Peserta bukan hanya objek, melainkan subjek yang aktif berkontribusi terhadap kesuksesan program JKN-KIS. Dan, kita tidak ingin memungkiri, masih ada kekurangan yang harus diperbaiki, dari segi pelayanan, sistem, maupun kinerja BPJS Kesehatan.
Maka, tumbuhkan kepedulian dan rasa memiliki. Hindari keluhan sumbang yang hanya jadi penghias linimasa atau obrolan warung kopi semata. Ingat, "no wrong door".
Layangkan aduan, kritik, saran, dan penilaian tentang program JKN-KIS langsung kepada lembaga, baik melalui Care Center 1500-400, aplikasi Saluran Informasi dan Penanganan Pengaduan (SIPP), atau LAPORI, agar dapat segara dikelola dan ditangani oleh BPJS Kesehatan.
6. Perbaikan berkelanjutan
Bersikaplah adil dalam menilai kinerja BPJS Kesehatan selama menjalankan program JKN-KIS. Karena di luar pro dan kontra yang marak diperbincangkan, BPJS Kesehatan telah sepenuh hati mengabdi untuk negeri, melalui penataan konsep, serta peningkatan efisiensi dan efektivitas pelayanan.
Bahkan, pada bulan Oktober 2018, BPJS Kesehatan meraih sembilan penghargaan dari asosiasi jaminan sosial internasional, atau International Social Security Association (ISSA), dari aspek kepesertaan, iuran, sistem informasi, hingga mekanisme efektivitas pembayaran kepada fasilitas kesehatan.
Tiga penghargaan juga menyebutkan secara khusus terkait implementasi manajemen risiko sesuai panduan ISSA, optimalisasi program melalui kader JKN, dan aplikasi mobile JKN.
Selain itu, BPJS Kesehatan juga proaktif berdiskusi dengan MUI, untuk dapat menerapkan prinsip-prinsip syariah yang baik bagi seluruh peserta JKN-KIS.
7. Fokus pada kepuasan peserta
Demi mencapai kepuasan peserta program JKN-KIS di era revolusi industri 4.0, BPJS Kesehatan juga menghadirkan beragam inovasi.