Suara petikan tar dan naghara yang ditabuh bak iringan musik gambus sayup-sayup terdengar dari sudut panggung menyapa para tamu yang didominasi oleh para ekspatriat dan pejabat di lingkungan Kemenlu malam itu. Lantunan instrumen musik tradisional tersebut menyihir para hadirin yang datang dengan berimajinasi seakan sedang berada di gurun pasir Timur Tengah.
Tak terasa sudah 100 tahun lamanya sebuah negara Republik yang terletak di antara benua Asia dan Eropa ini merdeka, banyak pencapaian yang dilakukan olehnya. Sebagai negara yang melindungi hak asasi manusia dan mendukung perdamaian dunia, pihaknya merasa perlu untuk terus meningkatkan hubungan kerja sama dengan negara lain baik bilateral maupun multilateral. Untuk itulah diutus konsulat kantor perwakilan di beberapa negara termasuk Indonesia.
Seolah tak ingin melupakan sejarah, setiap tahunnya di bulan Mei Azerbaijan merayakan hari diproklamirkannya negara bangsa Azeri sebagai negara Republik yang bernafaskan demokrasi tersebut. Perjuangan dalam merebut kembali keutuhan Azerbaijan menjadi negara yang merdeka bebas aktif merupakan tonggak dan bukti nyata yang ditunjukkan kepada dunia internasional. Hal ini terlihat dari kemajuan pembangunan di setiap lini sektor hingga kini. Tongkat perjuangan terus dilanjutkan secara estafet kepada anak cucunya nanti.
Tak hanya beberapa negara lain termasuk di negaranya sendiri, perayaan juga terasa di negara kita sendiri Indonesia tercinta. Bertepatan pada HUT Republik Azerbaijan turut mengundang media dan beberapa rekan blogger. Bertempat di Bali Room, Hotel Kempinsky kawasan Bundaran HI Jakpus pada Rabu (2/5) merupakan saksi ditandainya hajatan besar hari jadi negara yang telah berdaulat selama seabad tersebut.
Tepat pukul tujuh malam acara dimulai, para hadirin diminta berkumpul ke ruang tengah yang telah disediakan. Seperti acara kenegaraan pada umumnya terlebih dahulu diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan (Nationality Anthem) Indonesia Raya secara khidmat disusul dengan lagu kebangsaan Azerbaijan.Â
Setelah itu dilanjutkan kata sambutan dari pihak panitia penyelenggara acara dan pidato kehormatan Duta Besar Mr. Tamarlen Garayev, sambutan dari Kemenpan RB serta ditutup oleh pemotongan kue secara seremonial dan makan bersama. Pada kesempatan tersebut sekaligus mengenang jasa negarawan dan Bapak Pembangunan Nasional Azerbaijan yang telah mengubah Azerbaijan semakin maju dan moderen yaitu Mr. Heydar Aliyev yang ke 95 tahun.
Relationship between Indonesia and Azerbaijan
Terlebih lagi konsep hubungan politik tingkat tinggi keduanya sepaham berdasar pada prinsip persahabatan, kerja sama dan nilai-nilai kooperatif.
Dari segi ekonomi perdagangan bilateral kedua negara tercatat meraih rekor kedua terbesar antara Indonesia dengan negara-negara CIS (Commonwealth of Independent States). Hingga kurun 5 tahun terakhir jumlah perdagangan mencapai 7 milyar dollar Amerika. Dan pihaknya berjanji akan terus mengdiversifikasikan kerja sama bilateral khususnya sektor non komersial terutama jasa pelayanan publik.
Pengalaman Azerbaijan dalam mengelola sistem Layanan ASAN (Azerbaijan Service and Assesment Network) di negaranya patut ditiru oleh Indonesia. Seperti dikutip pada pidato sambutan yang disampaikan oleh Menpan RB yang mewakili pemerintah Indonesia. Sementara itu, tahun 2017 lalu telah ditandatangani MoU tentang Kerjasama Penyediaan Pelayanan Publik Tingkat Lanjut antara Indonesia dan Azerbaijan. Pihaknya berharap MoU ini dapat dilaksanakan sepenuhnya untuk mendapatkan manfaat maksimal dari kedua bangsa.