Maka, tidak perlu ragu untuk mendatangi puskesmas. Karena, nakes di faskes tingkat pertama justru memiliki jam terbang tinggi dalam berinteraksi dengan pasien dari beragam latar belakang, yang menjadikan pelayanan mereka lebih membumi dan humanis.
Ketiga, ternyata ada faskes tingkat pertama dengan pelayanan dan kenyamanan yang setara dengan rumah sakit kelas VIP.Â
Saya bersyukur sedalam-dalamnya mendapat kesempatan bersalin di puskesmas PONED (Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar), Cimahi Selatan.
Puskesmas 24 jam ini menjadi harapan saya ketika kontraksi telah semakin intensif pukul 9 malam. Melebihi ekspektasi kami, ruang bersalin begitu lapang dan privat. Bahkan, dua bidan perempuan yang tengah berjaga begitu ramah dan tangguh dalam memotivasi saya menjalankan persalinan normal secara vaginal.
Segala prosedur mereka jalankan dengan baik, sehingga membuat saya merasa nyaman. Mereka pun amat cekatan mengendalikan kondisi saat saya mengalami pendarahan akibat retensi plasenta.
Dan, bagian terbaiknya, atas kebaikan hati nakes---atau protokol puskemas PONED, saya tidak tahu---saya mendapat sarapan gratis, lho!
Ketika memutuskan untuk menjadi peserta program JKN-KIS dari BPJS Kesehatan, secara mandiri, lembaga, maupun PBI (Penerima Bantuan Iuran), ada baiknya kita fokus pada 7 kerangka berpikir berikut ini:
1. Pelayanan tanpa batasan
Kendati tidak lepas dari lika-liku perbaikan sistem, program JKN-KIS oleh BPJS Kesehatan telah sukses membuka lebar akses pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat. Rumah sakit dan tindakan medis pun kini tidak lagi terasa eksklusif.
Dalam perspektif positif, masalah biaya bukan lagi kendala untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang prima. Masyarakat dari golongan prasejahtera, bahkan dapat menjadi peserta JKN-KIS melalui jalur PBI (cek laman resmi BPJSÂ untuk melihat update jumlah peserta dari berbagai jalur).Â