Begitupun penggunaan kembang selasih untuk tradisi ziarah. Amatan selintas masa kecil di lereng barat Gunung Lawu, tidak terlalu lazim penggunaan selasih untuk nyekar. Blusukan di kaki hingga pinggang Merbabu terasa lonjakan permintaan dan penyediaan selasih di seputaran masa Ramadan Lebaran.
Pola yang serupa untuk wilayah Cirebon, Semarang, dan Demak. Warga Cirebon meneruskan kisah, kembang selasih sebagai kesukaan Sunan Gunung Jati. Menjadi saluran berkat bagi petani pun pedagang di masa puncak penjualan.
Secara harafiah tampilan Selasih sungguh sederhana. Dijual dalam ikatan kecil. Tangkai berdaun hijau dengan ujung tandan bunga berwarna ungu kemerahan hingga kecoklatan. Aroma segar dengan harum yang samar.
Membawa selasih saat ziarah secara umum dimaknai filosofi mengenang keharuman budi leluhur. Aneka sebutan, semisal selasih sebagai kasih yang tersela atau terjeda secara fisik oleh perpisahan fisik kematian. Namun tetap abadi di hati.
Selasih pada beberapa wilayah disebut Telasih. Telasih, telas artinya habis, asih bermakna kasih. Paduannya Telasih menjadi kasih yang tiada habisnya. Pengingat kenangan jiwa antara peziarah dengan leluhurnya yang tiada putus.
Selalu menarik menyimak kisah pemaknaan kosakata selasih ataupun Telasih antar tempat yang merangkum kelokalan dan nilai yang hidup pada komunitas. Kisah yang dibabar dengan fasih oleh penjual kembang maupun sesepuh masyarakat. Diestafetkan antar generasi hingga saat ini. Kontekstualisasi yang selalu terjadi.
Fitofarmaka Selasih
Etnobotani selasih mempelajari hubungan kompleks dan dinamis antara penggunaan tumbuhan selasih oleh manusia seturut proses perkembangan budaya. Bagaimana manusia menggunakan selasih dalam tradisi ritual kehidupan keseharian. Menurut tatanan budaya yang berlaku.
Selasih bukan hanya digunakan dalam ritual ziarah. Merasuk pada ranah kehidupan lainnya. Semisal pada telaah fitofarmaka. Pemanfaatan tanaman sebagai obat penyembuh penyakit ataupun penjaga kesehatan.
Sahabat pembaca Kompasiana tentunya tidak asing dengan sajian biji selasih dalam aneka minuman segar. Biji berukuran mungil berwarna kehitaman. Bila mau dimanfaatkan tinggal dicuci bersih kemudian direndam dalam air matang bersuhu ruang.
Biji akan mengembang, terlihat diselaputi lapisan bening putih siap untuk dicampurkan pada aneka sajian. Minuman segar, bisa juga untuk campuran puding ataupun salad. Rasa tekstur krenyes biji memberikan sensasi tersendiri.