Mohon tunggu...
Novi Nurul Khotimah
Novi Nurul Khotimah Mohon Tunggu... Administrasi - Menulislah dengan hati

GURU MULIA ADALAH GURU YANG BERKARYA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengurai Rindu di Baitullah

13 Juli 2022   19:08 Diperbarui: 14 Juli 2022   18:31 1036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Begitupun dengan pelaksanaan haji di tahun 2022 ini yang hanya sekitar 50 % jumlah jamaah seluruh dunia dari tahun-tahun sebelumnya sebelum pandemi Covid-19 ada. Sudah tentu kerinduan untuk beribadah di Baitullah semakin membuncah bukan hanya saya yang merasakannya saja.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Saya dan rombongan melaksanakan umroh wajib dengan melakukan tawaf mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali putaran. Putaran pertama dimulai dari tempat yang sejajar dengan Hajar Aswad yang ada di salah satu sudut bangunan Ka'bah. 

Bismillahi Allahu Akbar...Selain itu juga penanda dimulai tawaf putaran pertama adalah dengan adanya lampu hijau yang lurus tersambung ke sudut Hajar Aswad. 

Dengan berbekal do'a-do'a yang sudah dipahami oleh para jemaah selama mengikuti bimbingan manasik haji, saya dan jamaah lainnya terus menyambungkan hati kepada Sang Pemilik Hati dengan melakukan tawaf sesuai dengan tuntutan yang sudah diajarkan oleh Rasulullah Saw.

Bersama jutaan para jemaah dari seluruh dunia kami berbagi langkah di pelataran Ka'bah. 

Dokumentasi pribadi.
Dokumentasi pribadi.

Berdesakan dengan para jemaah haji lain adalah kenyataannya tetapi semua pada jamaah tidak merasakan itu sebagai penghalang untuk terus memuji kebesaran-Nya. Saya hanya mendengar pujian-pujian yang terkemas dalam do'a-do'a yang terdengar indah, menggetarkan hati, meluluhkan segala rasa, tak sedikit pula terdengar tangisan- tangisan dalam balutan do'a dari para Jamaah Haji.

Sejatinya pelaksanaan tawaf adalah bagian dari amalan agar senantiasa manusia selalu mendekatkan diri pada Sang Maha Pencipta. Mendekatkan diri pada setiap waktu, tidak hanya cukup dalam satu waktu tetapi berkali-kali.

Bagaimana kita umat manusia harus mampu menanggalkan segala keegoannya, melepaskan sejenak segala status sosialnya. Lantunan do'a-do'a serta pujian dalam setiap putaran semakin menggema di pelataran Ka'bah.

Ada yang berbeda di area Ka'bah saat ini, bangunan Ka'bah tidak boleh disentuh oleh para jamaah karena lokasi Ka'bah dibatasi oleh pembatas sehingga para Jemaah cukup hanya bisa melihatnya saja tanpa bisa menyentuhnya apalagi berkeinginan untuk bisa mencium Hajar Aswad, hal itu yang selalu menjadi harapan ketika para jamaah haji maupun umrah beribadah di Baitullah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun