Mohon tunggu...
N. Setia Pertiwi
N. Setia Pertiwi Mohon Tunggu... Seniman - Avonturir

Gelandangan virtual

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kontemplasi Bisnis Rental Kendaraan di Dunia Virtual

27 Agustus 2018   15:11 Diperbarui: 10 September 2018   15:24 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Guliran teknologi membawa perubahan pada cara kita memandang dan menjalankan peradaban. Segala jenis interaksi sosial, mulai dari perdagangan hingga hubungan personal mengalami perpindahan. Dari luring, menjadi daring. Dari pertemuan raga, menjadi jalinan bit-bit digital.

Unstoppable. Kehadirannya niscaya, sekaligus dilema. Sulit ditolak, sulit dihindari, dan sulit dicegah. Tidak ada yang benar-benar bisa melepaskan diri. Orang-orang mengikuti arus, demi tetap terlibat dan eksis dalam koloni mereka. Lebih dari membangun citra diri, populer pada jejaring juga dilakukan sebagai insting. Mempertahankan sumber daya untuk bertahan hidup, secara material dan kesehatan mental.

Kendati demikian, kelembaman rupanya hanya menjadi mitos. Kemudahan interaksi pada dimensi yang terlipat dalam perangkat, tidak sepenuhnya melenyapkan mobilitas.

Contohnya, belanja daring yang berimplikasi pada meningkatnya intensitas ekspedisi.

Selain itu, inspirasi dari para traveler yang menghiasi linimasa, membuat perjalanan dan penjelajahan jadi laiknya kompetisi. Berlomba-lomba mengunjungi dan menampilkan destinasi paling kekinian, instagramable, hits, anti-mainstream, viral, atau apalah istilah yang digunakan oleh netizen milenial.

Vibe yang ditebarkan para selebgram, vlogger, blogger, dan segenap jajaran influencer, berhasil menggiring traveling ke level lanjutan. Menjadi seorang nomad bukan lagi monopoli kaum bohemian, melainkan gaya hidup yang menarik untuk dilakukan, sekaligus dibagikan.

Karena itulah, sarana transportasi yang andal jadi kebutuhan yang cukup mendesak.

Meski sempat ricuh sebagai reaksi alami terhadap intervensi, angkutan publik, transportasi online, maupun rental kendaraan, kini mendapatkan segmentasi pasarnya masing-masing.

Hanya saja, untuk mampu berkembang, atau minimal, bisa bertahan, setiap penyedia armada perlu menyadari arah perubahan yang dimotori oleh gandrungnya manusia pada teknologi. Etika-etika kuno terkait perebutan pelanggan atau ungkapan "tidak ada yang gratis", telah mencapai tanggal kadaluarsa. Persaingan terbuka, pembagian "kue" ekonomi, dan konten-konten gratis menjadi strategi investasi baru yang harus kita pahami.

Karena tak pelak, limpahan informasi membuat konsumen semakin cerdas, serta memiliki banyak tuntutan. Di masa kejayaan marketplace online, perbandingan dan pembandingan terjadi secara organik. Konsumen menyukai pilihan yang beragam, penawaran harga yang menarik, serta pengalaman bertransaksi yang unik dan memberi kesan. Maka, sebagai pihak yang wajib membaca zaman, bisnis rental kendaraan juga perlu penyesuaian.

Bisnis rental kendaraan, termasuk mobil, motor, minibus, truk, dan lainnya, sulit untuk berjalan sendiri-sendiri tanpa koneksi. Kepakan sayap bisnis rental kendaraan di langit virtual haruslah saling menopang. Mengadaptasi konsep pasar tradisional, bisnis rental kendaraan juga perlu bekerja sama dan berbagi ruang, untuk memancing kehadiran pelanggan.

Salah satunya, melalui platform marketplace khusus sewa dan rental mobil online. Berupa satu situs yang mempertemukan antara supply and demand. Antara traveler yang membutuhkan kendaraan sewaan, dengan rental kendaraan dari berbagai wilayah. Situs yang hadir sebagai solusi mudah, serta sanggup mengakomodir keinginan dan kebutuhan konsumen masa kini. Dan, di antara beberapa platform yang sukses memperkenalkan diri, kita ambil studi kasus, marketplace Joorney.

Kita dapat memilih peran sebagai traveler (penyewa kendaraan), owner (pemilik kendaraan), atau keduanya. Siapa saja dan dari mana saja, diperkenankan menyewakan aset kendaraannya, baik individu yang ingin menambah penghasilan atau perusahaan rental yang hendak memperluas pasar.

Dalam platform, traveler bisa mencari, membandingkan, dan memilih kendaraan sewaan dari berbagai tipe, spesifikasi, dan variasi harga yang ditawarkan oleh owner dari segala penjuru negeri.

Persaingan bebas, terbuka, dan sempurna.

Maka, untuk dapat sukses dan menggaet konsumen, setidaknya bisnis rental mobil Anda harus mengutamakan 7 poin berikut ini:

  • Harga yang kompetitif.
  • Armada yang bersih, tangguh, dan andal.
  • Informasi yang jelas, menarik, dan transparan.
  • Kualitas pelayanan yang prima.
  • Komunikatif dan bersahabat.
  • Prosedur yang memudahkan.
  • Variasi layanan yang menarik.
  • Upaya melampaui ekspektasi konsumen.

Poin yang disebutkan di atas, akan memberikan bargaining point yang tinggi pada bisnis rental mobil. Dan, sementara para owner mengerjakan pekerjaan rumahnya masing-masing, pengelola platform secara simultan juga menyelesaikan tugasnya.

Dalam hal ini, memaksimalkan pemasaran melalui media sosial, blog, dan jaringan kemitraan. Merangkul para pemula, hingga pebisnis yang telah lama berkecimpung dalam dunia rental. Bersama, memperkuat jalinan kerja sama yang profesional.

Win-win solution. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Untung sama untung. Saling mendukung dan menanggung, untuk menciptakan lingkungan transaksi yang nyaman dan aman demi kemajuan bersama. Meminimalisir kesenjangan ekonomi, memberdayakan orang-orang, dan tidak ada yang meninggalkan

Jika kita cukup mawas dan peka, teknologi menyadarkan kita bahwa manusia selalu bergerak sebagai satu tubuh yang terkait dan saling merasakan. Era digital tak pernah mengubah insting alami kita. Manusia, bagai satu koloni besar yang harus menajamkan naluri untuk berbagi, berinteraksi, serta memelihara konektivitas dengan langit dan bumi. Menjaga getaran positif agar terus beresonansi dan menciptakan keselarasan dengan alam, manusia, dan peradaban yang terus berputar.

Ya, begitulah, kepakan sayap bisnis rental mobil di langit virtual mengabarkan kita tentang sifat alamiah manusia yang tidak mudah berubah. Maka, siapkah kita menjadi pionir bisnis yang bijaksana dan sesuai hukum semesta?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun