Mohon tunggu...
I Nyoman Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen Kimia Undiksha - Hoby menanam anggur

Jalan jalan dan berkebun

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Saat memberi Jadi Jalan Pulang: Seni Adil Berbagi untuk Orang Tua

6 Agustus 2025   21:00 Diperbarui: 6 Agustus 2025   19:42 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup, pada akhirnya, adalah sebuah perjalanan untuk menemukan keseimbangan. Seperti tarian daun yang jatuh dihembus angin sore, atau debur ombak yang bergantian datang dan pergi, begitu pula hidup berumah tangga: selalu ada irama, selalu ada gerak maju dan mundur.

Di dalam rumah tangga, ada hal-hal yang tampak sederhana, namun sebenarnya menyimpan makna yang sangat dalam. Salah satunya adalah tentang bagaimana kita memperlakukan orangtua---baik ayah-ibu kandung maupun mertua---dengan penuh hormat, kasih, dan keadilan.

Saya teringat pada sebuah cerita sederhana yang mungkin juga dialami banyak orang. Setiap bulan, dari rezeki yang saya dapatkan, saya sisihkan sebagian untuk biaya hidup orangtua saya. Rutinitas ini bukanlah sesuatu yang saya lakukan sembunyi-sembunyi. Setiap rupiah yang saya berikan selalu saya sampaikan kepada istri saya. Tidak ada yang disembunyikan, tidak ada yang ditutupi. Dan, menariknya, istri saya pun melakukan hal yang sama untuk orangtuanya.

Bagi kami, ini adalah jalan agar sama-sama enak. Tidak ada rasa curiga, tidak ada rasa iri, tidak ada pula rasa berat sebelah. Semua terang, semua jelas, semua sejuk.

Membiarkan Cinta Mengalir dengan Jujur

Memberi kepada orangtua adalah ibadah yang indah. Namun keindahan itu bisa ternoda bila tidak disertai dengan kejujuran.

Ada orang yang memilih jalur belakang, memberi uang kepada orangtuanya tanpa sepengetahuan pasangan. Alasannya mungkin sederhana: takut pasangan keberatan, atau sekadar merasa itu urusan pribadi. Namun dari yang sederhana itu, sering lahirlah luka. Luka kecil yang mungkin awalnya tak terasa, namun lama-lama bisa merusak kepercayaan.

Saya sendiri memilih jalan berbeda. Bila suatu hari orangtua meminta bantuan lewat jalur belakang, saya dengan lembut menyampaikan: "Biarlah istri saya tahu. Biar sama-sama enak." Bukan karena saya ingin membatasi kasih sayang kepada orangtua, melainkan agar istri selalu merasa dihargai. Karena bagi saya, hubungan rumah tangga yang sehat dibangun di atas kepercayaan yang jernih, bukan sembunyi-sembunyi yang beracun.

Ketika istri tahu dan merestui, pemberian itu menjadi doa bersama. Bukan hanya uang yang berpindah tangan, melainkan juga kasih sayang yang lebih luas: dari saya, dari istri, bahkan dari rumah tangga kami.

Adil Itu Bukan Sekadar Sama Rata

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun