Tentu ada perbedaan yang terasa ketika saya mendengarkan tembang ini dinyanyikan oleh penyanyi aslinya. Gaya benyanyi khas dari Rani, sudah terlalu melekat dalam benak saya, sehingga rasanya sulit untuk berpindah ke versi lain, sekalipun itu versi aslinya.
Namun di luar perbedaan itu, esensi dari tembang lawas tetaplah sama. Ia mampu membawa kita menyusuri lorong-lorong kenangan, menaruh rasa haru pada bait-bait sederhana, dan menyalakan kembali lilin cinta yang hampir padam di dalam dada.
Lantas, masih adakah generasi muda masa kini yang punya telinga unik seperti telinga saya? Yang merasakan ketenangan, dan sukacita di dalam hati ketika mendengar tembang-tembang lawas. Tahukah mereka bahwa sebenarnya ada banyak pesan kebaikan yang terkandung dalam setiap tembang-tembang lawas yang bergema?
Sesungguhnya tembang lawas bukan hanya sekadar lagu, melainkan nafas, seni, dan legenda dari sebuah zaman. Di dalamnya ada jejak sejarah, ada denyut cinta, serta air mata yang diam-diam membasahi hati. Maka biarlah tembang lawas tetap bergema, agar kita tak kehilangan cermin dari masa lalu yang tak pernah bisa tergantikan.(*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI