saat kita dihadapkan pada sepiring makanan, dalam do'a tersebut, nabi mengajarkan dan mengajak kita untuk memohon agar makanan yang kita terima itu penuh dengan keberkahan, alias ditambahkan lagi kebaikan di dalamnya.Â
Memancing kita untuk memikirkan:Â
Apakah makanan yang saya makan ini baik untuk kesehatan saya? sehingga saya pantas untuk memohon tambahan kebaikan? apakah saya makan untuk hanya sekedar memenuhi keinginan yang keinginan itu sendiri tidak akan pernah puas jika selalu dituruti atau sebagai pemenuhan kebutuhan? padahal saya berdo'a kepada Allah untuk memberkahi rezeki berupa makanan untuk saya, rezeki yang saya pergunakan untuk memenuhi kebutuhan saya termasuk makan.
Bagaimana bisa kita terlalu percaya diri untuk selalu memohon keberkahan di setiap makanan padahal untuk makan sambil sadar pun akhir-akhir ini terasa begitu sulit untuk dilakukan? Ah, terlalu jauh, bahkan untuk sekedar sadar dalam berdo'a sebelum makan saja bisa sangat sulit.
Do'a makan bukan lagi perilaku sadar melainkan hanyalah ucapan formalitas jika tidak bisa disebut sebagai 'latah'. Itupun jika tidak lupa (karena saya terkadang masih melupakannya juga). Apalagi proses makan itu sendiri, tahu-tahu piring sudah habis tanpa sadar sudah nambah dua centong nasi. Tidak sadar apa yang tadi masuk ke perutnya.
Ponsel bisa dikatakan sudah seperti sambal bagi banyak orang, seperti ada yang kurang jika tidak ada. Makan sambil menonton vidio, atau scrolling menjadi kegiatan yang tidak asing lagi. Semakin menjauhkan kita dari mindful eating atau makan dengan penuh perhatian.
Dengan adanya do'a sebelum makan, dengan meminta keberkahan di dalamnya adalah sebuah intro yang cerdas bahwa dalam proses makan, seharusnya kesadaran hadir penuh agar do'a kita dikabulkan. Agar Allah memberkahi rezeki kita.
''.... dan jauhkanlah kami dari siksa Neraka, Bismillah.''
Di sini, lebih indah lagi. Bagaimana bisa, dalam proses makan, diselipkan pula do'a agar kita memohon dijauhkan dari siksa api neraka?
Membuat kita lebih jauh lagi melangkah:
Apakah makanan ini halal secara materi? sehingga yang masuk dalam tubuh saya tidak menjadikan saya sebagai bahan api neraka. Apakah cara mendapatkan makanan ini juga dengan proses yang halal? sehingga tidak menjerumuskan saya masuk neraka. Dipergunakan untuk apakah energi yang saya dapatkan dari makanan ini? sehingga dari tubuh yang bisa berdiri karena mendapatkan energi dari apa yang saya makan ini dapat saya pergunakan untuk menjauhkan saya dari neraka.
Sungguh do'a yang kaya akan makna jika kita mau lebih jauh lagi merenunginya. Betapa sosok yang mengajarkan kita do'a makan ini dan do'a-do'a yang lainnya, yaitu Rasulullah shallaluhu 'alaihi wasallam adalah manusia yang begitu romantis.Â
Satu-satunya orang yang begitu memperhatikan setiap apa yang kita lakukan, melebihi perhatian ibu dan suami kita sendiri. Termasuk dalam proses makan yang begitu penting bagi kehidupan ini. Rasulullah yang begitu mengharapkan agar kita bisa hidup lebih hadir, dengan mengajarkan do'a-do'a yang indah dan kaya makna pada setiap aktivitas kehidupan.Â
Mulai dari aktivitas sepele seperti akan masuk dan keluar kamar mandi sampai aktivitas biasa seperti makan sehari-hari dan keluar-masuk rumah sendiri. Tidak lain, agar kita dapat menjalankan hidup dengan penuh kesadaran.
Karena seperti perkataan Socrates:Â
"The unexamined life is not worth living"
Hidup yang tidak diperiksa (tidak disadari, tidak direfleksikan) tidak layak untuk dijalani.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI