Alkisah dalam cerita pewayangan ada kakak beradik yang berbeda. Sumantri yang tampan dan gagah perkasa dan Sukrasana yang  raksasa, sakti madraguna, tapi buruk rupa. Sukrasana sangat setia pada sang kakak. Kemanapun Sumantri pergi diikutinya. Sang kakak agak enggan karena wajah adiknya.
Suatu saat Sumantri berambisi jadi perdana menteri di negara Maespati asal memenuhi permintaan Sang Raja Arjuna Sasrabahu. Permintaan yang musykil karena harus memindahkan Taman Sri Wedari dari Kayangan Bethara Wisnu ke Kerajaan Maespati. Lalu sang adik datang membantu dan Taman Sriwedari pindah dalam sekejap mata.
Tercapailah ambisi Sumantri jadi perdana menteri. Suatu ketika Sukrasana yang terus mengikutinya menakutkan para puteri istana. Maka sang raja memintanya mengusir adiknya. Sumantri meminta adiknya pergi tapi tak dituruti. Lalu ia menakuti sang adik dengan panah. Malang panah terlepas dan Sukrasana meregang nyawa. Dalam sakratul mautnya Sukrasana mengatakan bahwa ia akan tetap menanti kakaknya untuk bersama ke nirwana ketika kakaknya nanti mati oleh Dasamuka yang disurupi olehnya.
Mungkin sang pujangga pengarang cerita ingin menyampaikan sebuah umpama. Sumantri adalah para pejabat yang punya ambisi kuasa dan Sukrasana adalah rakyat jelata yang mungkin buruk rupa tapi sakti mandraguna. Ketika ambisi telah tercapai lewat pilkada maka rakyat jelata akan terlupakan dengan sendirinya.