Asa yang tersimpan dalam hati yang lara,
Tak 'kan sirna hanya dalam sekejap mata,
Meski sudah lama kian berpasrah,
Nyatanya dalam doa terus saja terucap tanpa lelah.
Apa mau dikata,
Katanya masa lalu tak 'kan terus tinggal,
Mesin waktu tidaklah nyata,
Roda waktu berputar kedepan tanpa pernah membual.
Ragaku memang di sini,
Tapi hati rasanya masih tertinggal di sana,
Inginnya kembali,
Tapi entah bagaimana caranya.
Rasanya tak lagi ingin dipendam,
Inginnya diredam,
Dan terus melangkah,
Bukan mengalah dan merasa bersalah.
Tapi pandang mata tak bisa menyembunyikan kata,
Ketika raga tak lagi terlihat sama.
Meski gerak hati tak inginkan lara,
Tapi raga masih seperti tak bernyawa.