"Kamu 'kan masih belum mengerti. Jadi, paham dulu dong, nasihat ibu ini. Kalau kamu sudah mengeri, tentu ibu akan melepaskan kamu, asal kamu selalu memperhatikan norma, agama, dan aturan masyarakat", adalah ungkapan yang dapat mewakili pola asuh otoritatif. Pada dasarnya, pola asuh ini dimaksudkan untuk membimbing anak untuk secara mandiri dapat mengontrol perilakunya sendiri.
Bertanggung jawab
Prinsip-prinsip dalam pola asuh otoritatif ini (demokratis) adalah sebagai berikut.
Pertama, kebebasan dan pengendalian adalah sebuah hubungan sinergis, saling mengontrol dan saling mendukung. Bebas namun tidak liar, terkendali namun tidak terkekang. Norma dan agamalah kontrol perilaku anak.
Kedua, hubungan anak dan orangtua tidak bersifat saling curiga dan saling bersaing dari segi "kekuasaan" namun saling berperan sebagai mitra dengan anak hormat terhadap orangtua, namun orangtua juga sayang pada anak.
Ketiga, fungsi kontrol orangtua terhadap anak tidak dilakukan dengan pendekatan represif (menekan), namun diimbangi dengan dukungan, support, dan memberi semangat.
Keempat, tujuan dari pola asuh ini adalah terbentuknya sikap bertanggung jawab, baik terhadap diri anak, orangtua, maupun terhadap masyarakat. Artinya, anak berperilaku bebas namun selalu dalam rambu-rambu norma,agamap dan masyarakat. Anak akan terbimbing untuk dewasa Secara individu dan sosial. (Re-write, 8.12.2022-Endepe)
Referensi: Priyohadi, N.D., 2011, Mengasihi Anak Sepenuh Hati, Yogyakarta: Pustaka Rahmad dan Panduan