Mohon tunggu...
Bahas Sejarah
Bahas Sejarah Mohon Tunggu... Guru - Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Menghargai Sejarah Bangsanya Sendiri

Berbagi kisah sejarah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal Haji Darip Sang Ulama Pejuang Klender

19 Oktober 2022   07:00 Diperbarui: 19 Oktober 2022   23:52 1186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Haji Darip (Sumber: sejarahjakarta.com)

Masyarakat Klender tentu sangat mengenal sosok ini, seorang ulama pejuang berdarah Betawi yang sangat berani menentang NICA-Belanda. Memiliki nama asli Muhammad Arif, bergelar Kyai Haji, merupakan tokoh sekaligus ulama yang disegani oleh masyarakat Klende hingga Bekasi.

Tidak lain karena beliau merupakan seorang tokoh kharismatik yang berani menentang segala bentuk tindak penjajahan. Baik sejak masa Jepang, ataupun masa kemerdekaan Indonesia. Terlebih pada masa bersiap, serta tentunya menghadapi kekuatan Sekutu dan NICA yang hendak menjajah kembali Indonesia.

Khususnya di daerah Klender, yang kala itu memasuki masa transisi kemerdekaan dan peralihan kekuasaan dari Jepang kepada Sekutu. Konflik sosial yang terjadi pun selalu dapat diselesaikan karena campur tangan beliau yang piawai dan disegani masyarakat. Maka, tidak jadi soal, bila masa bersiap, kemudian beliau curahkan tenaga dan kekuatannya dalam menghadapi NICA.

Baik pada peristiwa Pangkalan Jati, Cipinang, hingga Pondok Gede yang kerap dijadikan aku kekuatan antara pasukannya dalam menghadapi Jepang. Mereka menyerbu dan menyerang tangsi atau pos penjaga Jepang, hanya demi merebut senjata. Semua ada dibawah komando beliau.

Milisi bersenjata Barisan Rakyat Indonesia (BARA) yang didirikannya pun semata-mata ditujukan hanya untuk menjaga kemerdekaan Indonesia. Tidak lain dan bukan karena wujud kesetian beliau terhadap Bung Karno, yang memang mengenali sosok Haji Darip sejak Bung Karno masa pendudukan Jepang.

Mereka saling terlibat dalam gerakan "bawah tanah" di Jakarta. Begitupula tatkala Haji Darip angkat senjata menentang Sekutu. Pada saat pertempuran besar di Klender dalam menghadapi serangan Sekutu, Haji Darip memobilisasi rakyat untuk angkat senjata. Walau hanya berbekal senjata seadanya, pertempuran besar di Klender pun tak dapat dielakkan pada 15 Oktober 1945.

Catatan sejarah mengenai peristiwa tersebut faktanya memang memposisikan Haji Darip sebagai salah seorang pemimpin laskar bersenjata di Klender. Bersama kekuatan TKR, serangan frontal dengan pihak NICA justru membuat banyak rakyat yang menjadi korban. Hal ini karena NICA memang terdiri dari pasukan Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia.

Mungkin berbeda dengan Sekutu, yang tujuannya adalah mengurus interniran perang pasca Perang Dunia II berakhir. Lain hal dengan NICA, yang selama beberapa waktu membuat Klender menjadi daerah yang terbakar oleh pertempuran. Walau akhir dari pertempuran tersebut dimenangkan oleh Sekutu bersama NICA.

Tetapi perlawanan Haji Darip tidak berhenti usai peristiwa Klender berakhir. Beliau meneruskan perjuangan gerilya bersenjata di wilayah Jawa Barat lainnya, diantaranya adalah Karawang. Maka, sudah dapat dipastikan, sosoknya menjadi buronan militer NICA baik hidup atau mati.

Nah, pada masa perpindahan Ibukota Republik dari Jakarta ke Jogjakarta, Haji Darip bersama pasukannya berhasil disergap oleh pasukan NICA di daerah Sadang, Jawa Barat. Beliau berhasil ditangkap hidup-hidup dalam sebuah kronik pertempuran berdarah yang menyebabkan banyak pasukannya gugur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun