Kemudian, masyarakat mulai menaikkan mobilitas lagi dan mungkin ini akan memicu lonjakan kasus lagi. Pembahasan efek jenis-jenis mobilitas (mobilitas di toko pangan / apotek, pusat angkutan umum, tempat kerja / kantor, tempat tinggal, retail / rekreasi, taman) terhadap kenaikan kasus dapat dilihat di artikel sebelumnya.
Dengan menampilkan korelasi mobilitas rata-rata luar rumah dengan kasus positif harian pada grafik, kami ingin mengusulkan pemakaian grafik korelasi tersebut sebagai indikator keberhasilan penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi. Belum ada literatur ilmiah yang secara tegas memakai korelasi tersebut sebagai indikator penanganan pandemi.Â
Dasar pemikirannya adalah bahwa semakin sukses protokol kesehatan dan vaksinasi, nilai korelasi akan stabil mendekati 0 (karena makin tidak saling terkait).Â
Pada kondisi jumlah kasus menurun dan nilai korelasi stabil mendekati 0, dapat disimpulkan bahwa pandemi telah mereda. Tetapi ketika nilai korelasi masih naik turun seiring fluktuasi jumlah kasus, pandemi masih bergejolak.Â
Di sisi lain, grafik korelasi juga dapat menunjukkan adanya 'dystopia' pandemi, yaitu ketika angka korelasi mendekati 0 tetapi angka kasus melonjak. Ini menunjukkan bahwa dalam tingkat mobilitas setinggi atau serendah apapun, virus tetap menjangkiti banyak orang.
Korelasi antara vaksinasi dengan jumlah kasus telah dibahas pada tulisan sebelumnya. Dalam dasbor visualisasi data pandemi kami, kami juga menampilkan nilai mobilitas, jumlah kasus, serta korelasi antara mobilitas dan jumlah kasus untuk tiap provinsi.Â
Kami juga menampilkan peringkat provinsi berdasarkan mobilitas terkininya. Visualisasi-visualisasi tersebut dapat menjadi alat eksplorasi lebih lanjut untuk menemukan wawasan-wawasan di tingkat provinsi.Â
Yang ingin kami sampaikan di sini adalah bahwa kami menemukan ada provinsi tertentu yang memiliki mobilitas tinggi tetapi ditemukan banyak kekosongan di datanya.