Mohon tunggu...
Bahas Sejarah
Bahas Sejarah Mohon Tunggu... Guru - Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Menghargai Sejarah Bangsanya Sendiri

Berbagi kisah sejarah

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Serba Serbi Parbrik Rokok Praoe Lajar di Semarang

14 Mei 2023   09:00 Diperbarui: 14 Mei 2023   09:13 1035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pabrik rokok Praoe Lajar menembus zaman (sumber: dokpri)

Masih di area Kota Lama, Semarang. Salah satu bangunan yang menarik kala beranjak dari Stasiun Semarang Tawang adalah bangunan Pabrik Rokok Praoe Lajar. Pabrik yang berlokasi di Jl. Merak ini memang diketahui berdiri sejak masa kolonial Belanda. Namun, pada awalnya merupakan sebuah bangunan yang dipakai sebagai kantor dari perusahaan listrik swasta, Maintz and Co.

Bangunan yang berdiri pada sekitar tahun 1900an ini memang ditetapkan sebagai cagar budaya sejarah. Selain berbagai bangunan gaya kolonial lainnya di sekitar Kota Lama Semarang. Ada yang menarik jika dapat diperhatikan dengan seksama. Yakni operasional pabrik rokok ini ternyata masih eksis hingga saat ini.

Walau telah mengalami pergantian fungsi, yang awalnya sebagai kantor listrik, menjadi pabrik rokok. Merk Praoe Lajar sendiri adalah sebuah representasi dari semangat mengarungi lautan (waktu). Dengan target konsumennya di kalangan nelayan dan petani, yang memang menjadi mata pencaharian penduduk pesisir di Semarang.

Rata-rata konsumennya adalah para nelayan di pesisir utara Pulau Jawa. Seperti di Pekalongan, Pemalang, hingga Tegal. Para nelayan sudah sangat familiar dengan rasa dan aroma tembakau Praoe Lajar. Sekilas memang penamaan Praoe Lajar adalah simbol dari para nelayan. Dimana identifikasi tersebut secara tidak langsung memberi kesan bahwa Praoe Lajar adalah kebanggaan bagi nelayan.

Maka dapat diidentifikasikan dengan mudah bagi penikmat rokok Praoe Lajar. Inilah gambaran singkat mengenai pabrik rokok yang berhasil melampaui segala zaman. Pada masa peralihan (kemerdekaan) Indonesia, bangunan ini sempat dijadikan markas para pejuang di Kota Semarang. Sebelum berubah total menjadi pabrik rokok pada tahun 1956.

Jadi rentang waktu yang ada antara 1900 hingga 1956 tidak membuat struktur bangunan tersebut berubah. Walau berganti pemilik ataupun penggunaannya. Struktur bangunan tetap kokoh seperti sedia kala. Walau dalam beberapa sudut dirubah sebagaimana fungsi atau kebutuhan dari para pemiliknya.

Ada yang unik dalam pengerjaan rokok di pabrik ini. Yakni tidak mempergunakan mesin otomatis dalam kegiatan pembuatan rokok. Semua dikerjakan secara manual, dengan tangan, dan kertas yang dilumuri perekat ketika melakukan finishing. Ada ratusan pekerja yang bekerja dalam berbagai bidangnya. Dalam pembuatan ataupun pendistribusian rokok yang fenomenal ini.

Jadi, modernisasi seakan berhenti ketika kita berkunjung ke pabrik rokok tradisional ini. Nostalgia masa lalu yang seakan membuat diri terbawa pada masa kolonial. Dengan berbagai macam kegiatan dan pola kerja yang masih terbilang sama sejak dulu. Hanya ketika pengiriman terhadap konsumen, cikar atau delman, telah tergantikan dengan kendaraan berupa truk dan mobil box.

Sekedar berswafoto di area depan pabrik ini juga sudah epik terlihat. Apalagi jika ada gelaran event di Kota Lama Semarang. Pasti makin semarak ketika kita berkunjung ke lokasi ini. Jangan sampai lupa untuk mampir sejenak, sebelum melanjutkan wisata ke lokasi lain, yang tak kalah menarik di Semarang. Ini adalah wujud dari kisah sejarah yang masih eksis dan dapat dinikmati hingga kini.

Apalagi jika menelusuri setiap sudut Kota Lama dengan membayangkan beragam peristiwa di masa lalu. Sudah pasti perjalanan tidak akan terasa jenuh. Selain itu, di sekitar area ini banyak pula penjaja kuliner yang kiranya dapat dikunjungi untuk bersantap atau lepas lelah. Sambil bertukar cerita, yang rata-rata selalu dapat tersampaikan dengan ramah dari masyarakat Semarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun