gembala tengah tercenung di sebuah lahan yang tak seberapa. Ia tengah menggembalakan ternak-ternaknya.
SeorangTapi hatinya resah karna lahan yang kian sempit dan nantinya bakal tak tersisa. Lahan berumput hijau makin lama makin digantikan bangunan rumah dan pabrik terus merenggutnya.
Tuk kegiatan lainnya- hal itu tak masalah karena sudah tergantikan metaverse dan digitalisasi- kata ahli tata kota.
Tapi untuk menggembalakan ternak dengan metaverse dan digitalisasi apakah bisa? Masak ternak diberi makan rumput digital seperti di game-game yang seolah mencerminkan realita?
Atau barangkali- gumam sang gembala - nantinya memang manusia tak butuh makan daging ternak yang sesungguhnya. Sebab seperti yang ia baca- sudah dikembangkan pil berisi seluruh kebutuhan manusia untuk hidup- hingga tak usah makan dalam sehari juga bisa.
Kalau seperti itu kejadiannya- sang gembala bingung- lantas ia harus ganti pekerjaan jadi apa? Modal ia tak punya. Pendidikan juga hanya sekolah dasar saja.