Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Situs Kebumian Goa Ngingrong, Komponen UNESCO Global Geopark Gunung Sewu

30 Juni 2018   20:19 Diperbarui: 30 Juni 2018   22:46 1837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Geosite Ngingrong (Dokumentasi Pribadi)

Bagi pengembang wisata, kawasan lembah Karst Mulo menjadi pembeda yang unik. Bila umumnya permainan flying fox yang memacu adrenalin ini menjual ketinggian. Di lembah karst Mulo, sebaliknya yang dijual adalah kedalaman.  

Ngingrong dan flying fox terdalam (dok pri)
Ngingrong dan flying fox terdalam (dok pri)
Terbayang saat awal bergelantungan di temali ketinggian biasa saja. Tetiba melintasi lembah dengan kedalaman yang membuat mata nyalang dan perut serasa mulas. Cukup panjang jalurnya hingga terminal di seberang lembah karst.

Kami mendatangi kedua titik awal dan akhir peluncuran, mencoba menyerap rasa gejolak adrenalinnya. Kunjungan lewat pukul 16, sudah sepi pengunjung pun sinar mentari mulai terlihat meredup, ceruk-ceruk lembah terlihat mulai menggelap.

Luweng Jemblong dan Batu Sholat

Perjalanan memutari areal lembah Karst melewati tiang flying fox, pengunjung akan disuguhi formasi geologi yang unik. Luweng Jemblong. Luweng adalah bahasa Jawa berarti lubang menganga vertikal, jemblong merujuk tetiba jatuh. Luweng Jemblong menggambarkan lubang menganga yang terbentuk karena tetiba tanah runtuh ambles.

Luweng Jemblong di situs kebumian Ngingrong (dok pri)
Luweng Jemblong di situs kebumian Ngingrong (dok pri)
Kembali gejala karst, tampak permukaan rata tak selalu mulus. Adanya gerusan aliran bawah tanah, tetiba tanah runtuh ambles. Tebing terjal sebagian dipenuhi vegetasi, beberapa bagian menyingkapkan lapisan batu kapur. Pada beberapa ceruk terlihat stalaktit.

Tanpa bantuan petugas, kami tak mampu menengarai dimana bagian tebing untuk turun ke bawah. Mendekati pinggirannyapun kami merasa was-was. Sehingga tak mendapat gambaran nyata seperti apa sebutan batu shalat di Luweng Jemblong ini.

Susur Goa dan Danau Bawah Tanah

Petugas pokdarwis Mulo menjelaskan ada 2 paket susur goa. Pertama adalah Goa Lengkep yang berada di sebelah Barat, seberang jalan. Goa ini bersifat condong horisontal, jalurnya cukup pendek. Dengan dampingan pemandu, tingkat kesulitannya lebih ringan dan cukup banyak diminati pelancong.

Nah yang berat adalah susur goa Ngingrong. Terlihat mulut goa di dasar lembah persis di bawah tebing terjal. Mulut goa cukup lebar. Para penyusur goa Ngingrong akan bergerak mendatar alias horisontal, lanjut dengan bagian vertikal tegak ke bawah dan berakhir di kawasan danau bawah tanah. Medan Goa Ngingrong vertikal sekaligus horisontal dengan tingkat kesulitan dan risiko tinggi.

Kami mengitari lembah hingga tepat seberang tebing yang menaungi mulut goa Ngingrong. Sedikit mencicip kecuramannya, 2 teruna kebun kami turun hanya 1 teras di bawah permukaan. Kami yang di atas sudah berteriak, ayook kembali ke atas...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun