Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Disiplin Meniti Kesederhanaan

1 November 2020   09:49 Diperbarui: 1 November 2020   12:39 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Foto: rctiplus.com)

 Bagi setiap muslim, keteladanan adalah yang utama. Saya yakin ini juga dimiliki oleh kaum lainnya. Artinya komunitas muslim, dan penghayat agama lain baik Kristen Yahudi dari kelompok samawi, maupun Hindu Budha dan lainnya, ada konsep-konsep keteladanan. 

Maulid Nabi 2020 Masehi, atau 1442 Hijriah, atau sebenarnya ya mirip dengan Natal nya komunitas Kristiani, adalah sebuah  momentum untuk kembali refleksi arti sebuah keteladanan. Keteladanan yang sarat makna, sebenarnya, kesehatan.

Rasulullah Muhammad SAW adalah figur sederhana. Sederhana dalam hidup. Sederhana dalam menjalani prosesi semua aktivitas di dunia ini.  Tidur hanya beralaskan pelepah daun korma, adalah satu dari contoh betapa sederhana hidup seorang hamba mulia itu. Perut keroncongan sampai diganjal batu, padahal beliau adalah Kekasih Allah SWT, juga sebuah tanda kesederhanaan.

Saya akan berusaha menyampaikan beberapa hal dengan tujuan berbagi kisah. Seputar Rasulullah, di saat Maulid Nabi 2020 ini, sehingga kita akan berusaha terus meneladani beliau. Terlebih, di era imunitas yang semakin rawan. Juga, keimanan yang mungkin sebagian mulai mempertanyakan. 

***

(1) Makan setelah lapar, berhenti sebelum kenyang 

Makanlah setelah lapar, dan berhentilah sebelum kenyang. Itu nasehat dalam banyak riwayat Hadist Rasulullah Muhammad SAW. Dan secara biologis, jam lapar sudah disetel oleh hukum Allah.

Saat pagi hari dinamakan sarapan, saat siang hari dinamakan lunch, makan siang, atau rolasan kata orang Jawa, dan sore atau malam hari yang dinamakan dinner, atau makan malam.

Makan setelah lapar, namun berhentilah sebelum kenyang. Itu tidak mudah. Bagi awam, dapat dikatakan makan saja secukupnya, jangan sampai kekenyangan. 

Seorang sahabat saya, punya testimoni terkait nasehat ini. Beliau senior saya di kantor, sekarang sudah pensiun dan berusia 73 tahun. Dan tetap aktif jamaah shalat di masjid. Sehat. Semua indera utuh: pendengaran, bicara, dan lainnya. Saya bertanya, menu apa yang beliau makan kok bisa sehat.

"Saya makan apa saja, tidak berpantang, namun saya akan berhenti sebelum merasa kenyang. Jadi mengambil makanan ya secukupnya saja, dan saya tahu mengetes volume makan saya dengan pencecap, "ujarnya.

"Jika makan berikutnya di mulut saya terasa tetap enak, maka makan saya masih terjaga. Jika terasa tidak enak, hari berikutnya saya akan puasa untuk menjaga volume makan saya, "jelasnya tanpa bermaksud menggurui. 

Bagaimana jika kita sangat ingin makan enak, sementara sebenarnya itu sudah dilarang oleh dokter?

"Belilah makanan terenak, dan berikan kepada saudaramu, atau sekelilingmu, yang membutuhkan , "katanya.

Bisakah kita memenuhi nasehat itu? Belajar saja... tidak mudah ya.... beli makanan terenak kok malah diberikan ke orang lain. Tapi itu sadaqah yang disarankan; memberikan yang terbaik untuk sadaqah. 

Maulid Nabi 2020, saatnya kita untuk berlatih semakin intensif: Makan setelah lapar, berhenti sebelum kenyang. Sabar menghadapi menu enak gilak uinukkk enyakkk.... dan menahan diri untuk tidak berlebihan. 

(2) Tradisi berpuasa

"Apakah ada makanan hari ini ya istriku, "kata Nabi suatu ketika.

"Belum ada ya Rasul Kekasih Allah, "kata Aisyah, istri Nabi.

"Baiklah, saya akan berpuasa saja hari ini, "ujar Rasulullah Muhammad SAW menanggapi jawaban Aisyah.

Bandingkan jika yang bertanya adalah kita. 

"Apa, tidak ada makanan, yo wess.. ayah akan makan di luar saja.. malah lebih enakk, "ujar kita sambil agak marah, mungkin lho yaa... yang baik-baik saja jangan marah.

Puasa bahkan disarankan ketika di rumah tidak ada makanan. Secara aturan agama, puasa yang dibolehkan adalah Senin Kamis, atau Daud (sehari puasa, sehari tidak), puasa wajib di Ramadhan, atau puasa saat tanggal 11, 12, 13 setiap bulan. 

Untuk meningkatkan imunitas, sehat ala Nabi, perbanyak puasa. Namun, ya jangan berlebihan juga. Puasa saja di antara pilihan. Jika ingin reguler mingguan, maka setiap Senin dan Kamis. Jika bulanan, ya tanggal 11, 12, 13. Jika ingin puasa terbaik, menurut riwayat tertentu, adalah puasa Ndaud; sehari puasa, sehari tidak. Tentu, puasa dihitung sejak waktu fajar hingga magrib. Malam tetap boleh berbuka, secukupnya.

Banyak ahli yang sudah membuktikan. Tulisan ilmiah, silakan mencari sendiri yaaa.. saya hanya berkisah saja dalam ringkasan ringkasan ini. Puasa, akan menghentikan benih kanker yang sedang tumbuh di dalam tubuh kita. Puasa, akan menyeimbangkan hormonal kita. Sehingga imunitas akan meningkat. Maag? Asam lambung? Berpuasa saja.. namun yang konsisten tidak mokah di tengah jam. Risiko malah asam lambung bisa terpicu. 

Puasa, adalah sehat ala Rasulullah. Dengan puasa, maka nafsu-nafsu berlebihan yang tidak perlu, juga akan diredakan. 

Sudah banyak bukti, tidak ada orang puasa yang sesuai syariah, akan mati mengenaskan. Kalau kelaparan  mungkin ya, ada. Namun untuk orang yang disiplin puasa, dan berbuka pada jam atau waktu yang diajarkan, maka jsutru imunitas akan meningkat. Semakin sehat.

Sehat ala Rasulullah, salah satunya adalah puasa. 

Mengapa bau mulut orang puasa, biasanya, bau ya ?

Ya karena orang puasa memang tidak disarankan banyak bicara. Sehingga juga tidak akan membuka mulut terlalu banyak.

Di era pandemik dengan masker ini, malah bagus kann.... orang puasa terlindungi masker. Artinya, bau mulut pun terjaga dari mengganggu orang lain. Yang sudah terbiasa puasa, salut untuk panjenengan semua.... Yang belum, ayo puasaaa.... 

(3) Tidur secukupnya, melek bengi 1/3 malam 

Suatu ketika sahabat Umar bin Khattab menjumpai Nabi ketika bangun tidur. Tampak ada bekas pelepah daun kurma yang menempel di pipi Nabi.

Lantas, Umar pun berkata, mengapa tidak menggunakan kulit binatang sebagai permadani, dengan tumpukan bahan lain sehingga empuk untuk beristirahat. Nabi tampak tidak terlalu senang mendengar saran dari Umar tersebut. Nabi lantas berkata dalam sebuah riwayat sebagaimana saya kutipkan berikut : 

“Apa urusanku terhadap dunia? Permisalan antara aku dengan dunia bagaikan seorang yang berkendaraan menempuh perjalanan di siang hari yang panas terik, lalu dia mencari teduhnya di bawah pohon beberapa saat di siang hari, kemudian dia istirahat di sana lalu meninggalkannya.” (HR at-Tirmidzi 2/60, al-Hakim 4/310, Ibnu Majah 2/526). 

Dunia hanya bagaikan perteduhan sementara. Untuk melanjutkan hidup yang lebih abadi. Tidur secukupnya, akan meningkatkan imunitas sehingga prosesi hidup yang sebentar ini, akan penuh semangat dalam beribadah.

Bahkan di banyak riwayat dikatakan, bahwa Rasulullah sangat minim dalam tidur. Secukupnya saja, tidak  berlebihan. Jika dalam bahasa sekarang adalah "prihatin, melek wengi ngurangi turu". Sebab, sekitar jam 3 pagi kalau di negara kita, sebelum waktu Subuh, adalah saat yang tepat untuk shalat Tahajud. Takarub, mendekatkan diri kepada Sang Ilahi Rabbi Pencipta Alam Semesta. 

Bagi western people, jam segitu adalah saat nyenyak-nyeyaknya tidur. Bahkan bagi kebanyakan manusia. 

"Bagi pelaksanaan shalat malam, tahajud, akan diangkat derajatnya dengan wajah berseri, dan kualitas kesehatan yang memadai, "demikian ringkasan hikmah melek bengi 1/3 malam sebagaimana yang diajarkan Nabi. 

Maulid Nabi 2020 ini adalah saat yang tepat untuk semakin meningkatkan ibadah malam. Ada kisah seorang kyai yang dapat dikatakan "jarang berolah raga", namun tampak sehat dan bugar. Rahasianya, shalat malam dan wajib lainnya, dengan intensif.

Semua gerakan dalam shalat, seperti sebuah relaksasi otot, dan terapi fisik karena semua organ tubuh bergerak: kaki, tangan, kepala, dengkul, wajah, mulut berdoa, jari menghitung dzikit, dan lain sebagainya. Dan itu tidak bisa diwakilkan, harus dijalani sendiri. Bagi yang sedang kurang bugar, ada rukhsoh atau keringanan. Namun tetap dilaksanakan kewajiban shalat.

Tidur secukupnya, melek bengi 1/3 malam untuk shalat Tahajud, adalah kunci sehat ala Rasulullah. 

.......***

Oke deh.... itu dulu deh.... semoga kita semua semakin sehat, dan rajin beribadah. Kita akan melewati masa pandemik ini dengan sebaik-baiknya. Dan sebaik-baik manusia, adalah yang berpikir dan saling mengingatkan dalam kebaikan. 

Maulid Nabi 2020, adalah saatnya kita meningkatkan kualitas ibadah, imunitas akan meningkat, dan jiwa raga akan semakin sehat.

Salam sehat selalu .... (NDP.01.11.2020) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun