Palembang - Kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) II Karya Jaya, Palembang, menjadi salah satu lokasi yang mencerminkan tantangan pengelolaan lingkungan di wilayah perkotaan. Setiap hari, truk-truk pengangkut sampah datang silih berganti, menambah volume limbah yang telah menumpuk selama bertahun-tahun. Sebagian area bahkan telah ditumbuhi tanaman liar, menandakan lamanya sampah mengendap di lokasi tersebut.
Di tengah kondisi tersebut, kehidupan masyarakat tetap berlangsung dengan penuh semangat. Sejumlah keluarga menetap di sekitar area TPA dan menjadikan kawasan itu sebagai tempat tinggal mereka. Meski lingkungan sekitar tidak ideal, keinginan untuk menciptakan perubahan tetap tumbuh di tengah masyarakat. Salah satu wujudnya terlihat dari berdirinya PAUD KB Ceria, lembaga pendidikan anak usia dini yang menjadi sumber harapan baru bagi anak-anak di wilayah tersebut.
PAUD KB Ceria berdiri di bawah naungan Yayasan Satu Amal Indonesia, sebuah lembaga filantropi yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui bidang pendidikan, sosial, dan kemanusiaan. Melalui program pendidikan gratis, yayasan ini berupaya membuka akses belajar bagi anak-anak di lingkungan pemukiman TPA agar mereka tetap mendapatkan hak pendidikan dasar, meskipun berada di tengah kondisi yang menantang.
Setiap pagi, suasana belajar di PAUD KB Ceria menjadi pemandangan yang menyejukkan di tengah hiruk pikuk aktivitas pengangkutan sampah. Tawa ceria anak-anak terdengar bersahutan saat mereka belajar mengenal huruf, angka, dan nilai-nilai moral dasar. Para guru dengan sabar membimbing peserta didik di ruang kelas sederhana yang tertata bersih dan rapi.
“Anak-anak di sini memiliki semangat belajar yang luar biasa. Kami berusaha menciptakan suasana yang menyenangkan agar mereka tetap nyaman meskipun lingkungan sekitar cukup menantang,” ucap Novy Hantyna, salah satu mahasiswa KKN yang turut berpartisipasi dalam kegiatan belajar di PAUD KB Ceria.
Kehadiran PAUD KB Ceria menjadi bukti nyata bahwa pendidikan dapat tumbuh di mana saja, termasuk di kawasan yang kerap dipandang penuh keterbatasan. Melalui kolaborasi antara Yayasan Satu Amal Indonesia, masyarakat sekitar, dan tenaga pendidik, sekolah ini tidak hanya menghadirkan akses pendidikan, tetapi juga menumbuhkan optimisme dan semangat perubahan menuju lingkungan yang lebih baik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI