Menghampiri Rindu di Setiap Nadiku
Mengetuk pintu Sang Pemilik Langit dan Bumi
Sesaat menikmat malam bersama Sang Pemilik hati
Berujar deras mengurai ungkapan rasa pada Sang Pemilik jiwa raga
Memuji atas limpahan kasih sayang-Nya, memuja atas segala anugerah-Nya
Kedua kakiku masih Engkau kuasakan untuk mampu berdiri, sendi-sendi tulangku Engkau kuasakan untuk meruku, bersujud di bumi
Kedua tanganku masih Engkau kuasakan untuk menengadah memuji kebesaran-Mu hingga langitpun mendengar
Kedua mataku masih Engkau beri kesempatan menatap malam dalam pancaran cahaya penerang
Kedua pendengaranku masih Engkau kuasakan mendengar bebunyi suara senyapnya malam, Â bisikan angin yang menyentuh dedaun telingaku
Nafas ini masih Engkau kuasakan berhembus seirama detak jantungku
Masih pantaskah jika aku terus terlelap dalam mimpi yang menenggelamkanku pada genangan keangkuhan, pada kubangan kesombongan
Masih bergemingkah aku untuk mendustakannya? Menyadari diri yang rapuh, seringkali hati merasa paling benar, merasa lisan selalu bertutur jujur hingga tak menyadari jika itu melukai orang-orang terkasih-Mu, Kebenaran hakiki adalah milik-Mu
Masih dalam hening-Mu aku bergumam dalam kepasrahan diri, bertasbih menguatkan hati
Sungguh aku tak mampu menapaki perjalanan ini tanpa ampunan-Mu atas segala pekat yang melekat pada jiwa ragaku ini.
Mengharap kasih sayang-Mu yang tak pernah bersyarat, mengharap peluk-Mu yang erat  agar hati ini senantiasa terkendali