Beberapa hari terakhir, masyarakat dihebohkan dengan berita tentang raibnya secara misterius dana nasabah BRI. Berita yang berkembang menyatakan bahwa hal itu disebabkan oleh Skimming atau pencurian data PIN nasabah lewat pemasangan Spy Ca. Jarang analisis yang berkembang yang menyebutkan keterlibatan orang dalam.
Soal keterlibatan orang dalam ini sebenarnya merupakan fenomena menarik. Hal itu diungkap, setahu saya, pertama kali oleh Abah Abimanyu seorang ahli teknologi informasi di sebuah stasiun televisi swasta. Tampaknya pernyataan Abimanyu itu kemudian ditindaklanjuti oleh POLRI lewat pernyataan Budi Wasisto yang menyatakan bahwa memang ada kemungkinan keterlibatan orang dalam.
Kemungkinan keterlibatan orang dalam ini sangat mungkin karena beberapa hal. Pertama, kemungkinan pencurian data nasabah lewat spy cam yang dipasang di ATM sangat kecil kemungkinannya sebab ruang agar Spy Cam bisa beroperasi sangat terbatas bahkan tidak mungkin karena tombol untuk menekan PIN nasabah demikian sempit sehingga tidak mungkin PIN terbaca.Â
Kedua, kalau memang pencurian data itu lewat skimmer yang dipasang  di alat di mana kartu ATM dimasukkan maka itu butuh waktu lama. Maka bisa dipastikan dalam proses pemasangannya ada keterlibatan orang dalam. Ketiga, pencurian data lewat skimmer dan spy cam adalah mungkin bagi nasabah yang sering melakukan transaksi. Tetapi dari berita yang ada di media ternyata mereka yang dananya raib termasuk mereka yang jarang melakukan transaksi.
Maka memang sudah tepat jika POLRI mengembangkan penyelidikan tidak hanya pada proses skimming yang melibatkan orang luar, tetapi juga penyelidikan tentang keterlibatan orang dalam. Orang dalam tidak hanya mereka yang bekerja di dalam bank tetapi juga termasuk rekanan yang memasang perangkat teknologi informasi.
Bagi bank sendiri perlu untuk memperketat seleksi pegawainya dan juga pemilihan rekanan untuk pemasangan perangkat teknologi informasinya.