Mohon tunggu...
Noviatun Nisa 22107030040
Noviatun Nisa 22107030040 Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Suka Film

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Ketika Literasi Bersaing dengan AI, Jangan Diperangi!

25 Mei 2023   09:30 Diperbarui: 25 Mei 2023   09:32 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) telah Menggeser berbagai sektor Perubahan. nantinya bukan hanya lapangan pekerjaan yang akan terancam karena tugasnya digantikan oleh manusia. Jika otak manusia terus bergantung kepada AI yang akan terjadi ibaratnya manusia akan memiliki otak yang halus dan polos.Bagaimana tidak segala sesuatu akan dikuasai oleh sistem digital tanpa manusia harus berpikir dengan keras. 

Itu dia Salah satu rahasia keberhasilan Amazon adalah model operasi digital. Filosofi Amazon adalah mendigitalkan semua operational excellence melalui aplikasi kecerdasan buatan dan machine learning, robotik, dan software.

Tanpa kita sadari adanya kemudahan ini membuat kita terlena. sebelum adanya Ai Minat baca dari masyarakat Indonesia sendiri sudah sangat rendah. menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca! artinya Indonesia masuk kategori negara dengan minat baca rendah, apalagi sekarang kita telah memiliki kecerdasan buatan yang satu kali klik semua informasi akan langsung muncul. 

 kita pasti tidak asing dengan artificial intelligence, atau bahkan kita adalah pengguna yang menyelesaikan seluruh tugas kuliah dengan chat GBT. Dibandingkan dengan mencari referensi ilmiah seperti di buku dan jurnal seringkali tabung memilih klik "Buatkan Artikel Blablabla" di Room Chat GPT.

Memang benar adanya segala kemudahan harus kita pergunakan. namun kemudahan bukan menjadikan kita sebagai manusia yang semakin bodoh dan tidak mau berpikir. setidaknya dalam satu tahun kita telah membaca satu atau dua buku. hitung-hitung menyumbangkan minat literasi di Indonesia.

 Munculnya AI menjadi pesaing bagi para keluarga perbukuan. mulai dari penulis, percetakan, hingga toko buku.

Penulis terancam pekerjaannya

 saat ini penulis bisa kita kategorikan sebagai sebuah pekerjaan, karyanya yang berharga akan dicetak kemudian dijual kepada para pembaca. namun jika nantinya penulis akan tergeser oleh Ai dan minat membaca buku berkurang tidak menutup kemungkinan seseorang yang hobi menulis hanya akan menjadi hobi Semata. Mungkin untuk meminimalisir penulis Bisa bergeser ke platform online untuk menyebarkan karyanya.

 Percetakan bisa gulung tikar

 percetakan tentunya tidak memiliki modal yang sedikit untuk mencetak berbagai buku dan mendistribusikannya ke seluruh daerah Indonesia. untung dari mereka juga akan didapatkan dari tingginya minat baca para masyarakat. jika di logika apabila masyarakat tidak minat lagi dengan buku dan penulis beralih ke platform online apa yang akan percetakan cetak? 

Marak toko buku tutup 

Tentunya harga buku tidaklah mudah, masyarakat yang berpikir sayang mengeluarkan budget untuk membeli buku akan lebih memilih media online apalagi di zaman sekarang ini media sangat begitu canggih. Hanya untuk satu kali baca setelah itu buku tidak akan diapa-apakan lagi kecuali untuk mereka yang memang menyukai buku dan membaca, sayangnya yang menyukai hal itu sangatlah sedikit Jadi kemungkinan toko buku tutup sangatlah besar.

Bagaimana literasi memerangi Ai?

 Kalau bicara tentang buku memerangi kecanggihan dari ai mustahil untuk menang karena kita sendiri sebagai manusia itu dinamis dan selalu mengikuti perkembangan zaman. kita tidak bisa memerangi Ai kemudian meninggalkan teknologi, yang terjadi adalah kemunduran bagi bangsa Indonesia. yang kita lakukan adalah berteman dengan AI.

Jika kita ingin mengubah suatu sistem kita harus masuk ke dalam sistem itu sendiri. upaya kita mudah tetapi itu sulit bagaimana?

Program wajib baca bisa jadi solusi

Yang pertama kita lakukan adalah mengubah kultur dari masyarakat kita secara pelan-pelan memberikan edukasi menggunakan Ai dengan baik agar tidak disalahgunakan. walaupun terdapat platform pengecekan plagiarisme dalam kalangan akademik, sepertinya kewajiban pembacaan buku harus digerakkan sebagai program unggulan Pendidikan Indonesia. untuk caranya kita serahkan saja pada kebijakan sekolah maupun masing-masing. karena wajib para akademisi juga akan tunduk pada peraturan. sedikit di paksa nanti terbiasa . selain itu sepertinya memang harus ada sedikit pengorbanan misalnya pemerintah memberikan fasilitas buku kepada para kalangan akademik untuk menjalankan program ini.

Segala sesuatu akan tumbuh dari kebiasaan Jika kegiatan membaca atau literasi ini selalu di giatkan sebentar tapi rutin maka akan tertanam di dalam diri minat membaca. di samping itu bukankah kita tidak akan meninggalkan perkembangan zaman seperti Ai? kita masih dapat menggunakan fasilitas kemudahan yang ada namun diimbangi dengan kegiatan yang juga mengasah otak kita. tentunya agar tidak kalah dengan kecerdasan buatan.

 Memaksimalkan literasi digital, walaupun kemungkinan terburuknya adalah penutupan toko buku hendaknya minat baca di Indonesia membaik. Tapi mungkin dengan program tadi minat terhadap membaca buku langsung akan meningkat sehingga memperkecil kemungkinan penutupan toko buku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun