Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

"Penjara" Centang Biru atau Viewer atau AU Kompasiana?

11 April 2021   05:38 Diperbarui: 11 April 2021   07:48 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rewards yang sebenarnya adl masuk the most popular dan the highest score (dokpri)

Sebenarnya ada geger lokal di Kompasiana. Ketika seorang Kompasianer merasa "tidak terima" karena sudah capek capek mengalokasikan waktu tenaga dan pikiran bahkan sudah masuk klaster AU (Artikel Utama) ternyata tidak berkorelasi dengan perolehan K-Rewards. Akhirnya kompasianer tersebut "menantang" admin untuk menulis artikel utama sebagaimana ia "merasa" sebagai ahlinya ahli penulisan artikel. Hehehe.. maaf, bercanda agak sarkastis ini.. namun yang melintas kira-kira dapat demikian.

Silakan lihat link di sini : 

Admin, Yuk Gantian Menerima Challenge dari Saya

Di sisi lain, ada juga kompasianer yang merasa biasa-biasa saja dan eh lha dalah malahan dapat viewer banyak dan mendapatkan k-rewards yang lumayan. Setidaknya lebih besar dari pemilik centang biru yang sedang tidak happy karena k-rewards sedikit. Padahal, proses publikasi liberal ala Kompasiana sebenarnya sangat memungkinkan orang menulis apa pun. Sehingga, memang ada juga penulis "serba bisa" yang semua objek tulisan dikemas dan dipublikasikan ke Kompasiana. 

Ya risikonya, positif dalam hal ini, viewernya akan sangat banyak karena segmentasi pembaca semakin beragam. Meskipun, bisa jadi artikel itu bukan AU, dan penulisnya bukan kriteria centang biru. 

Ada juga yang membandingkan dengan youtuber versus blogger

Baru Aku Sadar Nasib Bloggers Lebih Ngenes dari Youtuber

PENJARA BARU 

Saya melihat ada gejala "penjara" baru bagi penulis yang punya target-target tertentu. Misalnya target mendapatkan centang biru, maka penulis akan berkeringat berpikir berdzikir berusaha sekuat jiwa untuk melahirkan karya yang diharapkan menjadi Artikel Utama. Ya positif juga kalau penulisnya memang murni mengejar "kualitas", dan bukan yang lain. 

Ada juga yang memenjarakan dirinya pada jumlah viewer, sehingga mencari semua cara agar viewernya semangkin banyak semangkin luas. AKhirnya semua topik dilahap, ya tetap positif sepanjang penulisnya tidak tersiksa karena tema loncat sana loncat sini. 

Padahal, Kompasiana sudah dirancang bebas-sebebasnya. Jadi harusnya, yang mengharuskan paling ya hanya saya lho ya, semua penulis di Kmpasiana bahagia selama-lamanya. Tidak tergantung jumlah viewer, tidak tergantung jumlah AU, tidak harus centang biru, tidak takut dengan google metrics, dan sebagainya. (Hehehe.. sok bijak ya....)

Tembus 7969 viewer (Dokpri)
Tembus 7969 viewer (Dokpri)
Penjara ini sebenarnya sesuai denga prediksi Gus Baha, kyai viral youtube yang menyatakan manusia menjadi terpenjara karena tubuh punya banyak keinginan. Ingin makan enak, padahal butuhnya hanya nutrisi cukup untuk hidup dan bertahan. Ingin baju mahal, padahal perlunya hanya penutup tubuh yang wajar indah dan sesuai syariat. Ingin mobil pajero crv alphard sampai lamborghini,padahal butuhnya ya yang penting sampai tempat tujuan tidak panas tidak kehujanan.

Sama dengan penjara Kompasiana. Ketika penulisnya penuh target, maka itu penjadi penjara bagi penulisnya. (Kapokmu kapan bro........)

Saya juga melihat ada "gerakan klandestein" yang saling berjapri-japrian membentuk skuad penulisan dengan target tertentu. Wowow...... ini lebih dahsyat ketimbang pendengung atau buzzer, karena lika liku sihir katanya akan meliuk diikuti pembaca. Tidaklah heran, kalau sebagian admin membelokkan Kompasiana ke arah yang soft dan membumi, yakni Lyfe, Hiburan, Gaya Hidup, Wisata, Fiksiana, dan lain sebagainya.

Singkat cerita, hidup hidupkanlah Kompasiana, jangan cari penghidupan di Kompasiana (walahhh.... malah ngelarang larang barang.....ini mah plesedan dari slogan Muhammadiyah)..

Merdeka menulis merdeka dari penjara, selamat berekspresi bebas di Kompasiana. 

Bukan pilihan dan bukan utama, viewer tembus 3582 (Dokpri)
Bukan pilihan dan bukan utama, viewer tembus 3582 (Dokpri)
Teriring ucapan terima kasih kepada Admin yang terus tabah memberikan K-Rewards meskipun selalu ada yang merasa kecewa. ALhamdulillah, saya juga terima K-rewards, dan nominalnya saya kalikan 100X untuk saya sendiri. hehehe....Menghibur diri sendiri adalah lebih mulia ketimbang mengecam orang lain, semoga demikian, meskipun artikel ini bisa juga dinilai mengecam atau menyindir. Jadi saya ya tetap mohon maaf juga bagi yang kurang berkenan. 

Selamat menyambut Ramadhan 1442 H. (11.04.2021/Endepe) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun