Mohon tunggu...
novy khayra
novy khayra Mohon Tunggu... Penulis - Aspire to inspire

Novy Khusnul Khotimah, S.I.Kom, M.A, SCL - Pegawai Negeri Sipil - Master Universitas Gadjah Mada - Penulis Buku -SDG Certified Leader

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Sekulerisme Tidak Membunuh Siapapun", Benarkah Demikian?

5 November 2020   13:04 Diperbarui: 5 November 2020   13:13 2288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Keragaman pemahaman pun tak terelakkan dan menjadikan fragmentasi dalam masyarakat Kristen semakin kental. Di titik ini mereka mengembangkan metode penafsiran teks Bible yang kemudian dikenal dengan hermeneutika. Ketiga, ketidakjelasan Bible yang otentik melahirkan problem ketiga berupa paham teologi yang tidak jelas pula. Dengan mengutip teolog Belanda C Groenen Ofm, Husaini menulis, "seluruh permasalahan kristologi di dunia Barat berasal dari kenyataan bahwa di dunia Barat, Tuhan menjadi satu problem." Dan titik permasalahan itu terletak pada konsep tentang ketuhanan Yesus.

Sekulerisme , Anak Durhaka dari Peradaban Muslim

Mungkin agak ekstrim atau bisa dikatakan bentuk fanatisme saya sebagai muslim bahwasannya sekulerisme adalah anak durhaka peradaban muslim. Mengapa demikian? Entah mau mengakui atau tidak, bahwa renaisans/ pencerahan di Eropa pada abad pertengahan, sedikit banyak dipengaruhi oleh peradaban Islam yang saat itu telah lebih maju terlebih dahulu.

Pada kurun waktu yang sama di saat Eropa mengalami kegelapan, diwaktu yang sama pula, Kekhalifahan muslim Berjaya dengan ilmu pengetahuannya. Ilmu pengetahuan muslim benar-benar maju pesat terutama pada masa kepemimpinan Harus Ar Rasyid kekhalifahan dinasti Abasiah. Pada masa ini, banyak ilmu dan ilmuwan peradaban Islam yang menyumbang pemikiran barat kala itu. Seperti penerjemahan ilmu dari bahasa Yunani kuno ke dalam bahsa arab dan penemuan dasar teori ilmu pasti. Dimana semua hal itu memberikan sumbangsih besar bagi peradaban barat atas terwujudnya revolusi industri.

 Selama ratusan tahun, kekhalifahan Islam Berjaya yaitu sejak kepemimpinan Rosulullah, Khulafaur Rasyidin, Dinasti Umayyah, Dinasti Abasiyah, dan Dinasti Ustmani nyatanya dunia mengalami perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat pesat. Namun bagaimanapun,  ada masa kejayaan ada pula masa keruntuhan, demikianpun pada peradaban Islam yang semakin generasi ke bawah pemimpinnya semakin tidak islami.

Pada saat peradaban Islam mundur, apa yang dilakukan negara-negara Barat pada negara-negara Islam? Penjajahan. Berapa banyak kekayaan alam negara-negara Islam yang dirampok dan dirompak oleh negara-negara barat atas nama Kolonialisme dan Imperialisme? Mungkin tak terhitung. Contoh sederhana saja Indonesia, jika saja Indonesia menuntut semua kekayaan yang dirampok Belanda untuk dikembalikan? Apa Belanda menyanggupinya? Pasti tidak. Karena sudah terlalu banyak, bisa-bisa miskin mendadak.

Islam Didzalimi Tapi Negara-Negaranya Tetap Kaya

Saya jadi teringat salah satu pernyataan menteri Luhut mengatakan bahwa walau dirampok oleh banyak pihak , tapi Indonesia juga masih kaya. Benar juga ya? Lalu pernahkah ada yang penasaran kira-kira kenapa? Tidak hanya Indonesia, tapi hampir semua negara muslim punya kekayaan alam yang melimpah. Lihat saja Saudi Arabia dan negara-negara Teluk dengan cadangan minyak buminya, Afrika dengan emas dan berliannya, termasuk Indonesia yang hampir memiliki semuanya.

 Hal yang unik lagi adalah yang dialami wilayah Palestina-Israel, disaat Israel selalu berusaha menindas warga Palestina dengan kelaparan dan penganiayaan bahkan usaha genosida. Palestina masih terus mampu bertahan dalam keterbatasan. Anak-anak kembar terus lahir dari rahim wanita Palestina. Tak hanya itu, dari video yang viral menunjukkan disaat Israel melarang warga Palestina memancing ikan, ikan malah dengan sukarela menepi dengan banyaknya kepada warga Palestina.

Selain dari negara yang saya sebutkan, baru-baru ini negara Turki juga menemukan cadangan gas alam dibawah laut sebesar 85 miliar meter kubik di laut hitam. Menurut saya akan terus demikian, selama masih ada manusia di bumi ini yang menyembah Allah dan mengesakan Tuhan di atas segala-galanya. Terus munculnya, ditemukannya, tidak habisnya kekayaan alam di negara-negara Islam adalah berkat rahmat/ kasih sayang Allah terhadap hamba-hanyanya yang bersyukur. Ketika nanti umat muslim sudah lupa akan fitrahnya untuk apa ada di dunia ini, saat itulah kekayaan alam di negara-negara Islam akan hilang dan diambil Sang Pemiliknya. Tidak semua orang sadar dan paham bahwa iman adalah alasan Tuhan masih berkasih sayang pada manusia dan ciptaan-Nya.

Apa yang terjadi bilamana Sekulerisme sukses "menguasai" dunia?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun