Mohon tunggu...
novita dwi fitriani
novita dwi fitriani Mohon Tunggu... mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Ibu Rumah Tangga dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Melalui Menajemen Waktu dan Sumber Daya

21 November 2023   21:28 Diperbarui: 21 November 2023   21:36 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keluarga merupakan kelompoak primer yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Keluarga berperan sebagai pondasi pertama dalam pembentukan nilai-nilai, norma, dan etika untuk membentuk sikap dasar bagi setiap individu. Dalam dinamika keluarga, peran ibu rumah tangga memiliki dampak yang signifikan untuk kesejahteraan keluarga secara keseluruhan. Ibu rumah tangga merupakan figur sentral dalam menjalankan tugas keluarga seperti manajemen waktu dan sumber daya keluarga.

Undang-undang Perkawinan No. 1/1974 pasal 31 ayat 3 yang berbunyi “Suami adalah kepala keluarga dan ibu adalah ibu rumah tangga”, sehingga dengan demikian seorang suami menjadi kepala keluarga yang memimpin, membimbing, melindungi keluarga dari gangguan lahir maupun batin, serta mencari nafkah untuk keperluan anak dan istri nya. Begitu juga dengan seorang istri yang berperan dalam ibu rumah tangga memiliki kewajiban untuk membantu suami mempertahankan dan mengatur segala keperluan rumah tangga, memperhatikan pendidikan anak,  dan mengatur keuangan sehingga terjadi keselarasan antara pendapatan serta kebutuhan rumah tangga. Pentingnya peran ibu rumah tangga tidak hanya pada pendidikan anak, tetapi juga berperan dalam kondisi kesejahteraan keluarga.

Dalam kehidupan keluarga di masyarakat, bapak dan ibu saling bahu membahu dalam mengelola rumah tangganya agar mapan dan sejahtera. Peran serta tanggung jawab ibu dalam membentuk keluarga sejahtera tentu tidak pernah lepas dari bantuan seorang bapak. Hal ini karena keduanya harus saling melengkapi dan mendukung agar dapat membentuk keluarga sejahtera.

Pada zaman modern saat ini, kemampuan ibu rumah tangga dalam mengatur sumber daya keluarga seperti mengatur keuangan, makanan, dan peralatan rumah tangga juga termasuk peran penting untuk memastikan keluarganya dapat berjalan dengan baik dan sejahtera. Dengan demikian, peran ibu rumah tangga dalam manajemen waktu dan sumber daya menjadi salah satu pilar penting untuk menciptakan keluarga yang sejahtera di era modern ini.

Menurut Setiawati dalam Siregar et al. (2020), tujuan khusus dari manajemen sumberdaya keluarga antara lain adanya binaan hubungan keluarga dengan baik karena adanya kerjasama, membuat rumah tangga menjadi lebih efektif, produktif, dan efisien. Supaya tujuan dapat tercapai, ada tiga jenis sumberdaya yang harus dikelola yaitu, manusia, materi, dan waktu. Kondisi sumberdaya tersebut dapat mendorong maupun menghambat pencapaian tujuan yang ada dalam keluarga.

Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa tingkat kesejahteraan keluarga pada peran ibu rumah tangga berpengaruh terhadap beberapa faktor yang cukup signifikan dalam menentukan kualitas kehidupan keluarga. Peran ibu rumah tangga memiliki dampak yang sangat penting untuk kesejahteraan keluarga secara keseluruhan, faktor utama yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan keluarga adalah manajemen waktu dan sumber daya. Manajemen waktu yang efektif dalam menjalankan tugas–tugas rumah tangga seperti merawat anak, mengelola rumah, memenuhi kebutuhan keluarga lainnya berdampak besar pada stabilitas keluarga. Peran ibu rumah tangga yang mampu mengatur waktu dengan baik cenderung tidak mengalami stres dan kelelahan yang berlebih, sehingga dapat memengaruhi suasana hubungan keluarga secara positif.

Selain itu, kemampuan dalam mengelola sumber daya seperti makanan, pendidikan, dan perawatan kesehatan cenderung memiliki tingkat kesejahteraan lebih tinggi. Di samping manajemen waktu dan sumber daya, dukungan sosial dan pemahaman peran ibu rumah tangga dalam konteks budaya serta sosial juga memiliki peran penting seperti dukungan pasangan maupun keluarga dapat mengurangi tekanan yang dirasakan. Sehingga, peran ibu rumah tangga dalam meningkatkan tingkat kesejahteraan keluarga, penting untuk memperhatikan manajemen waktu, pengelolaan sumber daya, serta mendukung peran secara sosial dan budaya.

Menurut Telaumbanua dan Nugraheni (2018), terdapat 3 curahan waktu kerja ibu rumah tangga di antaranya, aktivitas domestik (berkaitan dengan pekerjaan rumah dan keluarga), aktivitas ekonomi produktif (khusus bagi wanita yang memiliki peran ganda), dan aktivitas sosial (seluruh kegiatan di luar rumah yang dilakukan oleh seorang ibu). Ibu yang memiliki peran ganda tentunya memiliki pengaruh yang besar terhadap aspek kehidupan untuk wanita yang memiliki peran ganda, terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi yaitu, kesiapan mental, kesiapan jasmani, dan kesiapan sosial. Dengan adanya tugas tambahan yang dimiliki seorang ibu sebagai wanita karir, terdapat beberapa urgensi dengan adanya ibu karir. Pertama, pada sisi ekonomi, Ibu karir dapat membantu keuangan yang dimiliki keluarga dalam memenuhi kebutuhan.

Kebutuhan manusia yang semakin kompleks telah membuat banyak ibu membantu suami mencari nafkah. Kedua, dalam sisi psikologis, ibu yang tidak bekerja lebih sering melamun dan berkhayal. Jika hal tersebut berkelanjutan dan waktu kosong tidak dimanfaatkan dengan hal yang positif, maka jiwa seorang ibu akan terganggu. Ketiga, dari sisi sosial dan pembangunan, untuk mensejahterakan masyarakat, bangsa tetap membutuhkan peran wanita di dalamnya (Said 2020). Dari peran ganda yang dimiliki seorang ibu, tentunya terdapat dampak positif dari keputusan yang mereka ambil yaitu, ibu dituntut untuk berhasil terhadap dua peran yang berbeda. Selanjutnya, dari keputusan yang telah diambil, tentunya suatu keluarga memiliki konfliknya masing-masing.

Konflik keluarga dan karir merupakan bentuk dari konflik internal keluarga mengenai keseimbangan peran. Terdapat tiga konflik yang berkaitan dengan peran ganda ibu di antaranya, pengasuhan anak, pekerjaan rumah tangga, dan interaksi dalam rumah tangga. Dengan pilihan yang telah ditentukan dalam peran setiap anggota di dalam keluarga, tentunya terdapat dampak positif maupun negatif yang diperoleh. Dengan begitu, setiap pilihan yang telah disepakati, kita harus bertanggung jawab terhadap apapun itu (Said 2020).

Selanjutnya, agar  tercipta dan meningkatkan kesejahteraan pada setiap keluarga maka konflik keluarga harus dapat dikelola dengan baik, yakni melalui manajemen konflik. Manajemen konflik termasuk pendekatan yang berfokus pada proses yang mengarahkan pada cara pelaku atau pihak luar berkomunikasi, seperti bekerja sama untuk memecahkan masalah atau bekerja sama dengan pihak ketiga dalam pengambilan  keputusan. Jika dikaitkan dengan konflik yang terjadi di dalam rumah tangga, maka manajemen konflik keluarga adalah  upaya suami istri yang berkonflik untuk mencari solusi atas permasalahan keluarga yang sedang dihadapi oleh suami istri tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun