Di sebuah desa bernama Ciroyong, lahirlah kisah Metta De Witt, seorang gadis yang sejak kecil sudah menyadari bahwa dirinya tidak sama dengan orang lain. Ia bisa melihat yang tak kasatmata, merasakan yang tak teraba, dan ia menanggung warisan kelam dari sang leluhurnya.
Julukan De Oude Ziel--jiwa tua melekat padanya, karena kemampuan spiritualnya melampaui manusia biasa. Namun, kemampuan itu bukanlah anugerah murni. Ada sisi gelap yang terus menuntut tempat di dalam dirinya.
Metta kemudian bergabung dengan Pastor Boon, romo muda yang idealis untuk menghadapi berbagai fenomena gaib; dari ritual pengusiran roh di rumah keluarga Meneer, kerasukan massal di sekolah dan Gereja, hingga kasus pembunuhan misterius seorang pastor di Jakarta.
Perlahan terungkap bahwa semua kejadian itu saling terhubung: sebuah nubuat lama tentang "Pemusnahan Agung", yang meramalkan tumbangnya tujuh tokoh suci dunia. Jika nubuat itu tergenapi, maka dunia akan masuk ke dalam masa kegelapan tanpa dapat kembali.
Di sisi Metta, selalu ada Novia Respati yang setia mendampingi. Sahabat masa kecil Metta yang penuh emosi dan kepolosan. Ia menjadi jangkar yang membuat Metta tetap ingat bahwa dirinya manusia, bukan sekadar alat untuk melawan iblis.
Persahabatan mereka yang pernah terpisah karena masa lalu, kembali dipertemukan di Bandung. Dari sanalah, mereka berdua harus menghadapi kenyataan pahit bahwa perang melawan kegelapan tidak pernah benar-benar usai.
Metta harus menghadapi kenyataan bahwa musuh bukan hanya entitas dari luar, melainkan dirinya sendiri. Setiap eksorsisme membuat luka di tubuhnya semakin dalam, menjadi pertanda sisi gelapnya yang bangkit.
Kisah Metta bukan hanya tentang pengusiran roh. Ia juga terseret dalam rahasia keluarga yang lama terkubur, sejarah kolonial yang menyisakan dendam, hingga pusaran intrik Gereja yang tak selalu bersih. Setiap pertempuran membawa luka baru, tetapi juga membuka tabir siapa dirinya sebenarnya.
Sementara itu, penyelidikan polisi muda, Iptu Laura pada kasus pembunuhan seorang pastor menyingkap keterlibatan kekuatan tak kasatmata yang menentang Gereja. Dari rahasia kolonial Belanda, kutukan lama yang belum berakhir, hingga organisasi bayangan yang menjaga keseimbangan terang dan gelap, semuanya menjerat Metta dalam lingkaran yang tak bisa ia hindari.
Pertarungan demi pertarungan membawa Metta pada dilema terbesar, apakah ia akan menggunakan sisi gelap dalam dirinya untuk mengalahkan kegelapan yang lebih besar, atau tetap bertahan di jalur terang meski itu berarti mengorbankan nyawanya.