Mohon tunggu...
Novi Rizka Amalia
Novi Rizka Amalia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Darussalam Gontor

Berusaha memenuhi TriDharma perguruan tinggi agar lebih bermanfaat untuk orang banyak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Desa Karangpatihan Ponorogo menjadi Desa Binaan UNIDA Gontor untuk merealisasikan Eduwisata Batik Ciprat

29 Februari 2024   11:52 Diperbarui: 29 Februari 2024   11:57 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah Harapan Desa Karangpatihan (dokpri)

Desa Karangpatihan terletak di Kabupaten Ponorogo tepatnya di sebelah barat kabupaten Ponorogo berbatasan dengan Jawa Tengah namun terpisah oleh Gunung Beruk. Sehingga Desa ini terletak bersebelahan dengan Gunung Beruk. Desa Karangpatihan sangat unik, sekitar pada tahun 2000 hingga 2008 Desa ini masih mendapatkan julukan Kampung Idiot dikarenakan penduduk yang menyandang disabilitas intelektual mencapai 300an warga. Namun seiring berjalannya waktu jumlah itu berkurang karena perhatian dari Pemerintah, akademisi, dan juga masyarakat luas. Perhatian tersebut membantu mengurangi angka keturunan Tuna Grahita yang saat ini menjadi 65 orang di tahun 2018. Disamping hal itu, terdapat inklusifitas di Desa ini karena para penyandang Tuna Grahita tidak dikesampingkan namun mereka juga dibina agar dapat hidup mandiri. Cara pemerintah setempat membina adalah dengan memberdayakan mereka untuk membuat kerajinan-kerajinan yang tentunya hasil dari kerajinan itu diperuntukkan bagi para pembuatnya. 

Kerajinan yang saat ini di unggulkan oleh Desa Karangpatihan sendiri adalah membuat anyaman keset dan juga batik ciprat. Karena membuatnya sangat mudah sehingga bisa dilakukan oleh para penyandang Tuna Grahita. Dan ini yang akan diangkat sebagai prorgam Desa Binaan yang dilakukan oleh akademisi di Universitas Darussalam Gontor bekerja sama dengan pemerintah Desa karangpatihan. 

 (dokpri)
 (dokpri)

Program Desa Binaan oleh UNIDA Gontor yang diketuai oleh Novi Rizka Amalia dengan anggota Veri Setyawan dan Dini Septyana Rahayu ini mengangkat tema Eduwisata Batik Ciprat. Mitra yang dituju adalah Lurah Karangpatihan Eko Mulyadi dan Ketua Rumah Harapan Yuliana. 

Program yang bertema Sustainable Edutourism (Eduwisata) ini ditujukan untuk membuka mata masyarakat luas bahwa Wisata itu tidak hanya berjenis Eco-Tourism saja atau wisata alam namun juga Edu-Tourism atau wisata Edukasi yang bisa dibentuk oleh desa setempat. 

Kita mengetahui bahwa wisata merupakan aset untuk menunjang perekonomian warga, namun ketika tempat tersebut tidak memungkinkan untuk memiliki potensi wisata alam atau eco-tourism, kita bisa membentuknya sendiri dengan edu-tourism ini. Edutourism tentunya tidak cukup familiar di kalangan masyarakat, untuk itu kita memerlukan branding terlebih dahulu terkait dengan Edutourism dengan cara melihat potensi desa dan kemudian memperkuat image itu sehingga dapat memberikan pandangan tertentu kepada masyarakat luas. 

Pengenalan Eduwisata dan pentingnya eduwisata dihadirkan dalam program sosialisasi yang dilakukan oleh Tim bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Ponorogo dan akademisi yang memiliki minat dan keahlian dalam Branding. Dari sosialisasi terkait branding dan tourism kemudian menyepakati bahwa yang harus di Branding dari Desa Karangpatihan adalah Batik Ciprat sebagai Edutourism. 

Program Branding Edutourism ini digambarkan dengan beberapa sosial media yang memperkenalkan desa wisata edukasi dan juga sejumlah tanda penunjuk arah yang diletakkan di desa ini sebagai pengenalan terhadap masyarakat luas. 

Praktek membatik dengan metode Batik Ciprat untuk Eduwisata (dokpri)
Praktek membatik dengan metode Batik Ciprat untuk Eduwisata (dokpri)

Program Edutourism Batik Ciprat ini diawali dengan hadirnya anak-anak Pesantren kelas VII hingga IX dari Pesantren Uzma Al Furqon Ponorogo. Antusias santriwan dan santriwati ini disambut baik oleh pihak Rumah Harapan Desa Karangpatihan yang akan menjadi tempat central dalam melaksanakan Edutourism ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun