Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Alam Takambang Jadi Guru dan Merdeka Belajar

11 Juni 2021   22:05 Diperbarui: 12 Juni 2021   05:03 1125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keseharian adalah universitas kehidupan. Setiap titah sebagai pembelajar. Alam Takambang Jadi Guru. Demikian peribahasa dari tlatah Sumatera Barat bagian sesanti merdeka belajar.

Peribahasa bagian warisan budaya

Peribahasa menjadi bagian dari komunikasi keseharian. Baik komunikasi secara lisan maupun tertulis. Penyampaian pesan, nasihat, pengingat pun semangat yang dipompakan kepada pasangan bicara maupun pembaca dengan halus.

Menyimak peribahasa secara verbal selalu terasa apik. Racikan diksi memikat juga guru lagu yang merdu. Layaknya bunga bahasa pembuhul keindahan penyemat pesan.

Tidak selalu berupa kalimat utuh, tak jarang berupa penggalan kalimat sahaja, semisal pagar mangkok. Wujud kebahasaan yang ringkas memuat kebenaran yang bersifat universal. Disampaikan secara estafet melintasi generasi alias turun temurun.

Mari mengulik: Pagar Mangkok Memperkokoh Pagar Tembok

Galibnya manusia yang kurang suka mendapat teguran secara langsung. Peribahasa mewadahi pesan kiasan untuk menggambarkan tujuan tertentu. Maksud tercapai tanpa mengusik kegusaran penerimanya.

Peribahasa lahir sebagai produk budaya masyarakat setempat. Mengandung susunan materi kebahasaan lokal. Merangkum filosofi dasar yang hidup dan dihidupi oleh masyarakat setempat.

Diwarnai oleh adat, budaya, dan filosofi setempat. Juga ekosistem setempat. Semisal komunitas ngarai dan gunung.

Selalu ada benang merah pengikat antar budaya komunitas. Tak heran suatu pesan yang sama dinarasikan dengan ragam bahasa daerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun