Di era Society 5.0 ditandai dengan teknologi yang semakin dominan, membawa sebuah tantangan yang baru dalam membentuk karakter bangsa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, nilai-nilai Pancasila yang menjadi pedoman dan pandangan bagi Masyarakat Indonesia sangat penting dalam mengatasi konflik di masa ini. Saat ini Indonesia mengalami dua disrupsi yang luar biasa yaitu bidang teknologi karena era Society 5.0 dan gaya hidup karena perubahan generasi yang menyebabkan perubahan gaya hidup. Meluasnya pengaruh era disrupsi ini, secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi tatanan kehidupan masyarakat Indonesia saat ini. Terjadi perubahan yang cepat karena era disrupsi ini. Tren perkembangan teknologi juga bergeser sehingga perusahaan teknologi digital mendominasi ekosistem dan perekonomian dunia. Kenyataan ini menimbulkan gejala terganggunya nilai-nilai luhur Pancasila. Sila yang ada pada Pancasila berfungsi sebagai dasar filsafat negara. Sehingga pada dasarnya merupakan kesatuan. Pancasila ini bertujuan sebagai pedoman hidup Masyarakat, yaitu ada 5 sila yang bersifat umum dan objektif, yang dimana nilai-nilai Pancasila dapat diakui oleh negara lain. Pancasila juga memiliki sifat subjetif yang artinya melekat pada pembawa nya tersendiri yaitu Masyarakat bangsa dan negara. Pacasila juga tidak hanya mnjadi pedoman tetapi menjadi pandangan hidup Masyarakat Indonesia, berasal dari karakter bangsa Indonesia sehingga mewakilinilai yang sejalan dengna hati nurani bangsa Indonesia. Ada beberapa nilai-nilai yang terkandungnya yaitu (1) ketuhanan yang maha esa; pada sila yang perama ini mencakup bahwa bangsa yang mampu mewujudkan cita-cita manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. (2) kemanusiaan yang adil dan beradab; nilai yang kedua ini mengandung nilai bahwa negara harus melindungi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab. (3) persatuan indonesia; prinsip yang ke-3 ini mencakup bahwa sifat manusia itu merupakan kesatuan sebagai makhluk individu dan sosial. Setiap manusia juga berbeda dalam hal individualitas seperti etnis, ras, agama dan lain sebagainya. Meski berbeda-beda namun Indonesia dipersatukan oleh Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”, (4) kerakyatan yang dipipim oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakila; tokoh yang paling penting dalam suatu bangs aitu merupakan masyarakat itu tersendiri, negara muncul dari rakyat, oleh rakyat dan bagi rakyat. dan (5) keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia; akibat dari nilai keadilan yang mesti di gapai adalah Hubungan yang adil antara negara dan rakyat, Keadilan antara rakyat dan negara, keadilan komutatif.
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memiliki nilai yang masih berlaku hingga saat ini, dan dapat diterapkan di berbagai era. Era Society 5.0 ini mencakup paradigma baru dimana teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), dan robotika digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Saat ini, nilai seperti “Ketuhanan Yang Maha Esa” dimaknai tidak hanya sebagai penghormatan terhadap nilai kemanusiaan, tetapi juga sebagai pengakuan akan pentingnya teknologi yang dibangun atas dasar etika dan nilai keberlanjutan. Nilai seperti “Kemanusiaan yang adil dan beradab” ini terlihat dari pemanfaatan teknologi untuk menyelesaikan permasalahan sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan Kolaborasi antar individu, kelompok, dan negara yang dimotivasi oleh prinsip-prinsip seperti “Persatuan Indonesia”, dapat menciptkan Solusi teknologi yang komprehensif dan memperkuat persatuan dan keberagaman. Masyarakat yang dibimbing hikmah dalam nasehat mendorong rakyat untuk berpastisipasi aktif dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Pemuda merupakan bagian penting dari keberlanjutan suatu negara. Padahal merekalah sumber energi manusia bagi Pembangunan nasional, penerus generasi dan penentu masa depan. Pertumbuhan generasi muda penting untuk diwaspadai agar mereka tidak hanya berperan penting bagi negara dan rakyatnya, tetapi juga memiliki kualitas dan jiwa kepemimpinan. Kepribadian anak dipengaruhi oleh lokasi dan lingkungan orang tuanya, akibat pengaruh bidang sosial, banyak pemuda yang melakukan kejahatan, serta kurangnya pembinaan dan penerapan nilai-nilai Pancasila. Generasi muda saat ini masih jauh dari asas Pancasila . Untuk menghentikan keterbelakangan negara generasi muda saat ini perlu memahami bahwa merekalah harapan negara, sebagai generasi penerus bangsa harus menempati tempat dan kedudukan yang strategis untuk menentukan bagaimana fungsi negara ini. Sebagai generasi penerus bangs akita harus menunaikan tugas dan tanggung jawab kita. Untuk melakukan ini, kita perlu melakukan beberapa perubahan. Dalam situasi ini, kita sebagai Masyarakat terpanggil untuk turut berpastisipasi langsung dalam kemajuan bangsa. Apalagi kita harus belajar menjadi generasi mandiri untuk mencegah keruntuhan bangsa.
Teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang di Indonesia, Masyarakat terlena, dan nilai Pancasila mulai memudar. Hal ini dapat menyebabkan penurunan generasi muda. Selain itu, kebudayaan tradisional Indonesia juga dipengaruhi oleh globalisasi yang berdampak pada perkembangan kebudayaan Indonesia. Globalisasi yang pesat dalam data dan komunikasi menyusutkan dimensi budaya Masyarakat, kebudayaan Indonesia mencirikan keramahan, gotong royong, dan sopan santun, serta keinginan Masyarakat untuk melestarikan budaya sendiri pun sedikit memudar.
Era Society 5.0 dapat memberikan dampak postif dan negative bagi generasi muda. Nasionalisme tidak dipengaruhi secara langsung oleh factor-faktor tersebut. Namun, hal ini dapat saja mengurangi atau menghilangkan rasa nasionalisme terhadap negara. Globalisasi juga mengubah nilai-nilai generasi muda dan menjadikannya tidak rasional. Globalisasi dapat meyakinkan anak-anak muda Indonesia bahwasannya liberalisme dapat membawa kemajuan dan kesejahteraan. Namun, anak-anak muda sekarang masih belum bisa mengingat untuk menunjukkan jati diri karena gaya hidup mereka sudah meniru budaya barat dan cenderung bersikap individualis.
Rintangan Dalam Menerapkan Nilai-Nilai Pancasila di Era Society 5.0
Teknologi modern memungkinkan terjadinya kesalahan dan kerugian yang mengancam nilai-nilai luhur dan moral bagnsa. Generasi milenial dan remaja juga sudah terbiasa dengan modernisasi, kecenderungan ini lambat laun menghilangkan nilai-nilai luhur, moral, etika, dan sikap masyarakat yang terkandung dalam ideologi pancasila. Banyak generas muda yang mempunyai sikap yang tidak mencerminkan nilai-nilai pancasila dalam kesehariannya. Semakin majunya teknologi dan berjalanya waktu, teknologi membawa banyak manfaat sekaligus dampak negatifnya. Contohnya budaya asing yang semakin merasuki Masyarakat Indonesia, hal ini tercermin dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, mulai dari cara berpakaian hingga Bahasa dan sikap yang merupakan bagian dari budaya luhur negeri ini. Dalam kondisi seperti ini, kemajuan teknologi telah menciptakan filter yang dapat menyaring informasi yang berguna dan tidak berguna serta kelalaian yang melanggar etika.
Upaya Menghidupkan Kembali Nilai-Nilai Pancasila di Era Society 5.0
Menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan masyarakat harus dilakukan untuk mengurangi tingkat kemerosotan moral, yaitu dengan cara (1) meningkatkan kesadaran masyarakat dan remaja atas prinsip-prisip pancasila, (2) memahami pancasila dengan cara yang berbeda, (3) membangun struktur kelembagaan formal yang fungsinya sebagai penjaga dan pengembang formal dari prinsip-prinsip pancasila. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, serta kemajuan transportasi, komunikasi dan informasi sangat dipengaruhi oleh lingkungan global. Hal ini tidak hanyak berdampak negatif, namun juga dapat berdampak positif terhadap aktivitas internasional masyarakat dan negara diseluruh Indonesia. Dahulu pesan hanya dapat dikirim melalui surat, namun berkat kemajuan teknologi komunikasi, kini pesan dapat dikirim secara digital. Nilai-nilai Pancasila tetap relevan meskipun teknologi semakin dominan. Pancasila dianggap sebagai dasar yang kokoh untuk membentuk karakter bangsa di Tengah perkembangan teknologi yang pesat. Dalam menghadapi era digital, penerpan nilai-nilai moral dan etika menjadi sangat penting (Burhanuddin, 2020). Ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila di era teknolgi, serta peluang yang ada untuk menggunakan teknologi sebagai alat untuk mempromosikan dan memperkuat nilai-nilai tersebut.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI