Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Antara Petani Ahli dan Ahli Pertanian

7 Juni 2020   18:23 Diperbarui: 7 Juni 2020   18:38 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Edukasi pertanian (dok pri)

Bahasa kerennya ada penanaman saham. Nah awal usaha beliau merancang dan terjadi negosiasi pembagian hasil. Membangun rasa memiliki  handarbeni antar komponen. Senada koq dengan rapat pemegang saham. Sebagai dewan komisaris beliau tak segan ikut bersawah.

Mengingatkan pada istilah petani penyakap dari sosiologi pedesaan (sosped). Petani yang mengusahakan lahan milik orang lain. Resiko usaha tani ditanggung bersama dengan pemilik tanah dan penyakap dalam sistem bagi hasil. Penyakap bertindak sebagai manajer.

Kompetensi kewirausahaan. Kewirausahaan (entrepreneurship) mencakup proses identifikasi, mengembangkan, dan menghidupi visi. Kejelian beliau melakukan identifikasi komoditas adalah perwujudan jiwa kewirausahaan.

Melalui contoh kecil yaitu kemangi. Berapa sih harga kemangi. Berapa persen peran kemangi dalam bisnis pertanian. Namun bayangkan, kalau sedang asyik menikmati penyetan di warung lesehan tanpa keberadaan lalap kemangi dalam piring ayam atau lele goreng  plus sambel trasi. Tentunya nggak asik.

Sisi itu ditangkapnya dengan penanaman kemangi dalam hamparan bedengan. Menampar sisi ketumpulan saya saat beliau memajang foto membabat kemangi. Pandemi Covid 19 melipas sektor kuliner. Kemangi tak lagi wangi, segera berdiferensiasi ke usaha yang lain.

Kompetensi keberlanjutan. Pendekatan yang sering digunakan dalam bahasan pembangunan pertanian berkelanjutan adalah pilar 3 P yaitu profit, people dan planet. Pendekatan profit, masalah keuntungan sudah pasti beliau lakukan. Bagaimana mempertanggungjawabkan kepada pemegang saham bila usaha tidak menguntungkan.


Pendekatan people, usaha tani berkelanjutan bertumpu pada sosial budaya masyarakat setempat. Sebagai budayawan perilaku nilai nguwongke, memanusiakan pastinya mendarah daging. Mentransfernya pada usaha pertanian bersama tentunya berjalan mulus tanpa gesekan.

Pilar berkelanjutan yang lain adalah planet, bertani dan bersahabat dengan bumi. Kecintaan beliau terhadap lingkungan terbaca melalui aneka postingan. Hal ini juga mewarnai pola berusaha tani. Semisal penerapan refugia, pengenalan tanaman lokal edible daun jumbul.

Kompetensi penyiapan regenerasi. Perusahaan pertanian adalah kegiatan usaha sepanjang zaman. Tentunya tidak dibiarkan terjadi estafet antar generasi secara natural begitu saja. Ada ruh upaya edukasi penyiapan regenerasi secara terstruktur.

Mari simak artikel bertajuk kaum lansia memang bandel, kaum muda kekar kembali ke sawah, semoga kelak dia menjadi petani milenial. Bukankah ini sekuel penyiapan regenerasi. Sasmita generasi berikutnya menjadi penanggungjawab utama jalannya roda perusahaan pertanian. Alih generasi  dari gen X ke gen Y (milenial), gen Z hingga gen alfa kini. Semoga lain kali bisa menyajikan kompasianer petani ahli dari generasi Y.

Semoga sinergi kiprah petani ahli mengait topangan aneka sisi. Setia menggelindingkan roda ke arah yang lebih baik dari sisi produktivitas dan kesejahteraan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun