Mohon tunggu...
LOMBOKios
LOMBOKios Mohon Tunggu... Jurnalis - menjual ide, mencari pahala.

pingin masuk syurga bi ghairi hisab.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cerita Sopir Paket C, Curhat Pelayanan Dinas P & K Lombok Timur

30 Maret 2017   18:00 Diperbarui: 31 Maret 2017   02:00 1796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri : Asal usul Curhat

Disana kami melihat staf di ruangan yang dituju, sedang asyik berbicara, sampai mereka tak menjawab salam. Lalu saya bertanya.

“Misi Pak, disini legalisir Ijazah???

“Duduk dulu,” katanya terlihat seperti ……….. sambil mengatakan ia.

 Ya. Ini penglihatan saya, tapi, bagi teman bicaranya kemungkinan enggak, cz dia sesunguhnya terlihat baik. Semoga. Lalu, kemudian, saya memanggil teman saya yang terlihat masih galau itu, mungkin lagi-lagi karena uangnya hanya Rp. 10.000. Mungkin hanya itu, dan entahlah untuk anak istri.

Saya persilahkan untuk duduk, karena ucapan “iya” tadi plus keyakinan bahwa disanalah tempat legalisir ijazah Paket C. Karena keyakinan pasti dilayani lama, maka sayapun permisi keluar. Teman itupun menyerahkan photo copy ijazahnya. Saya lupa janji saya untuk memberikannya uang tambahan, sebagai persiapan, kalaupun ia membayar.

Lama saya menunggu, sambil melihat mobil Kepala Bidangnya, ternyata beliau sedang menjalankan tugasnya ke luar daerah. Sambil menunggunya saya juga bertanya, ke salah satu staf  yang sering saya lihat. Apakah kepala Dinas ada. Sama juga beliau sedang menjalankan tugas, entah kemana.

Sampai waktu itu, belum juga saya lihat teman saya dilayani. Singkat menunggu (meskipun rasanya lama) maka keluarlah sahabat itu. Ia meminta lagi untuk diantar ke rumahnya mengambil Ijazahnya yang asli. Disana saya mulai heran. Pertanyaan saya begini.

“Bisa enggak hari itu legalisir, Kan Kabid ma Kadis enggak ada?”

“Kenapa lama sekali menunggunya, Kan Kabid ma Kadis enggak ada ?”

“Benarkah keterangan yang sering saya terima dari beberapa lembaga soal pelayanan bidang ini, termasuk soal monopoli 30 % yang sempat bikin pusing tahun lalu?”.

Ahhhhhhhh……………….Saya antar saja teman ini pulang mengambil ijazah aslinyanya. (meskipun capek & mulai risih). Siapa tau, apa yang sering dicurhatkan kepala bidang yang saya kagumi itu, terkait mottonya “Kalau Bisa Dipercepat, Kenapa Bisa Diperlambat” berasal karena keprihatinannya terkait (mungkin yang sudah membudaya) itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun