Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Meluruskan Mitologi Lowo Ijo

19 April 2021   17:10 Diperbarui: 19 April 2021   18:00 5078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jejak Mataram di situs Pleret (tribunnews.com)

Kalau ada yang suka membaca novel tayang berseri di Kedaulatan Rakyat Jogjes, pasti ingat serial Seri Api di Bukit Menoreh. Dan juga Keris Kanjeng Kyai Nogososro Sabukinten. Kalau Seri Api di Bukit Menoreh, tokoh protagonis adalah Agung Sedayu dengan antagonisnya musuh-musuh Mataram baik yang dapat ditelusuri jejak sejarahnya, atau pun murni khayalan imajiner. 

Yang lebih sensasional adalah Nogososro Sabuk Inten. Ada tokoh protagonis yang sakti mandraguna, dengan ajian Sosrobirowo yakni Mahesa Jenar alias Ronggo Tohjoyo. Seorang perwira dari kerajaan Demak yang diembani tugas mencari pusaka Demak yang hilang: Nogososro dan Sabuk Inten.

Dalam perjalanannya, Mahesa Jenar bertemu sesama protagonis seperti Gajah Sora, Lembu Sora, Arya Saloka yang adalah anaknya Gajah Sora, dan sebagainya. Di sisi lain, SH Mintarja selaku novelisnya juga menampilkan tokoh-tokoh antagonis antara lain: Pasingsingan, dan Lowo Ijo. 

Lowo Ijo dikesankan sebagai tokoh jahat dan ahli sihir dengan lengkingan memekakkan telinga. Gurunya dalah Pasingsingan yang juga diidentikkan dengan kejahatan malam. 

Saya termasuk penggemar SH Mintarja. Seiring perjalanan waktu, di sisi cerita lain, ternyata ada kemungkinan "salah bercerita" atau mitos yang keliru tentang Lowo Ijo dan Pasingsingan. 

Bisa jadi hanya nama yang sama. Namun kalau kita telusuri sejarah, Pasingsingan adalah seorang Tumenggung atau sekelas Menteri yang terhormat dan punya jiwa perwira. Lowo Ijo, ternyata adalah murid dari tokoh penyebaran agama Islam khususnya di Jawa Timur.

Pasingsingan 

Dalam Babad Tanah Jawi diceriterakan, asal-usul Tumenggung Pasingsingan berasal dari Pati, pertama kali mengabdi di Mataram menjadi pekatik atau tukang mencari rumput makanan kuda. 

Karena rajin dan bertanggungjawab, kemudian dijadikan lurahing prajurit dan disayang oleh Kangjeng Pangeran Rangsang. Ketika Pangeran Rangsang jumeneng nata dan pindah ke Pleret, Pasingsingan dipercaya untuk membangun kraton baru tersebut, hingga diberi pangkat tumenggung. 

Dengan demikian Tumenggung Pasingsingan tahu betul seluk-beluk tentang bangunan kraton Mataram di Pleret, termasuk dimana yang ringkih karena dia yang membangun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun