Mohon tunggu...
Nurul Erika Putri Siregar
Nurul Erika Putri Siregar Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa/UIN SUMATERA UTARA

Saya seorang mahasiswa yang mempunyai hobi yang terkait pada foto dan video, saya kuliah di UIN SUMATERA UTARA. Usia saya 20 tahun

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menganalisis Model Pembelajaran dan Cara Berpikir Komputasi dalam Matematika serta dalam Memecahkan Masalah

4 Juli 2022   18:45 Diperbarui: 4 Juli 2022   18:52 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Keywords: Thinking, critical, Mathematics

PENDAHULUAN 

Sudah dari munculnya istilah "Revolusi Industri" 4.0 di abad 21 ini, kita bisa melihatnya dengan tanda-tanda masifnya perkembangan teknologi dan informasi. Oleh karena itu, permasalahan ini menuntut dunia pendidikan untuk dapat merancang kurikulum dan pembelajaran agar peserta didik memiliki keterampilan untuk berdaya saing secara utuh. Salah satu keterampilan yang mendukung perkembangan teknologi dan informasi adalah kemampuan berpikir komputasional. 

Computational thinking memiliki arti yaitu suatu cara bagi kita untuk mencari solusi permasalahan dari input data menggunakan al-Ahmad dengan menerapkan teknik-teknik yang digunakan software dalam penulisan program. Tetapi tidak berpikir seperti komputer, tetapi komputasi dalam arti berpikir untuk merumuskan masalah dalam bentuk masalah komputasi dan menyusun solusi komputasi yang baik (dalam bentuk) suatu algoritma atau menjelaskan mengapa solusi yang sesuai tidak ditemukan. 

Menurut pendapat di atas, jelas bahwa berpikir komputasional sangat penting bagi siswa di abad ke-21. Enam tahun lalu, pemerintah Inggris telah memberikan arti penting pada kemampuan berpikir dalam komputasi. Sehingga siswa di SD dan SMP sudah mendapatkan materi pemrograman. Ini bertujuan bukan untuk menghasilkan programmer tetapi untuk memperkenalkan dan mengembangkan keterampilan berpikir komputasional mereka. Mereka tidak percaya kemampuan ini dapat membuat siswa lebih pintar dan lebih cepat memahami teknologi di sekitar mereka. Pertanyaannya apakah thinking computing hanya bisa diketahui pada mata pelajaran komputer atau pemrograman?, tentu jawabannya tidak. Computational Thinking adalah proses berpikir yang didasarkan pada ilmu komputer tetapi dapat diterapkan dalam disiplin ilmu lain. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang konsep dan indikator penilaian serta bagaimana memperkenalkan proses berpikir komputasional dalam pembelajaran matematika.

Dalam kaitannya dengan pelajaran matematika di sekolah, pola bilangan merupakan salah satu materi yang diajarkan kepada siswa SMP. Berdasarkan kurikulum 2013, salah satu aspek yang dipelajari dalam materi pola bilangan adalah memecahkan masalah yang berkaitan dengan pola bilangan. Selain itu, pola bilangan juga dapat digunakan untuk mengasah kemampuan berpikir siswa. Anno (dalam Marion et al, 2015) menyatakan bahwa pembelajaran pada materi pola bilangan dapat menggali kemampuan berpikir siswa. Marion (2015) berpendapat bahwa pembelajaran pada materi pola bilangan sangat penting, karena merupakan kegiatan matematika yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Selain itu materi pola bilangan juga dapat dimodifikasi menjadi suatu jenis masalah pemecahan masalah matematis, sehingga dalam penggunaannya diharapkan dapat melihat proses berpikir komputasional siswa SMP. 

Salah satu faktor yang tidak kalah pentingnya ketika belajar di kelas adalah faktor jenis kelamin siswa. Siswa laki-laki dan perempuan tentunya memiliki perbedaan kognitif dan mempengaruhi kemampuan siswa saat belajar, sehingga siswa laki-laki dan perempuan tentunya memiliki banyak perbedaan dalam menyelesaikan suatu masalah matematika. Arends (2008) menjelaskan bahwa terdapat perbedaan kognitif antara laki-laki dan perempuan, termasuk dalam menyelesaikan masalah pemecahan masalah matematis. Dari perbedaan cara berpikir tersebut tentunya akan mempengaruhi proses berpikir komputasional siswa laki-laki dan perempuan dalam menyelesaikan masalah pola bilangan. Salah satu penelitian terdahulu yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Mufida (2018) yang berjudul "Profil Berpikir Komputasional dalam Memecahkan Tugas Berbasis Kecerdasan Logika Matematika Siswa". 

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengkaji bagaimana proses berpikir komputasional siswa SMP dalam menyelesaikan masalah pola bilangan ditinjau dari perbedaan gender.

METODE 

Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dirancang untuk memahami dan mendeskripsikan suatu fenomena yang dialami dengan cara mendeskripsikannya dengan kata-kata dan bahasa. Data yang diuraikan merupakan data kualitatif tentang proses berpikir komputasional siswa SMP dalam menyelesaikan masalah pola bilangan ditinjau dari perbedaan gender. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar Tes Kemampuan Matematika (TKM), lembar Tes Pemecahan Masalah Matematika (TPM), dan pedoman wawancara yang telah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru mata pelajaran matematika. 

Setelah itu, hasil tes kemampuan matematika dikategorikan ke dalam kategori kemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah. Kemudian dipilih dua siswa dengan kemampuan matematika yang sama tinggi, satu siswa laki-laki dan satu siswa perempuan. Kedua siswa tersebut kemudian diberikan lembar tes pemecahan masalah dengan waktu kerja 60 menit, kemudian dilakukan wawancara untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam tentang proses berpikir komputasional siswa SMP dalam menyelesaikan masalah pola bilangan. Wawancara yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur, yang lebih independen daripada wawancara terstruktur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun