Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Beruntunglah manusia karena Tuhan ada ....

13 Januari 2021   21:19 Diperbarui: 14 Januari 2021   15:38 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampai menua ada banyak sisi diri yang tidak kita kenali (foto: dictio.id)

Jika kita memiliki uang 100 ribu, dan hendak membagi untuk 4 orang, bagaimana caranya supaya dikatakan adil? Pasti dibagi rata, biasanya 25 ribu maka semua orang yang ada, berempat itu, akan lega dan merasa diberlakukan adil.

Namun bagaimana cara Tuhan membagi uang 100 ribu untuk 4 orang ? Apakah juga dibagi rata ?

"Tidak demikian, Tuhan akan memberikan 100 ribu ke 1 orang, dan membiarkan keempatnya saling berinteraksi menguji pola pikir sistem nilai rasa dan karsa, sehingga ada yang dinamakan peradaban, "kata filsuf dalam diri saya.

Tidak percaya? Lihatlah yang terjadi di sekitar kita. Hukum pareto menyatakan, bahwa 80% kehidupan di dunia ini dikendalikan oleh komunitas yang jumlahnya hanya 20%. Sebaliknya, sumber daya ekonomi yang tinggal 20% menjadi jarahan komunitas 80%, karena yang 80% sumber ekonomi sudah dikuasai oleh 20% komunitas.

Prinsip Pareto mewarnai banyak kehidupan, dan adanya hope menjadi bukti adanya keadilan nantinya (Foto: teodesk.com) 
Prinsip Pareto mewarnai banyak kehidupan, dan adanya hope menjadi bukti adanya keadilan nantinya (Foto: teodesk.com) 

Konglomerat bisa dihitung dengan jari, hartanya tidak terhitung. Orang miskin hartanya bisa dihitung dengan jari, kemiskinannya tidak terhitung.

UNTUNG TUHAN ADA 

Seorang teman saya berdebat, sebenarnya Tuhan itu ada atau tidak? Orang-orang yang suka memberontak pikiran tanpa nalar, lantas mengatakan bahwa Tuhan itu tidak ada. Jika demikian, orang tidak bernyawa itu apakah pergi begitu saja? Menurut mereka, benar bahwa orang tidak bernyawa pergi begitu saja seperti mesin komputer yang shutdown karena kehabisan daya baterei.

Teman saya menghadirkan nalar yang menenangkan. Tuhan pasti ada. Jika Tuhan tidak ada, maka sungguh tidak adil hidup di dunia ini. Ada yang terlahir dari keluarga miskin, tidak mampu berpendidikan, akhirnya jatuh miskin lagi generasi berikutnya, dan sengsara karena bisa terkena kriminalitas sebagai bagian dari poverty culture.  Hidup menjadi sangat tidak adil.

Maka Tuhan pasti ada, dan agama menjadi pedoman untuk menjalankan perintah Tuhan serta menjauhi larangannya.

Agama menghadirkan harapan, ada pembalasan atas semua yang kita lakukan; kebaikan sebesar atom, dan kejahatan sebesar inti atom, semua akan tercatat dan ada pembalasannya. Maka dikenal adanya Hari Pembalasan, di mana mulut tidak mampu bicara, lidah kelu membisu. Sebaliknya, tangan kaki badan perbuatan akan bersaksi, apa yang kita lakukan di dunia ini.

KAPAN KITA KENALI DIRI 

Benarkan kalau kita menua alami, anggaplah sampai usia 70 an tahun, atau bahkan 80-90 an tahun lantas kita mampu mengenali diri kita secara utuh? 

"Sangat sulit, sebab sampai kita wafat pun, kita tidak mampu menghitung lubang pori pori dan helai rambut, yang menurut kita itu milik kita di tubuh kita, "sahut filsuf di dalam jiwa saya. 

Dengan demikian, maka almost impossible kita bisa mengenali diri kita secara 100%. Namun, kita akan dibantu dengan para utusan Tuhan, baik berpa Nabi, Rasul, Kitab, para guru yang mendapatkan pencerahan dan mewartakan keberadaan Tuhan.

Barang siapa mengenali diri sendiri, maka ia akan mengenali Tuhan.

Sementara, terhadap tubuh kita saja, kita tidak mampu mengenali dan bahkan tidak mampu mengendalikannya. Kita bisa wafat setiap saat, maka himbauan saya, tidak ada waktu lagi untuk berpura-pura kita tidak akan berpulang, segera lakukan setiap perbuatan terbaik untuk sesama manusia, kebaikan sebagai hamba Tuhan.

Karena hidup adalah ibadah, kita musafir di tengah padang dunia yang asing. Tetap berbuat produktif dengan arah yang lebih pasti; kelak kita berpulang dengan harapan ridho Tuhan Yang Maha Perkasan dan Kuasa.

Untunglah Tuhan itu ada. (13.01.2021/Endepe) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun