Sehubungan dengan hasil keputusan UIN STS JAMBI yang menyatakan bahwa KKN Angkatan ini dilaksanakan secara mandiri dengan berbagai pilihan, salah satunya melalui program KKN Mandiri membangun kampung kito, maka kegiatan ini menjadi wadah penting bagi mahasiswa untuk berkontribusi langsung di tengah masyarakat khususnya didesa sendiri. Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri di Musala Dusun Baru, Desa Gelanggang merupakan salah satu momen penting dalam perjalanan mahasiswa, karena melalui program ini setiap mahasiswa belajar untuk mengabdikan diri, mengaplikasikan ilmu pengetahuan, sekaligus berbaur dengan masyarakat. Begitu pula pengalaman saya saat menjalani KKN Mandiri di musala Dusun Baru, Desa Gelanggang. Setiap hari yang saya lalui selama program ini tidak hanya dipenuhi dengan kegiatan yang bermanfaat bagi orang lain, tetapi juga menjadi sarana pembelajaran berharga yang menumbuhkan kesadaran diri, kedewasaan, dan rasa tanggung jawab sosial.
Keterlibatan aktif anak-anak dalam mengaji juga dapat menumbuhkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab terhadap pembelajaran agama, sehingga proses belajar mengaji menjadi lebih bermakna dan berkelanjutan. Khususnya dalam konteks pendidikan agama di keluarga atau lingkungan sekitar, keterlibatan anak-anak sangat penting agar setiap tahapan belajar mengaji benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka.Â
Desa gelanggang adalah desa yang terpecah dari desa sungai manau yang sering di sebut sungai manau lamo, desa gelanggang berbatasan desa durian lecah dan tiangko Saat menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) Di Desa Gelanggang, Kecamatan Sungai mau, Kabupaten Merangin, provinsi jambi, Saya melihat secara langsung bahwa tingginya minat anak anak belajar mengaji. Hal ini tentunya menjadi modal utama dalam membentuk generasi yang berakhlak dan beriman kuat. Namun, meskipun minatnya tinggi, masih terdapat beberapa kendala, seperti kurangnya fasilitas belajar yang memadai dan keterbatasan pengajar yang kompeten. Kondisi ini membuat proses belajar mengaji belum berjalan optimal dan belum dapat menjangkau semua anak di desa. Lebih dari itu, perlu adanya inovasi dalam metode pembelajaran mengaji yang lebih kreatif dan menarik agar anak-anak semakin semangat dan betah dalam belajar.
Hari pertama KKN mengajar ngaji menjadi pengalaman yang sangat berkesan. Awalnya saya merasa sedikit gugup karena harus berhadapan langsung dengan anak-anak yang baru saya kenal, namun rasa itu perlahan hilang ketika melihat antusiasme mereka datang dengan membawa iqro' dan mushaf kecil. Setelah berkenalan, saya mulai memperkenalkan huruf-huruf hijaiyah serta mengulang bacaan pendek yang sudah mereka hafal. Walaupun ada beberapa anak yang masih terbata-bata, mereka tetap bersemangat dan saling menyemangati temannya. Suasana terasa hangat, sederhana namun penuh makna, karena selain mengajarkan bacaan, Hari pertama ini membuat saya sadar bahwa mengajar ngaji bukan hanya berbagi ilmu, tetapi juga belajar kesabaran, keikhlasan, dan cinta terhadap Al-Qur'an.
Di luar kegiatan di mushola, saya berkesempatan melihat langsung aktivitas UMKM milik warga yang bergerak di bidang kopi. Kami diajak mengenal proses pengolahan kopi mulai dari biji mentah yang dipetik, dijemur, hingga proses penggilingan sederhana yang masih menggunakan alat tradisional. Aroma kopi yang khas langsung tercium begitu biji digiling, membuat suasana semakin hangat. Pemilik UMKM dengan ramah menjelaskan bagaimana usaha kopi ini menjadi salah satu sumber penghasilan utama keluarga dan sekaligus menjadi kebanggaan warga setempat. Dari kegiatan ini, kami banyak belajar tentang semangat wirausaha, kemandirian, serta potensi desa yang luar biasa bila terus dikembangkan. Hal ini juga membuka wawasan kami bahwa KKN bukan hanya tentang mengajar di mushola, tetapi juga memahami kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) memberikan banyak manfaat bagi mahasiswa, salah satunya adalah pengalaman nyata dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh di bangku perkuliahan. Melalui KKN, mahasiswa belajar berinteraksi langsung dengan masyarakat, memahami kebutuhan mereka, serta mencari solusi sederhana yang bisa memberikan dampak positif. Hal ini melatih kemampuan komunikasi, kerja sama tim, serta keterampilan problem solving yang tidak selalu diperoleh dalam ruang kelas. Selain itu, mahasiswa juga mendapat kesempatan untuk mengenal budaya, kebiasaan, dan kearifan lokal masyarakat sehingga menambah wawasan serta menumbuhkan rasa empati dan kepedulian sosial.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI