Mohon tunggu...
N. Setia Pertiwi
N. Setia Pertiwi Mohon Tunggu... Seniman - Avonturir

Gelandangan virtual

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Daun Bawang dan Cinta yang Kurang Akal

10 Oktober 2018   18:34 Diperbarui: 11 Oktober 2018   22:47 2944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kita belum kenalan, ya?" Dia tidak mengulurkan tangan. Kedua telapak tangannya menangkup di depan dada. Nah, benar kan. Dia laki-laki yang sopan. Tidak mengecewakan.

Aku mengumpulkan kekuatan untuk mengangkat kepala. Rasa penasaran harus dituntaskan. Dibayar lunas. Barangkali, aku akan mengukir sejarah.

Aku persembahkan pada dunia, awal kisah cinta antara manusia dan daun bawang!

Tapi ... aku harus bilang apa?

"Emak bilang kamu suka dipanggil Daun. Dawiyah Untari, Daun. Manis sekali. Panggil saja saya Rina, ya."

Aku bisa merasakan gemuruh dan getaran lantai yang datang bergelombang. Seluruh pasar menertawakan aku. Buah-buahan, sayuran, tahu, tempe, daging, beras, serentak mengejek aku yang terpaku di hadapan laki-laki rupawan yang ... mengenakan kerudung biru.

"Kamu kenapa? Aduh, cyin. Saya salah bicara ya."

Kali ini, hatiku tidak patah, tapi runtuh. Aku berlari, kembali ke kios sayuran.

Aku meringkuk di bawah meja dagangan. Memeluk seikat kangkung. Memoteknya satu per satu. Menangis sesenggukan. Mengabaikan Emak yang kebingungan.

Terdengar suara langkah Kang Adi, eh, Rinaldi, ung ... Rina, menyusulku.

"Mak, kenapa, Mak? Daun kenapa? Tadi mau kenalan, tau-tau kabur."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun