Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Keanekaragaman Warisan Dunia Wujud Prasasti Kehidupan

17 April 2021   20:26 Diperbarui: 17 April 2021   21:56 849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keanekaragaman warisan dunia wujud prasasti kehidupan (kolase dokumen pribadi)

Peringatan Hari Warisan Dunia 18 April 2021 merupakan tahun kedua pada masa pandemi  Covid 19 sejak 2019. Tema yang diangkat adalah "Complex Pasts: Diverse Futures" Peneguh Keanekaragaman Warisan Dunia Wujud Prasasti Kehidupan.

Internasional Council for Monuments and Sites (ICOMOS) adalah badan penasehat UNESCO yang menangani Monuments and Sites. Persidangan UNESCO menetapkan setiap tanggal 18 April adalah peringatan Hari Warisan Dunia (World Heritage Day) atau Internasional Day for Monuments and Sites.

Tema peringatan hari warisan dunia 2021 (https://www.icomos.org/)
Tema peringatan hari warisan dunia 2021 (https://www.icomos.org/)
Hakekatnya adalah ikrar syukur betapa kayanya keanekaragaman situs warisan dunia berupa warisan budaya dan alam. Membangun kesadaran dan komitmen bersama untuk melestarikannya. Bukan hanya masalah lokal namun meluas ke aras internasional.

Indonesia Terdepan di Tingkat Asia Tenggara 

Pertama kali Indonesia berhasil mendapatkan pengakuan atas 4 situs warisan dunia versi UNESCO, pada tahun 1991. Dua situs warisan budaya atas Candi Borobudur, Candi Prambanan dan dua situs warisan alam atas Taman Nasional Komoda dan Taman Nasional Ujung Kulon.

Menyusul kemudian, kawasan prasejarah manusia Sangiran sebagai  warisan budaya pada tahun 1996. Pada tahun 1999, lolos dengan Taman nasional Lorenz dengan kategori alam.

Memasuki abad ke 21 terus melaju. Hutan hujan tropis Sumatera lolos pada kategori warisan alam dan Subak mewakili warisan budaya kristalisasi nilai luhur filosofi Tri Hita Karana pada warsa 2004. Bekas Tambang Batubara Ombilin, Sawahlunto sebagai kategori budaya merupakan perolehan teranyar pada tahun 2019.

Sembilan situs warisan dunia versi UNESCO, berkat luar biasa. Menjadikan Indonesia terdepan di tingkat Asia Tenggara. Disusul oleh Vietnam dengan 8 perolehan pengakuan UNESCO.

Situs Warisan Dunia di Indonesia-data April 2020 (sumber: Diolah dari whc.unesco.org)
Situs Warisan Dunia di Indonesia-data April 2020 (sumber: Diolah dari whc.unesco.org)

Sila lanjut membaca: Hari Warisan Sedunia 2020, Seberapa Kaya Indonesia akan Warisan Dunia?

Catatan merah yang harus menjadi keprihatinan kita, warisan dunia Hutan Hujan Tropis Sumatera dinyatakan sebagai situs warisan yang terancam sejak 2011. Indikatornya adalah penurunan keragaman boidiversitas yang ditengarai disebabkan oleh penebangan ilegal. Berkat dan tanggung jawab ibarat dua sisi keping berharga.

Pengakuan UNESCO atas 9 situs warisan dunia (UNESCO World Heritage Sites) menempatkan Indonesia dalam percaturan pemeliharaan situs. Indonesia menjadi bagian laboratorium alam dan budaya yang disorot oleh dunia global.

Keunggulan Inonesia tidak hanya pada situs warisan dunia UNESCO dari aspek alam dan budaya. Tidak tanggung-tanggung, 10 warisan dunia kriteria warisan karya budaya tak benda (Intangible Heritage). Pencak Silat perolehan yang teranyar.

Indonesia menjadi bagian barometer prasasti kehidupan bersama negara lain. Memiliki tugas dan tanggungjawab bersama pemeliharaan warisan budaya dan warisan alam yang luar biasa ini.

Sila lanjut membaca: Indonesia dalam Kancah Situs Warisan Dunia UNESCO

Situs Warisan Dunia Wujud Prasasti Kehidupan

Apa sih situs warisan dunia? Situs Warisan Dunia dimaknai suatu kawasan budaya, alam, maupun kombinasinya, serta benda yang berarti bagi umat manusia dan menjadi sebuah warisan bagi generasi berikutnya.

Bermula dari alam anugerah Sang Pencipta. Interaksi budaya masyarakat setempat memelihara alam terwujud pada estafet warisan alam. Begitupun pewarisan nilai budaya. Mencakup warisan kebendaan dan nonbenda. Estafet warisan dunia budaya dan alam ciptaan hingga dunia berakhir.

Estafet laiknya menggaet masa lalu dan mengait masa depan. Tiada berhenti selama kehidupan masih berlangsung. Memeteraikan kelestarian hakekat penciptaan. Menyatukan mata rantai yang terserak.

Sila lanjut membaca: Cinta Cagar, Menggaet Masa Lalu Mengait Masa Depan

[cukup kaget saat mengetikkan kata kunci ini, artikel saya tercantum pada suatu blog lain. Hmm pewarisan nilai meski caranya tidak terlalu elok. Juga bukan pertama kalinya artikel diusung ke media lain tanpa izin ataupun mencantumkan sumber]

Mari lanjut pembahasan. Prasasti merujuk pada piagam atau dokumen yang ditulis pada bahan yang keras dan tahan lama. Begitupun warisan dunia itulah prasasti yang mewujud nyata.

Mari tengok teladan berikut. Menyaksikan dan menyesap sari pembelajaran dari kawasan Candi Borobudur, situs warisan dunia versi UNESCO, apa yang kita rasakan? Terkagum dengan ide pendirian hingga eksekusinya. Kreativitas teknologi pada zamannya. Manajemen sumber daya manusia yang luar biasa.

Sosok Candi Borobudur menjadi wujud prasasti kehidupan. Langgeng hingga saat ini. Tak lekang oleh waktu. Berbekal pendekatan kontekstualisasi selalu menginspirasi antar generasi. Begitupun saat menikmati Tembok Raksasa, warisan dunia di negara tetangga. Keduanya adalah prasasti yang mewujud, laiknya batu bertutur.

Sila lanjut membaca: Warisan Budaya Dunia: Antara Borobudur dan Badaling, Batu Bertutur

Penetapan ajuan situs warisan dunia versi UNESCO baik kriteria budaya, alam, kombinasi maupun karya budaya tak benda kepada sidang yang berwenang tidaklah mudah. Mengikuti penjenjangan cagar alam/budaya tingkat lokal, Nasional barulah dapat diajukan.

Sejumlah kriteria sangat ketat diterakan untuk penetapannya. Kriteria yang mencerminkan prasasti kehidupan. Nilai luhur yang hendak diwariskan kepada generasi penerus.

Kontekstualisasi Edukasi Keanekaragaman Situs Warisan Dunia Wujud Prasasti Kehidupan

Selaku tukang blusukan penyuka cagar, sangat senang bila berkunjung ke cagar alam/budaya apapun tingkatannya. Apalagi kalau berkesempatan melongok situs warisan dunia versi UNESCO. Keseharian sangat prihatin apabila nilai prasasti kehidupan tidak dapat tersampaikan secara optimal.

Edukasi Peringatan Hari Warisan Dunia tahun 2021 ini juga dilaksanakan mengingat kondisi. Mengambil contoh upaya edukasi yang dilakukan oleh Balai Konservasi Borobudur.  Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan yang mengemban tugas untuk mengawal kelestarian Candi Borobudur.

Merancang dan melaksanakan edukasi berbasis teknologi informasi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Berusaha menjangkau seluruh lapisan masyarakat mengedukasi nilai penting Candi Borobudur, serta upaya pelestariannya sebagai warisan dunia.

Peringatan hari warisan dunia 2021 di Balai Konservasi Borobudur (https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bkborobudur/peringatan-hari-warisan-dunia-2021/)
Peringatan hari warisan dunia 2021 di Balai Konservasi Borobudur (https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bkborobudur/peringatan-hari-warisan-dunia-2021/)
Kompasiana dan  Edukasi Keanekaragaman Warisan Dunia Wujud Prasasti Kehidupan

Kompasiana sebagai blog kroyokan juga bagian dari edukasi Keanekaragaman Warisan Dunia Wujud Prasasti Kehidupan. Menyemaikan benih kesadaran cinta cagar. Semisal mengunjungi cagar alam/budaya terdekat. Saling berbagi informasi dan pembelajaran dari cagar.

Cukup banyak penulis di Kompasiana yang memiliki kompetensi dan eligible untuk kajian ini. Sebut saja Bapak Djulianto Susantio pakar numismatik, arkeologi, sejarah, museum, budaya dan lainnya. Artikel beliau menjadi acuan belajar.

Mari tengok parade karya Arkeolog Bapak Wuri Handoko yang menyuguhkan aneka warisan budaya dari Indonesia Bagian Timur. Ada lagi arkeolog yang berkarya di Sumatera Pak Hadi, lumayan lama beliau tidak menulis.

Menyimak tulisan Pak Teguh Hariawan, beliau ahli IPA yang mendeklarasikan diri selaku blusuker. Menyajikan artikel sejarah dan situs budaya yang sungguh ciamik dinikmati.

Gaya lain mari simak artikel Mbak Visca dan Mbak Christie Damayanti. Latar belakang beliau berdua adalah arsitektur. Artikel yang beliau anggit banyak meliput cagar maupun situs warisan dunia UNESCO dengan warna arsitektur.

Begitupun Kompasianer Pak Tonny Syiariel, Travel Management Consultant and Professional Tour Leader. Artikel beliau nyaris semua artikel utama. Suguhan dengan narasi dan foto yang membius pembaca. Menyuguhkan aneka situs warisan dunia UNESCO dari perspektif pariwisata.

[Tentunya ini hanya sebagian Kompasianer. Keterbatasan pengenalan karena sempitnya teba dan wawasan.]

Semoga Kompasiana berkenan meracik topik pilihan cagar alam/budaya. Memfasilitasi dan mendorong edukasi Keanekaragaman Situs Warisan Dunia Wujud Prasasti Kehidupan. Estafet budaya pelestari kehidupan.

*Bertepatan dengan blog competition yang digelar Kompasiana tentang relief alat musik di Candi Borobudur.

Wasana Kata

Mengkaji situs warisan dunia bukan melulu berbicara kebesaran masa lalu. Namun menyesap pembelajaran dan meleburnya dalam kontekstualisasi kekinian. Terwujud estafet roh Keanekaragaman Warisan Dunia Wujud Prasasti Kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun