Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kualitas Kota dan Tri Rismaharini Leadership

17 Maret 2021   04:16 Diperbarui: 17 Maret 2021   05:49 2029
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sungai di Surabaya semakin bersih (foto: suarasurabaya.net) 

Saya lama mukim di kawasan Surabaya. Setidaknya secara formal 1 Mei 1999 adalah awal saya masuk merasuk dalam area sosial politik budaya psikologisnya arek Suroboyo. 

Proses pengenalan dan interaksi yang lumayan panjang, sehingga pada tahun 2021 ini saya akan memperingati 22 tahun saya berada di zona budaya Surock Boyes. 

Satu nyali, wani. Arek-arek Suroboyo yang loyal kompak wani bela teman solidaritas tanpa batas. Kira-kira demikian nilai yang berkembang di Surock Boyes.

Jika kita mendengar Surabaya, apa yang pertama melintas di benak? Coba kita reminding diri sendiri. Posisi tanggal yang saya catat adalah 17 Maret 2021, hari Rabu  ini. 

Saya yakin, begitu mendengar Surabaya, maka ingatan pertama adalah Bu Risma. Ya bisa saja yang lain adalah tugu pahlawan, rumah Tjokro di kampung Peneleh, Pelabuhan Tanjung Perak, Madura, dan lain sebagainya.

Nah, sekali tempo jika sama sekali belum ke Surabaya - wah sebenarnya kebangetan kalau belum pernah ke Surabaya - , coba melintaslah di sepanjang jalan Darmo - Tunjungan. Atau merunut aliran sungai sepanjang kota di Surabaya. Atau Taman Bungkul yang ikonik itu. 

Maka akan kelihatan apa yang selama ini menjadi legacy Bu Risma: sungai yang lancar mengalir, jalan yang penuh taman terbuka sehingga persepsi Surabaya yang panas menjadi sejuk dalam arti yang sebenarnya, gedung heritage yang semakin terpelihara, jalanan yang memiliki trotoar lebar, dan lain sebagainya.

Saya mencatat inilah saatnya kita merumuskan 3 ciri Trirismaharini Leadership.  3 ciri ini dengan sangat mudah dapat kita gunakan untuk melihat, apakah tata kota di sebuah wilayah tertentu, memenuhi standar kota yang modern atau tidak. Mari kita coba rumuskan; 

(1) Pendalaman dan penataan drainase serta sungai yang membelah mengelok kota.

Hampir dapat dikatakan, Surabaya jarang ditimpa banjir. Kalau toh ada, langsung cepat surut. Apa yang dilakukan Bu Risma ketika Surabaya hujan deras? Coba saja bapak ibu walikota menirunya jika mampu. Mungkin mampu, tapi tidak mau. Ya artinya tidak mampu. 

Namun Bu Risma secara konsisten, ketika hujan deras menimpa Surabaya, bahkan ketika malam hari,maka akan segera mencari mantel, sepatu boot, dan keliling merunut sungai di mana kalau ada terjadi luapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun