Mohon tunggu...
Novitalis
Novitalis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Nature

Musim Panen Padi di Sambas Tiba! Pelajar Cari Cuan Saat Libur

10 April 2022   12:46 Diperbarui: 10 April 2022   13:02 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sambas (7/4/2022) - Pada pertengahan bulan Maret lalu, masyarakat Sungai Bening, Sambas sedang disibukkan oleh acara panen padi tahunan. 

Peristiwa ini diawali dengan ucapan syukur kepada Tuhan atau yang sering disebut "Tahun Baru Padi." Bagi warga masyarakat Dayak, Tahun Baru Padi menunjukkan bahwa musim panen padi telah tiba.

Kini, para warga pun sibuk pergi ke ladang untuk memetik hasil ladangnya. 

Tidak sedikit pula warga yang berkumpul membentuk kelompok tani bahkan organisasi di Gereja seperti kelompok ibu-ibu WK dan SPW. Selain itu, bapak-bapak juga antusias untuk bekerja sama memetik padi mereka dengan cara bergantian. Bahkan, beberapa orang rela membayar jasa orang untuk memetik padi mereka di ladang dengan upah 35 ribu rupiah.

Saat ditanya mengapa mereka rela mengeluarkan uang untuk mengupah para pekerja, Pak Paulus menjawab "Karena semua orang di kampung kita tengah panen semua. Menggunakan kelompok tani saja tidak cukup karena harus menunggu antrian padi. Sehingga padinya bisa  busuk duluan. Lebih baik pakai upah harian saja supaya sedikit lebih cepat." 

Tentu saja kesempatan itu di isi oleh para pelajar ketika mereka sedang libur. Banyak anak SD bahkan mahasiswa menggunakan kesempatan tersebut untuk menambah uang saku mereka walaupun masih terbilang kecil untuk upah panen.

Saat di tanya apa alasan mereka mengapa mau panas-panasan di ladang hanya untuk upah yang tidak seberapa, mereka rata-rata menjawab "kami mau merasakan bagaimana menikmati hasil keringat sendiri. Daripada hanya berdiam diri di rumah dan main HP saja."

Melihat antusiasme para pelajar saat panen padi, beberapa warga masyarakat pun banyak yang memuji keterampilan kerja mereka. Mereka berharap suatu saat walaupun sudah berpendidikan tinggi, mereka tidak akan melupakan tradisi berladang yang sudah diwariskan turun temurun dari zaman ke zaman.

"Kami sangat senang dengan anak sekolah masa kini. Mereka boleh dibilang anak dari masa sekarang yang sangat modern, tapi mereka masih mau turun ke ladang untuk ikut panen" tutur Ibu Marlina. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun