Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Seni Ketoprak Mengasah Kecerdasan Majemuk

27 Mei 2019   00:40 Diperbarui: 27 Mei 2019   08:13 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pagelaran ketoprak GKJ Sidomukti (WA panitia)

Ibarat batuan permata, seni ketoprak semakin digosok kian terlihat kilaunya. Pernah mengulasnya dari aspek media pembelajaran tanpa kesan menggurui. Lalu dari sudut media komunikasi tradisional di era digital. Juga sebagai kemasan tontonan yang sarat tuntunan. Lah kini mari simak seni ketoprak (bhs Jawa:kethoprak) mengasah kecerdasan majemuk.

Seni mempelajari seni ketoprak mulai dari kesukaan menonton, kemudian menonton dilanjutkan dengan topangan bacaan yang melengkapi. Variasi lain dengan menonton, membaca dan sedikit atensi semisal melongok pemain yang sedang berlatih ataupun saat rias jelang pertunjukan. Atau sedikit unsur involved melalui keterlibatan meski porsi minimalis.

Terjadi perubahan pengetahuan seturut dengan teori taksonomi Bloom. Ada sejumput pengetahuan, sedikit dibalut pemahaman melahirkan apresiasi. Melibatkan ranah kognitif, afektif menyentuh psikomotorik.

Ketoprak pada dasarnya seni pertunjukan panggung berupa drama musikalia tari. Melibatkan dukungan seni karawitan plus swarawati. Pertunjukan yang dinamis mulai dari gerakan lembut hingga seni peperangan yang gagah trengginas

Kecerdasan majemuk dilontarkan oleh Howard Gardner, profesor dan psikolog dari Universitas Harvard. Mencakup aneka kecerdasan yaitu verbal linguistik, logis matematis, spasial visual, musikal, kinestika jasmani, interpersonal, intrapersonal, naturalis, eksistensial. Seperangkat kecerdasan sebagai kemampuan belajar dari pengalaman dan ilmu untuk beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Seni ketoprak mengasah kecerdasan majemuk

Kecerdasan majemuk Howard Gardner (pinterest.com)
Kecerdasan majemuk Howard Gardner (pinterest.com)
Kecerdasan verbal linguistik. Menggambarkan kemampuan berbahasa baik secara aktif, pasif maupun keruntutan logisnya. Seni ketoprak sangat erat dengan pengembangan kecerdasan verbal linguistik. Ada kalanya pemain sudah mendapat skrip lengkap, tinggal membaca, memahami, menghafal, menjiwai dan menarasikannya.

Bisa jadi, sutradara hanya memberikan garis besar cerita dan setiap komponen harus improvisasi. Kemampuan menata kata, memainkan intonasi dan keluwesan diksi akan memperindah dialog. Rasanya mudah menuliskannya, di lapangan cukup sulit mengeksekusinya.

Kecerdasan logis matematis. Berhubungan dengan kemampuan menemukan dan memahami berbagai pola. Kesenian ketoprak juga meracik pola dari pola sederhana hingga kompleks. Setiap komponen akan mengasah kemampuan menata pola dan menyajikannya sebagai tontonan yang apik.

Kecerdasan spasial visual. Kemampuan yang mengandalkan imajinasi akan bentuk, gambar, serta tekstur. Seni ketoprak mengandalkan kekuatan konfigurasi. Pemahaman tata panggung dan blocking panggung berhubungan dengan kemampuan spasial visual.

Karakter tokoh juga divisualisasikan semisal melalui tata busana maupun rias. Kemampuan visual sangat diperlukan untuk membedakan tokoh dengan karakter berwibawa dengan berangasan. Juga perintilan ornamen pelengkap busana.

Kecerdasan musikal. Tidak selalu harus kemampuan memainkan alat musik. Kemampuan mendengarkan lagu, melodi maupun irama. Seni ketoprak sebagai drama musikalia sangat erat dengan kecerdasan musikal. Bahkan pada beberapa kondisi diperlukan kemampuan menganggit atau menciptakan gending atau racikan nada untuk mendukung suasana.

Kecerdasan kinestika jasmani. Berkaitan dengan kemampuan koordinasi anggota tubuh dan keseimbangan. Seni ketoprak sangat lekat dengan kinestika jasmani. Ada bagian tari dengan kompleksitas koreografi yang berbeda. Pun adegan peperangan. Semua gerakan ditata dengan pola tertentu dan disaput estetika keindahan.

Kecerdasan intrapersonal. Mencakup kemampuan introspektif, mengenali kemampuan diri baik kelebihan, kekurangan dan upaya motivasi diri. Bermain seni ketoprak adalah ekspresi diri, ada saatnya memainkan watak asli atau bahkan peran yang bukan dirinya. Pengenalan akan karakter peran dan memasangkannya dengan kemampuan intrapersonal akan menghasilkan upaya olah peran maksimal.

Kecerdasan interpersonal. Merupakan kecerdasan sosial, kemampuan memahami orang lain, berinteraksi dengan orang lain. Seni ketoprak lazimnya melibatkan banyak pemain. Terbagi dalam beberapa adegan dengan karakter yang khas.

Kerja kolektif atau tim yang mengasah kemampuan interpersonal. Saling mengumpan dialog dengan rapi, agar keseimbangan dan kerampakan terjaga. Dominansi pada peran kolektif menjadi kurang enak dinikmati. Begitupun saat pemain 'nggandul' terasa kurang nyaman.

Kecerdasan naturalis. Erat dengan kemampuan untuk mengenali alam dan ekosistemnya. Bagaimana seni ketoprak mengasah kecerdasan naturalis? Ada adegan di kaputren tentunya dengan suasana taman yang teduh elok. Ada kalanya adegan dengan setting tengah hutan atau dekat telaga dan sebagainya.

Pemahaman suasana alam dalam setting mempengaruhi suasana permainan. Pelakon diasah memiliki kepekaan akan alam naturalis. Menumbuhkan kecintaan akan alam naturalis.

Kecerdasan eksistensi. Berkenaan dengan hakekat hidup yaitu mencari jawaban pertanyaan mendalam tentang eksistensi manusia. 'Apa arti hidup?', 'Apa peran kita di dunia?' adalah bagian dari kecerdasan eksistensi.

Seni ketoprak erat berkaitan dengan relasi antara manusia dengan Yang Maha Kasih, antar manusia (sesama kawula alit, atau punggawa dengan rakyat, bandara/majikan dengan batur/abdi) juga relasi manusia dengan alam. Bermain ketoprak menyentil kecerdasan eksistensi pelakonnya.

Ketoprak bocah

Ketoprak bocah kolosal (sumber: jogja.tribunnews.com)
Ketoprak bocah kolosal (sumber: jogja.tribunnews.com)

Senang sekali melihat beberapa adegan ketoprak bocah yang ditayangkan di youtube. Pastinya sangat diperlukan modifikasi skenario agar sesuai dengan alam bocah, alam bermain, bereksplorasi, menemukan jati diri. Serta tentunya mengasah kecerdasan majemuknya.

Betapa eloknya apabila banyak komunitas maupun instansi yang memiliki kepedulian dengan seni pertunjukan semisal seno ketoprak ini. Pembelajaran harmoni, tata krama maupun budi pekerti dapat disisipkan sesuai alur cerita. Semoga benih-benih ketoprak bocah semakin bermunculan. Pembentukan karakter yang dilakukan melalui seni yang menggembirakan.

Merangkul harmoni

Membumikan kecerdasan majemuk yang dapat diasah melalui seni ketoprak, menyelipkan tanya bagaimana kalau kemajemukan dalam tim menjadi sulit dikelola? Pada dasarnya seni adalah menata harmoni. Tiada titah yang sempurna di seluruh jenis kecerdasan.

Buat beberapa pemain, melenggangkan tangan dan melangkah saja sudah terlihat elok. Kecerdasan kinestika yang apik dan terasah. Bagi beberapa yang lain, duh kakunya lah melangkah saja terasa grogi. Begitupun ada yang mendesah saja apalagi menembang mengikuti irama musikal. Ada pula yang begitu sulit bernyanyi. Juga keragaman dalam berolah verbal, diberi skrip selintas langsung lancar bernarasi.

Seni ketoprak yang berangkat dari kesenian rakyat sangat maklum dengan keterbatasan. Budaya 'gotong-royong', 'sangkul sinangkul' saling mendukung, menutupi kelemahan menjadi paduan apik. Semisal kekakuan gerak pemain dibarengi dengan banyolan ringan atau dirakitkan koreografi yang mewadahi kekakuan sebagai atraksi.

Nah ini pula yang diracik oleh tim ketoprak GKJ Sidomukti yang akan menggelar pagelaran 'Songsong Agung Triwiguna Murca' 15 Juni 2019 yang akan datang. Harmoni antar pemain yang melibatkan lintas iman, lintas lembaga, pewilayahan dan menghadirkan para pendeta. Nguri-uri kabudayan lokal yang mempengaruhi karakter bangsa.

Pendeta yang kesehariannya 'momong' umat agar berjalan dalan cinta kasih damai. Ganti peran, ada yang didhapuk bijaksana, ada yang berangasan, pun julig alias licik sebagai representasi karakter yang ada dalam diri titah. Ide cerita oleh Pdt. T.M. Eben Haezer Lalenoh, STh., MA., dengan sutradara Amrih Gunarto, SSn., MPd.

Tergoda membuktikan bahwa seni ketoprak mengasah kecerdasan majemuk? Mari silakan hadir menontonnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun