Holisah juga mengakui bahwa dirinya pun pernah berada di titik terendah, saat pikiran negatif terasa mendominasi. Menurutnya, negativity bias sering muncul karena rutinitas kita yang selalu mengulang pola pikir yang sama. “Mau nggak mau kita harus belajar, karena pola pikir ini cenderung menetap. Kita perlu ‘memperbarui data’ dengan hal-hal yang baik,” jelasnya.
Memperbarui data di sini berarti memberikan otak informasi baru yang positif. Caranya bisa dengan:
Belajar hal baru.
Mendengarkan cerita orang lain yang inspiratif.
Berempati pada kejadian yang menimpa orang lain.
Dengan memperkaya sudut pandang, kita memberi kesempatan pada diri sendiri untuk keluar dari lingkaran pikiran negatif yang mengikat.
Menemukan Alasan Terkuat untuk Bertahan
Setiap orang punya tujuan dan alasan untuk bertahan dalam hidup. Pada sesi akhir wawancara, Holisah menegaskan bahwa penting untuk memastikan alasan itu tidak mudah rapuh. “Kalau alasan kita hanya bersandar pada sesuatu yang tidak kekal seperti orang terdekat kita bisa rapuh ketika itu hilang,” ujarnya. Beliau menekankan bahwa alasan terkuat sebaiknya bersandar pada sesuatu yang tidak tergoyahkan, seperti Tuhan. “Kalau alasannya karena Allah yang Maha Kuat, itu tidak bisa terbantahkan. Allah yang menjadikan kita ada di posisi hari ini tentu punya alasannya,” tambahnya. Bukan berarti kita tidak boleh menjadikan keluarga atau sahabat sebagai motivasi. Namun, jika motivasi itu runtuh dan ketika kita kehilangan mereka, kita perlu mencari pondasi yang lebih kokoh.
Mengubah hari yang berat menjadi cerita hebat bukanlah proses instan. Dibutuhkan kesabaran, keberanian untuk belajar dari kegagalan, dan kemauan untuk mengubah sudut pandang. Kegagalan hanyalah satu bab dalam buku kehidupan, bukan keseluruhan cerita. Jika kita mau memaknai kegagalan sebagai guru, bukan musuh, kita akan menemukan banyak pelajaran yang membentuk karakter. Ketika kita bisa keluar dari negativity bias dan membangun alasan yang kokoh untuk bertahan, setiap kesulitan akan terasa lebih mudah dihadapi.
Akhirnya, kita bisa sampai di titik di mana kita menoleh ke belakang dan berkata: “Ternyata semua yang aku alami adalah bagian dari cerita hebat yang Allah tulis untukku.”
Hidup selalu menawarkan dua sisi, yakni naik dan turun, gagal dan berhasil. Namun, satu hal yang pasti kegagalan bukan titik akhir. Kegagalan hanyalah bagian dari jalan panjang menuju sesuatu yang lebih besar. Kalau hari ini kamu jatuh, berdirilah lagi. Jangan biarkan kegagalan mencabut keyakinanmu. Justru gunakan itu sebagai batu pijakan untuk melompat lebih tinggi.