Mohon tunggu...
Sam Nugroho
Sam Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Notulis, typist, penulis konten, blogger

Simple Life Simple Problem

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Film "Sekala Niskala", Potret Kultur Magis Pulau Dewata yang Mendunia

7 Maret 2018   23:36 Diperbarui: 7 Maret 2018   23:51 1450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film ini tergolong ke dalam film berdurasi panjang namun independen yang minim sponsor brand tertentu. Menariknya film ini mencoba untuk tidak terikat pada sumber pendanaan tertentu.

Kemunculan industri kreatif di tanah air turut berkontribusi dalam mencari sumber pendanaan sebuah kegiatan. Entah itu komersial atau berkonsep sosial sebagai contoh start up (bisnis rintisan). Begitu pula dengan kegiatan seni yakni terutama produksi film. Kolaborasi crowd funding (urun dana) dan keterlibatan project market yang mewarnai karya produksi film ini.

Film ini didukung oleh banyak institusi seperti Hubert Bals Fund di Rotterdam, Asia Pacific Screen Awards Children's Film Fund, Doha Film Institute Grants di Qatar, Japan Foundation Asia Center, dan tak ketinggalan dari negara sendiri Pusat Pengembangan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemendikbud RI) yang turut berpartisipasi.

Peran perempuan dalam produksi film

Peran Tantri dalam Sekala Niskala (dok Publisitaz)
Peran Tantri dalam Sekala Niskala (dok Publisitaz)

Bukan hanya sebatas penghargaan atau pengakuan saja. Alangkah lebih membahagiakannya apabila sebuah film mendapatkan apresiasi dan dapat diterima oleh seluruh penikmat. Bagi Dini sudah menjadi keharusan mengingat betapa pentingnya untuk menyoroti peran perempuan yang telah sangat berdedikasi mencurahkan pikiran serta meluangkan waktu dan tenaga mereka. "Meski industri ini terbuka seluas-luasnya untuk para perempuan, tetapi bukan profesi yang mudah untuk dilakukan. Butuh usaha dan kemauan yang lebih ekstra apalagi dibarengi sambil menjalankan peran mereka di ruang sosial", tutur Dini saat ditemui ketika menjawab pertanyaan rekan media pada saat Konperensi Pers.

Hal yang paling menarik dalam proses pembuatan filmnya adalah peran perempuan (wanita) karena para pemain dan kru dalam film ini didominasi oleh sosok perempuan. Uniknya Dini, biasa ia disapa tak menyangka secara begitu saja dan tidak disengaja. Dirinya telah terbiasa bekerjasama dengan kebanyakan kru dalam film-film sebelumnya yang kebanyakan perempuan dan telah mengenal betul potensi peran dan posisi mereka dalam memberikan sentuhan yang berbeda dalam film seperti yang diharapkan.

 Untuk itulah dalam rangka menyambut Hari Perempuan Internasional yang jatuh setiap tanggal 8 Maret setiap tahunnya, film ini pula akan diputar dan ditayangkan secara serentak esok hari di bioskop tanah air. Mari kita dukung perfilman Indonesia sekaligus dalam rangka merayakan keberagaman dan keselarasan yang ada di nusantara.

Sinopsis Film

Poster Film (dok. Tim Publisitaz)
Poster Film (dok. Tim Publisitaz)

Suatu hari di kamar rumah sakit, Tantri (10 tahun) menyadari bahwa ia tidak memiliki banyak waktu dengan saudara kembarnya, Tantra. Kondisi Tantra melemah dan mulai kehilangan inderanya satu per satu. Tantra menghabiskan waktu dengan  terbaring di rumah sakit. Sementara Tantri harus menerima kenyataan bahwa ia harus menjalani hidup sendirian tanpa ditemani saudara kembarnya tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun