Mohon tunggu...
Novi Setyowati
Novi Setyowati Mohon Tunggu... Lainnya - berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Jenis Perlengkapan yang Patut Dibawa oleh Para Backpacker

18 Juni 2021   21:05 Diperbarui: 20 Juni 2021   01:30 1277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi backpacker (Sumber gambar: Pixabay/rottonara)

Bagi para traveler, pasti sudah sangat familiar dengan berbagai keseruan ataupun kebingungan yang terjadi selama persiapan keberangkatan. Misalnya saja, keseruan untuk riset tentang tempat wisata sekaligus mencari tahu tempat-tempat yang akan dikunjungi.

Selain itu, keseruan lainnya adalah menyesuaikan jadwal liburan dengan, ehm, harga tiket transportasi yang pas di kantong. Maklum, namanya juga backpacker, sudah pasti 'akrab' dengan yang berbau murah ataupun hemat. Syukur-syukur jika dapat tiket promo, ya kan?

Nah, tiket sudah di tangan, saatnya menyesuaikan waktu berlibur dan tempat berlibur, yakni membuat itinerary. Bagi para backpacker terstruktur sih, membuat itinerary sedetil mungkin hukumnya wajib agar tidak ada yang terlewat saat berlibur.

Tapi, jika termasuk backpacker 'mager' seperti saya, itinerary cukup memuat tanggal dan nama kota atau tempat berkunjung saja, tidak perlu informasi detil seperti durasi dan transportasi bahkan budget yang dibutuhkan setiap harinya.

Ticket: checked!
Itinerary: checked!

Saat semua persiapan dirasa sudah siap, tibalah saat yang lebih seru lagi, yakni packing! Kenapa saya sebut lebih seru? Ini karena packing ini susah-susah gampang, apalagi bagi para backpacker.

Butuh keterampilan tersendiri untuk bisa menyusun barang bawaan seminimal mungkin dan serapih mungkin dalam ransel yang terbatas, tapi tetap dapat memenuhi kebutuhan utama kita saat berlibur.

Ibaratnya, jauh dari rumah, tidak mungkin kan bolak-balik pulang hanya karena ada barang yang tertinggal? Karenanya membutuhkan ketelitian tersendiri ketika sedang packing. Jika perlu, seperti yang saya lakukan, selalu tuliskan barang bawaan yang akan dibawa agar tak ada yang tertinggal saat dicek ulang.

Nah, berbicara tentang packing, berdasarkan pengalaman saya, selain pakaian, terdapat perlengkapan-perlengkapan tertentu yang tak bisa dilupakan sebagai bentuk amunisi selama liburan.

Apa saja perlengkapan tersebut dan mengapa patut untuk dibawa?

1. Obat-obatan

Karena akan berada jauh dari rumah, dan bisa jadi juga jauh dari dokter dan rumah sakit, penting bagi kita untuk menyiapkan tas tersendiri yang khusus memuat obat-obatan tertentu. Ini penting sebagai tindakan mitigasi agar jika sewaktu-waktu mengalami kendala kesehatan, kita tahu bagaimana cara mengatasinya.

Misalnya saja, karena saat liburan biasanya makan sekenanya, eh, tau-tau terkena diare. Duh, bukannya asyik liburan malah harus menahan rasa sakit di sekitaran perut. Atau, karena terlalu asyik liburan hingga tenaga benar-benar terpakai beraktivitas, eh, nggak taunya malah kecapaian dan timbullah demam.

Yang lebih menyiksa lagi, sakit gigi saat sedang berada jauh dari dokter ataupun rumah sakit. Nah, lhoh, gimana tuh?

Ilustrasi obat-obatan (Sumber gambar: Pixabay/PublicDomainPictures)
Ilustrasi obat-obatan (Sumber gambar: Pixabay/PublicDomainPictures)
Untuk itu, obat-obatan adalah elemen penting yang tak boleh terlewatkan. Berikut beberapa jenis obat-obatan yang biasa saya bawa saat berwisata:
  • obat penurun panas (paracetamol)
  • obat pereda nyeri (ibuprofen)
  • obat maag
  • obat diare
  • obat penambah darah
  • obat tetes mata
  • koyo untuk pegal-pegal
  • plester untuk luka
  • obat masuk angin

Kok banyak banget? Kesannya memang banyak, ya. Tapi, kebanyakan dari obat-obatan ini kan berbentuk kapsul. Sehingga sebenarnya tidak terlalu menyita banyak tempat dalam ransel dan juga tidak menambah beban.

Oh ya, penting juga untuk meletakkan obat-obatan ini di tempat yang paling mudah untuk dijangkau dari ransel. Misalnya, di kantong paling luar dari ransel agar tidak menyulitkan saat kita membutuhkannya sewaktu-waktu.

2. Kompas

Bagi para backpacker yang juga harus beribadah (sholat) dimanapun, kompas ini penting hukumnya.

Loh, kan bisa cari masjid atau musholla? Ya, bisa juga sih. Tapi kan, tidak di semua tempat dapat kita temukan tempat ibadah. Misalnya saat hopping islands, atau saat berwisata ke luar negeri yang notabene bukan negara muslim.

Mau tidak mau, kita harus mencari tempat yang cukup nyaman untuk beribadah tanpa mengganggu pewisata lainnya. Misalnya, di taman terbuka atau di sudut-sudut bangunan lainnya.

Ilustrasi kompas (Sumber gambar: Pixabay/Pexels)
Ilustrasi kompas (Sumber gambar: Pixabay/Pexels)
Lhoh, kan ada penunjuk arah digital, di ponsel misalnya? Ya, betul juga. Tapi, tidak semua tempat pun dapat dijangkau oleh sinyal yang cukup kuat saat menggunakan kompas digital. Atau misalnya, saat ponsel kita bermasalah.

Nah, di sinilah letak manfaat dari kompas manual yang kita bawa.

Terlebih lagi, jika kita tersesat pun, kompas akan menjadi benda yang sangat berguna sebagai penunjuk arah.

3. Sandal

Sandal, baik sandal jepit maupun sandal gunung (sandal trekking) juga tak kalah pentingnya.

Ini karena terkadang kaki kita sudah terlalu lelah untuk mengenakan sepatu. Atau kita hendak bermain-main air saat liburan, yang tentu lebih nyaman berbasah-basahan dengan menggunakan sandal. Selain karena nyaman untuk digunakan di air, juga mudah dan cepat untuk dikeringkan.

Jika ransel kita tak cukup memuat sandal dalam barang bawaan, saya sih biasanya ikatkan saja sandal-sandal ini di bagian luar ransel. Entah itu di bagian atas ataupun di bagian bawah. Yang penting, sandal-sandal ini bisa terbawa saat liburan.

Ilustrasi sandal (Sumber gambar: Pixabay/leovalente)
Ilustrasi sandal (Sumber gambar: Pixabay/leovalente)
Sandal ini juga berguna saat sewaktu-waktu turun hujan. Daripada sepatu kita basah kuyup dan susah kering, lebih baik berganti mengenakan sandal saat turun hujan agar tak merepotkan saat harus mengeringkannya.

4. Trekking pole

Bagi yang memiliki agenda berlibur untuk mendaki atau sekadar trekking, alat bantu ini bisa juga dibawa. Toh, bawanya juga nggak ribet. Selipkan saja di bagian samping luar dari ransel kita, lalu rekatkan dengan tali ransel yang tersedia di sana.

Tapi kalaupun tidak dibawa ya tidak apa-apa juga. Masih bisa mencari patahan kayu di luaran sana jika memang membutuhkan alat bantu untuk trekking.

Ilustrasi trekking pole (Sumber gambar: Pixabay/steinchen)
Ilustrasi trekking pole (Sumber gambar: Pixabay/steinchen)
5. Sleeping bag

Penginapan yang kita pesan adalah penginapan yang umumnya juga dipakai oleh banyak pewisata lainnya. Kita pun tidak bisa benar-benar memastikan kebersihan dari penginapan tersebut dalam hal mencuci sprei atau selimut yang disediakan, misalnya.

Maka dari itu, daripada merasa tidak aman, lebih baik membawa sleeping bag sendiri sebagai alas di tempat tidur yang akan disinggahi. Tidak perlu yang besar seperti hendak camping di atas gunung, karena sekarang sudah banyak tersedia sleeping bag yang cenderung tipis dan mudah dibawa saat berwisata.

Ilustrasi sleeping bag (Sumber gambar: Pixabay/Hans)
Ilustrasi sleeping bag (Sumber gambar: Pixabay/Hans)
Salah satu teman saya misalnya, meski tidak membawa sleeping bag, tapi dia selalu membawa satu T-Shirt khusus yang digunakannya sebagai alas di bantal tidur di penginapan. Nah, yang seperti ini juga bisa jadi alternatif sih jika enggan membawa sleeping bag.

6. Lampu senter

Alat penerangan alternatif juga patut dibawa, khususnya jika berwisata di daerah terpencil yang masih kurang penerangan.

Memang sih ponsel kita sudah mempunyai fitur lampu senter juga. Tapi, daripada menghabiskan batere ponsel, lebih baik membawa lampu senter kecil yang bisa kita manfaatkan saat hari gelap.

Ilustrasi lampu senter (Sumber gambar: Pixabay/stux)
Ilustrasi lampu senter (Sumber gambar: Pixabay/stux)
7. Peluit/alarm

Ini benda wajib yang selalu saya bawa jika sedang solo wisata.

Meski bentuknya kecil, peluit atau alarm kecil ini bisa bermanfaat jika sewaktu-waktu kita membutuhkan bantuan atau sekadar memberi kode-kode penting saat membutuhkan pertolongan.

Ilustrasi peluit (Sumber gambar: Pixabay/Hans)
Ilustrasi peluit (Sumber gambar: Pixabay/Hans)
Jadi, tak ada salahnya untuk menyelipkan benda mungil ini dalam ransel kita di tempat yang mudah terjangkau.

8. Pepper spray dan gunting kuku

Lagi-lagi, yang penting untuk saya bawa saat bersolo wisata.

Meski niatnya liburan, tak ada salahnya jika kita terus waspada terhadap lingkungan sekitar dimanapun kita berada. Ini adalah bentuk mawas diri agar tak lengah saat liburan.

Ilustrasi pepper spray (Sumber gambar: Pixabay/knivesdeal)
Ilustrasi pepper spray (Sumber gambar: Pixabay/knivesdeal)
Tak banyak makan tempat, hanya botol kecil berisikan cairan pedas dan juga gunting kuku kecil di ransel kita. Jangan lupa, tetap letakkan di area ransel yang mudah dijangkau sewaktu-waktu.

Sepengalaman saya sih, untungnya tidak pernah sampai harus menyemprotkan pepper spray. Tapi kalo gunting kuku, hmm, akhirnya lumayan bermanfaat untuk memotong kuku selama liburan hehe.

9. Power bank

Tak bisa lepas dari gawai alias ponsel saat liburan! Namun, hati-hati batere ponsel menipis saat di tengah perjalanan, sementara colokan listrik tidak selalu tersedia dimana-mana.

Khusunya saat berwisata alam. Padahal, selain untuk media sosial, ponsel juga sangat berguna saat liburan. Diantaranya sebagai penunjuk arah (GPS) agar kita tidak tersesat. Dan juga, alat komunikasi darurat jika sewaktu-waktu membutuhkan pertolongan.

Ilustrasi power bank (Sumber gambar: Pixabay/StockSnap)
Ilustrasi power bank (Sumber gambar: Pixabay/StockSnap)
Oh ya, jangan lupa perhatikan kapasitas dari power bank yang kita bawa. Pasalnya, saat menggunakan transportasi udara, hanya power bank dengan kapasitas tertentu yang diperbolehkan untuk dibawa. 

Memangnya cukup ya kalau kapasitasnya kecil? Ah, cukup kok! Selama di penginapan kan ada listrik. Jadi kita bisa pastikan batere power bank kita selalu terisi penuh di setiap malamnya, sebelum siap digunakan keesokan harinya.

10. Travel adapter

Benda yang satu ini wajib dibawa jika kita berwisata ke negara-negara yang memiliki bentuk steker listrik yang berbeda dari di Indonesia. Misalnya, saat berlibur ke Singapura.

Saat sedang berlibur di Indonesia pun, saya kerap membawa travel adapter. Ini karena travel adapter juga membantu kita agar tak berebut steker listrik saat harus memakainya bersama-sama dengan orang lain, karena ada alat bantu tersendiri yang bisa menambah kapasitas pemakaian steker tersebut.

Ilustrasi travel adapter (Sumber gambar: Pixabay/aixklusiv)
Ilustrasi travel adapter (Sumber gambar: Pixabay/aixklusiv)
11. Tisu basah dan/atau tisu sabun

Tisu basah sih rasanya wajar-wajar saja ya, untuk membersihkan bagian-bagian tubuh yang kotor saat minim air, misalnya, saat menjelajahi area hutan.

Bisa juga bagi para kaum hawa nih biasanya, penting untuk membersihkan wajah yang kotor agar tetap terjaga kebersihannya meski sedang panas-panasan di tengah laut.

Nah, lalu, kalau tisu sabun? Kira-kira lima tahunan lalu, saat saya pertama kali menemukan produk ini. Salah satu produk yang bisa menjadi 'jalan ninja' saat berlibur di tempat yang minim air. Atau, saat berlibur di musim dingin dengan hawa udara yang membuat, ehm, malas mandi.

Ilustrasi tisu sabun (Sumber gambar: Biore via Shopee)
Ilustrasi tisu sabun (Sumber gambar: Biore via Shopee)
Eits, tunggu dulu, bukannya berniat jorok ya. Tapi, saat sedang liburan ala-ala backpacker, khususnya jika sudah berinteraksi dengan alam, terkadang ada saja hal-hal yang membuat kita harus berususan dengan hemat air atau keterbatasan air.

Nah, dalam kondisi seperti ini, tisu sabun bisa menjadi alternatif agar badan tetap terlihat segar dan tidak lengket oleh keringat.

12. Losion anti nyamuk

Tidak kalah pentingnya, losion anti nyamuk!

Ilustrasi losion anti nyamuk (Sumber gambar: Pexels/Karolina Grabowska)
Ilustrasi losion anti nyamuk (Sumber gambar: Pexels/Karolina Grabowska)
Kita tidak pernah tau kapan nyamuk-nyamuk ganas dapat menyerang kita saat sedang tidur. Lebih berbahaya lagi, jika nyamuk-nyamuk tersebut membawa penyakit yang berbahaya, seperti malaria.

Karenanya, losion nyamuk penting untuk dibawa. Apalagi, tidak semua tempat penginapan menyediakan bed net untuk menghalau nyamuk sata kita beristirahat. Jadi, kita perlu membawa losion anti nyamuk sendiri.

Di Rote dan Ende sih, saat itu, penginapannya menyediakan bed net. Tapi, untuk berjaga-jaga, saya tetap menggunakan losion anti nyamuk agar terbebas dari gigitan nyamuk-nyamuk nakal.

13. Sunblock

Sunblock wajib hukumnya apalagi saat berlibur di hari yang panas. Khusus di Indonesia, karena selalu panas setiap harinya meski musim hujan sekalipun, maka wajib hukumnya membawa sunblock saat liburan.

"Ah, gaya banget sih, pakai sunblock segala!", ada juga pasti yang berpikiran seperti itu. Ehm, ini bukan masalah gaya atau tidak ya, tapi lebih untuk menghalau paparan buruk dari sinar matahari yang bisa memicu kanker kulit. Terlebih lagi, saat sedang berlibur di pantai, apalagi hopping islands.

Ilustrasi sunblock (Sumber gambar: Pixabay/chezbeate)
Ilustrasi sunblock (Sumber gambar: Pixabay/chezbeate)
Terbakar sinar matahari itu nggak enak loh rasanya! Kulit terasa terbakar lalu kemerahan. Setelahnya, bisa jadi iritasi.

Liburan memang seru, tapi keseruan itu tidak seharusnya juga mengorbankan kulit kita hingga iritasi atau terbakar matahari.

14. Jas hujan

Jas hujan penting dibawa agar saat sewaktu-waktu turun hujan, kita tak perlu kebasahan. Ransel kita pun umumnya sudah dilengkapi dengan penutup ransel yang juga tahan hujan. Nah, ada baiknya jika kita pun berjaga-jaga dengan membawa jas hujan agar tubuh kita sedikit terlindungi dari hujan yang bisa turun sewaktu-waktu.

"Duh, ribet banget sih, jas hujan kan berat", pasti ada saja yang berpikiran demikian. Eits, tak usah khawatir, karena sudah banyak juga produk jas hujan yang cukup tipis dan ringan saat dibawa bepergian. 

Alternatifnya, seperti yang biasa saya lakukan, yakni membawa jaket dengan bahan anti air yang bisa sekaligus berfungsi sebagai jas hujan jika diperlukan.

Ilustrasi jas hujan (Sumber gambar: Pexels/Matt Hardy)
Ilustrasi jas hujan (Sumber gambar: Pexels/Matt Hardy)
Oh ya, untuk membawa barang-barang tersebut tentu juga tergantung pada kapasitas ransel yang digunakan. Untuk saya pribadi, biasanya selalu menggunakan ransel (carrier) dengan kapasitas 40L di bagian belakang, dan ditambahkan dengan ransel kecil dengan kapasitas tak lebih dari 10L di bagian depan.

Jadi, jumlah perlengkapan penting yang dibawa tentu menyesuaikan kapasitas ransel yang dipakai. Tetapi, paling tidak bisa tetap memuat obat-obatan, sandal jepit, gunting kuku, dan juga power bank.

Nah, itulah beberapa perlengkapan yang saya rekomendasikan untuk dibawa saat berwisata. Ada yang mau menambahkan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun