Mohon tunggu...
Novie Chamelia
Novie Chamelia Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Gadis penyuka gado-gado ini, terlahir di Pamekasan Madura tanggal 8 november 1984. menulis dan menonton film adalah hobi yang tak pernah selesai. Dan sekarang ia tinggal di Surabaya untuk mendapatkan gelar doktornya...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Layangan

18 November 2013   08:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:01 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Masih kuingat, saat pertama kali kau menjadi tuanku

Kau katakan, “kau hebat dan akan menjadikanku hebat”

Kau bawa aku ke rumahmu dengan bangga

Lalu kudengar, ayahmu berkata,

“Cong, jangan sampai layanganmu pergi lagi.

Kuatkan benangmu. Bersahabatlah dengan angin

Dan yang lebih penting, kau juga harus kuat

Jangan mudah menyerah. Dan harus istiqomah”

Di pagi itu, kau mulai menguatkan benangnya.

Kau membawaku dengan gagah

Menuju padang rumput

Kau memejamkan mata dan membentangkan kedua tanganmu

Seraya berkata, “Angin, aku percaya padamu”

Kulihat, kau tak sendiri di padang itu.

Banyak para tuan dengan layangannya

Kau mendekatiku, seraya berujar

“Aku akan menerbangkanmu.

Menaikkanmu mendekati langit biru

Aku tak kan meninggalkanmu

Maka berjanjilah, jangan tinggalkan aku”

Kau mulai mengulur benang.

Mencari angin

Lalu tubuhku pun menari di atas langit.

Semakin tinggi  dan membuatmu bahagia

Dan tuan yang lain mendekatimu

Seraya berkata, “Wow, kau hebat

Darimana kau dapatkan layangan itu?”

Tepuk tangan semakin riuh

Tawamu semakin indah, dan gagahmu semakin membusung

Angin semakin bersahabat

Kau mengulurku hingga jauh

Jauh sekali, hingga aku tak menemukanmu

Kadang kau menariku, seakan mengabarkan

Bahwa, kau tak akan hebat tanpa diriku

Dan aku pun percaya dengan janjimu

Tiba-tiba angin semakin kencang

Kau kewalahan menarikku

Aku pun berusaha mendekatimu

Tapi apalah dikata, benangpun putus.

Tubuhku terhempas angin

Aku pasrah terkoyak

Dan aku masih percaya pada janjimu.

Berharap kau mengejarku

Bersaing dengan tuan-tuan yang lain

Untuk mendapatkanku.

Aku tak bisa melihatmu

Angin semakin dahsyat

Pikiranku penuh dengan ombak

Apakah kau mengejarku?

Jangan-jangan kau menyerah?

Tidak !, aku yakin, kau tidak akan mengingkari janjinya

Meski aku terdampar di atap rumah

Di batang pohon tinggi

Aku yakin, kau pasti akan menemukanku

Karena,  aku akan menunggumu

Menunggu dengan lelah.

PS. Untuk mbakku di perantauan

Surabaya, 18 Nov 2013. 08.00

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun